Hari Jadi Ke-543, Ini 5 Fakta Menarik Kota Bogor yang Perlu Kamu Tahu

Bogor, IDN Times - Bogor akan merayakan hari jadi ke-543 pada 3 Juni 2025. Sudah lima abad lamanya daerah penyangga Daerah Khusus Jakarta ini memberikan banyak kontribusi terhadap Pemerintah Indonesia. Selain urusan objek wisata, Bogor masih menjadi daerah yang menarik karena hal-hal lainnya di Jawa Barat.
Bogor memiliki dua kepemerintahan, yaitu kabupaten dan kota. Pemecahan ini dilakukan karena wilayah Bogor sangat luas, sehingga dilakukan pemekaran. Bogor juga tergolong spesial karena memiliki Istana Kepresidenan di mana sebelumnya sempat ditempati secara penuh oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
Penduduk wilayah Bogor tergolong padat. Berdasarkan data BPS Kota Bogor, pada 2023 jumlah penduduk di sana mencapai 1.127.408 jiwa. Jumlah ini mengalami peningkatan sejak tahun 2019 yang hanya 1.048.610 jiwa.
Selain jumlah penduduk yang cukup padat, banyak fakta-fakta menarik lainnya dari Kota Bogor. Penasaran? Berikut cuplikan IDN Times berdasarkan data resmi BPS dan Pemkot Bogor.
1. Masih banyak masyarakat yang menggunakan angkot

Angkutan umum menjadi moda transportasi masyarakat di Kota Bogor. Namun, jumlah penumpang di Kota Bogor sempat menurun pada tahun 2019-2021, meski kembali mengalami peningkatan pada 2022. Jumlah penumpang paling tinggi yaitu pada tahun 2019 sebesar 24.060.642 penumpang.
Sedangkan jumlah paling rendah yaitu pada tahun 2021 sebesar 12.201.950 penumpang, karena mobilitas yang masih terbatas akibat pandemi COVID-19. Salah satu moda angkutan yang sering digunakan masyarakat di Kota Bogor adalah angkutan umum (angkot).
Namun, saat ini Pemerintah Kota Bogor sedang berupaya mengurangi jumlah angkot yang dianggap sebagai sumber kemacetan, dengan menata transportasi menuju transportasi terpadu, menyediakan banyak bus kota, dan mendukung aksesibilitas.
2. Minat ke perpustakaan masih minim

Pengunjung perpustakaan di Bogor per tahunnya mengalami penurunan, utamanta pada Tahun 2019 hingga tahun 2023. Penurunan terbesar sekaligus sebagai nilai terendah terjadi pada tahun 2020, di mana kunjungan menurun sebesar 19.189 kunjungan daripada tahun 2019. Kemudian di tahun 2021, kunjunga kembali menurun sebesar 8.517 kunjungan.
Adapun total jumlah pengunjung perpustakaan di Kota Bogor pada 2019 mencapai 28.790 orang; 2020 ada 9.601 orang; 2021 mencapai 1.084 orang; 2022 kembali meningkat mencapai 5.249 orang; dan 2023 ada 99.615 orang.
Keberadaan Gedung Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor yang dibangun tahun 2022 ini diklaim dapat menambah kunjungan ke Perpustakaan Kota Bogor. Sehingga pada 2023 jumlah pengunjung perpustakaan meningkat menjadi 99.615 orang.
3. Sektor pariwisata masih menyumbang PAD

Sektor pariwisata di Kota Bogor memiliki potensi dalam mendukung pendapatan daerah dan perekonomian masyarakat. Hal tersebut dapat terlihat melalui kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD Kota Bogor yang diperoleh dari pajak hotel, pajak restoran, dan pajak hiburan.
Pada 2022, kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD sebesar Rp287,860,632,150 atau 25.08 persen berdasarkan data BAPENDA 2023.
Adapun pendapatan yang diperoleh dari rumah makan atau restoran, baik melalui pajak maupun pengeluaran langsung wisatawan. Sementara jumlah restoran atau tempat makan di Kota Bogor mengalami peningkatan dari 2019 hanya 198 restoran pada tahun 2023 meningkat menjadi 923 restoran.
4. Bagaimana dengan Usia Harapan Hidup (UHH) di Bogor?

Menurut BPS, angka UHH Kota Bogor tahun 2023 sebesar 74,45 tahun dengan peningkatan 32 tahun dibandingkan capaian tahun 2022. Apabila dibandingkan dengan wilayah lain maka UHH Kota Bogor menempati posisi tertinggi kelima. Pengeluaran perkapita yang disesuaikan Kota Bogor mengalami peningkatan dari tahun 2019 hingga 2023.
Pada tahun 2019 besaran pengeluaran perkapita yang disesuaikan yaitu Rp11,8 juta per orang per tahun, kemudian meningkat menjadi Rp12,6 juta per orang per tahun pada tahun 2023.
Apabila dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di sekitar Kota Bogor, besaran pengeluaran perkapita yang disesuaikan Kota Bogor menduduki posisi tertinggi ke-empat setelah Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kota Tangerang.
5. Banyak RTH dan bangunan sesuai IMB

Luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik dari tahun 2019 hingga 2023 menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan. Pada 2019, luasan RTH publik tercatat sebesar 540,778 hektare. Namun, pada 2020, angka ini mengalami penurunan drastis menjadi hanya 23,055 hektare.
Pada 2021 terjadi lonjakan luar biasa dengan luasan RTH mencapai 4.682.840 hektare, yang kemudian sedikit meningkat menjadi 4.704.040 hektare pada tahun 2022. Pada\ 2023, data menunjukkan penurunan tajam dengan luasan RTH publik hanya sebesar 1,01 hektare.
Kemudian, kesesuaian bangunan dengan IMB yang telah dibangun pada tahun 2020 mengalami penurunan menjadi 94,18 dari tahun sebelumnya, 2019 dengan total 99,40. Pada tahun 2021, kesesuaian kembali meningkat menjadi 99,88, dan pada 2022 kesesuaian kembali meningkat menjadi 99,59.
Setelah itu, pada 2023, kesesuaian kembali meningkat menjadi 99,88. Dari tahun 2019 hingga 2022, pencegahan bangunan tidak ber-IMB di Kota Bogor meningkat setiap tahunnya.
Pada tahun 2019, pencegahan bangunan tidak ber-IMB sebanyak 72,80, pada tahun 2020 sebanyak 87,15, pada tahun 2021 sebanyak 88,46, pada tahun 2022 sebanyak 95,18, dan pada tahun 2023 sebanyak 86,98 bangunan tidak ber-IMB.