Fenomena Awan Cumulonimbus Tampaik di Wilayah Bandung Sampai Garut

- Penyebab terjadinya awan CumulonimbusMenurut BMKG, fenomena petir dalam awan terjadi akibat akumulasi dan perbedaan muatan listrik di dalam awan badai.
- Dampak fenomenaFenomena ini merupakan kejadian alamiah yang umum terjadi di wilayah tropis, termasuk Indonesia. Petir dalam awan tidak menimbulkan dampak langsung seperti sambaran petir ke tanah.
- Hoaks yang beredar di masyarakatBeredar informasi menyesatkan tentang erupsi Gunung Guntur dan tanda-tanda bencana besar yang akan segera terjadi. Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan menghindari aktivitas di ruang terbuka saat hujan petir.
Bandung, IDN Times - Masyarakat di kawasan Bandung hingga Kabupaten Garut melaporkan adanya fenomena petir yang tampak menyala-nyala di dalam awan. Berdasarkan analisis awal, fenomena tersebut merupakan petir dalam awan (intra-cloud lightning) yang terjadi pada awan Cumulonimbus.
Kilatan cahaya terlihat jelas menerangi langit, meskipun tidak selalu diikuti suara guntur yang keras.
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan, fenomena serupa juga ramai direkam warga di Kecamatan Majalaya, Baleendah, dan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung pada waktu ba’da Maghrib. Berdasarkan pantauan satelit cuaca, awan Cumulonimbus terdeteksi terbentuk di wilayah Bogor, bergerak ke arah perbatasan Banten, kemudian disusul dengan kemunculan awan Cumulonimbus di Sukabumi.
"Kondisi atmosfer tersebut menunjukkan aktivitas konvektif yang cukup tinggi di kawasan Jawa Barat bagian tengah hingga barat," kata Teguh, Senin (22/9/2025).
1. Penyebab terjadinya awan Cumulonimbus

Menurutnya, fenomena petir dalam awan terjadi akibat akumulasi dan perbedaan muatan listrik di dalam awan badai. Kristal es bermuatan positif terbawa ke puncak awan, sementara butiran air dan es yang lebih berat bermuatan negatif berkumpul di bagian bawah awan.
Ketidakseimbangan muatan ini menimbulkan pelepasan energi listrik di dalam awan, sehingga muncul kilatan cahaya yang dikenal sebagai intra-cloud lightning atau sheet lightning.
2. Dampak fenomena

Fenomena ini merupakan kejadian alamiah yang umum terjadi di wilayah tropis, termasuk Indonesia. Secara umum, petir dalam awan tidak menimbulkan dampak langsung seperti sambaran petir ke tanah.
Namun, keberadaan awan Cumulonimbus yang memunculkan petir ini tetap berpotensi disertai hujan deras, angin kencang, dan sambaran petir ke permukaan bumi.
3. Hoaks yang beredar di masyarakat

Seiring dengan beredarnya fenomena ini, muncul pula berbagai informasi menyesatkan di masyarakat, di antaranya:
1. Erupsi Gunung Guntur: Beredar kabar di media sosial bahwa Gunung Guntur mengalami erupsi. Informasi tersebut tidak benar. Hingga saat ini, tidak ada aktivitas erupsi di Gunung Guntur. Kondisi gunung masih dalam status normal dan terus dipantau oleh PVMBG.
2. Informasi Hoax Lainnya: Terdapat pula isu lain yang mengaitkan fenomena petir dalam awan dengan tanda-tanda bencana besar yang akan segera terjadi. Hal tersebut tidak memiliki dasar ilmiah. Petir dalam awan merupakan fenomena alamiah biasa akibat aktivitas listrik di awan Cumulonimbus.
Masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang menyertai pembentukan awan Cumulonimbus. Diimbau pulau menghindari aktivitas di ruang terbuka saat hujan petir, tidak berteduh di bawah pohon atau tiang listrik, dan memastikan peralatan elektronik terlindungi dari sambaran petir.