Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Gempa Darat di Sumedang, BPBD: Belum Ada Laporan Bangunan Terdampak

Ilustrasi gempa. (IDN Times/Arief Rahmat)

Sumedang, IDN Times - Gempa kembali terjadi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Rabu (21/5/2025). Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi gempa berada di 6.83 LS, 107.94 BT (Pusat gempa berada di darat 4 Km Timur Laut Kabupatem Sumedang, sekitar pukul 03.01 WIB.

"Gempa dengan kedalaman 4 km (kilometer) dirasakan di sekitar Kecamatan Cimalaka," ungkap laporan BMKG dikutip IDN Times.

Sementara itu, hingga pukul 06.00 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang belum mendapatkan informasi jika ada bangunan yang rusak parak, termasuk jika ada laporan korban atas gempa ini.

"Dari laporan Pusdalops BPBD Kabupaten Sumedang hasil pantauan sementara belum ada laporan dampak gempat tersebut," kata Pranata Humas Ahli Muda BPBD Provinsi Jawa Barat, Hadi Rahmat.

Gempa di Sumedang sempat membuat banyak rumah rusak terjadi pada Januari 2024. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan pemetaan dan mendapati bahwa gempa tersebut akibat segmen patahan/sesar baru yaitu Patahan Cipeles dengan lokasi tipe di Sungai Cipeles. Arah segmen patahan ini Barat Daya - Timur Laut relatif ke arah Utara (NNE - SSW) diduga menjadi penyebab gempa bumi yang berpusat di daerah Babakanhurip, Sumedang Utara.

Pemantauan gempa bumi di sekitar Cekungan Bandung, termasuk wilayah Sumedang telah lama dilakukan oleh Pusat Survei Geologi (PSG) Badan Geologi. Jaringan seismometer ini dipasang tahun 1999 di 4 (empat) lokasi yakni di daerah Lembang, Padalarang, Ciparay dan Soreang.

Hasil pemantauan gempa bumi mikro memberikan gambaran adanya pusat-pusat gempa berasosiasi dengan beberapa kelurusan di sekitar Cekungan Bandung, salah satunya kelurusan Cileunyi-Tanjungsari. Kelurusan ini teridentifikasi dari citra landsat berarah relatif timur laut-barat daya dari sebelah barat kota Sumedang hingga sekitar Cileunyi. Hasil pemantauan gempa bumi mikro pada rentang waktu 1999 hingga 2008 terdapat dua event yang berada pada lajur kelurusan ini.

Data bawah permukaan dari hasil penyelidikan geofisika mengkonfirmasi keberadaan dan kemenerusan Sesar Aktif Cileunyi-Tanjungsari. Di samping itu, terdapat histori gempa merusak yang berpusat di daerah Tanjungsari (pada lajur kelurusan) yang menimbulkan cukup banyak korban dan kerusakan bangunan. Sejumlah event tersebut telah memberikan bukti bahwa kelurusan Cileunyi-Tanjungsari merupakan sesar aktif yang perlu diwaspadai.

Menjadian gempa bumi Sumedang di awal tahun 2024 menambah keyakinan akan aktivitas sesar patahan Cipeles, karena pusat-pusat gempa juga berada pada lajur sesar. Tambahan data kegempaan di lajur sesar ini juga diperoleh dari jaringan 70 seismometer passive seismic tomography (PST) yang dipasang di wilayah Kabupaten Sumedang, Majalengka, Indramayu, Cirebon dan Kuningan, selama kurun waktu Agustus-September 2023.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us