Disperindag Jabar Dorong Peningkatan IPK Lewat Pelajar SD-SMA

- Provinsi Jawa Barat mencatat IPK tertinggi di Indonesia yakni 63,13, melampaui rata-rata nasional.
- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jabar menginisiasi kegiatan “Jabar Kabisa: Abdi Nagri Ngawula Rakyat” untuk meningkatkan IPK.
- Kementerian Perdagangan juga memperkenalkan Gerakan Kamis Lokal (Gaspol) atau Gerakan Kamis Pakai Produk Lokal yang mengajak masyarakat menggunakan produk lokal setiap hari Kamis.
Bandung, IDN Times - Data Kementerian Perdagangan menyebutkan Indeks Pemberdayaan Konsumen (IPK) Indonesia tahun 2024 mencapai 60,14. Dari data tersebut, Provinsi Jawa Barat mencatat IPK tertinggi di Indonesia yakni 63,13, melampaui rata-rata nasional.
Artinya, konsumen di Jawa Barat paling rasional dalam membeli sebuah produk. Meski begitu, untuk terus meningkatkan IPK itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jabar menginisiasi kegiatan “Jabar Kabisa: Abdi Nagri Ngawula Rakyat” di Sport Jabar Arcamanik, Kamis (13/11/2025) hinga Jumat (14/11/2025).
Dalam gelaran ini sejumlah layanan yang dapat diakses langsung di lokasi, antara lain Sertifikasi Halal, Fasilitasi Pendampingan Penerbitan Nomor Induk berusaha (NIB), Konsultasi Layanan Pajak (NPWP), Konsultasi Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), dan Izin Edar Badan pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Kemudian, dibuka konsultasi Layanan SIINAS, TKDN, Surat Rekomendasi Merek, Pengujian Kopi, Kalibrasi, SNI, Informasi Standardisasi, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Administrasi Hukum Umum (AHU), Fasilitasi Kemasan, Konsultasi Pengujian Produk (K3L, TKDN), Jasa Standardisasi Produk Logam serta Calon Mitra Ritel.
Layanan publik lain, seperti Samsat Keliling, Penjualan Produk Pangan Beras SPHP, Cek Kesehatan Gratis, Klinik Perlindungan Konsumen, Jasa Perbankan, Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), Layanan Pengaduan Sistem Pembayaran, Layanan Kesehatan Hewan hingga Perpustakaan Keliling, turut dihadirkan.
1. Konsumen penting diedukasi sejak dini

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag RI) menyampaikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat atas komitmennya dalam memperkuat perlindungan konsumen dan mendorong kecintaan terhadap produk dalam negeri.
"Ini menunjukkan perhatian besar terhadap perlindungan konsumen dan penguatan pelaku usaha lokal," ujar Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kemendag RI, Ronald Jendri Silalahi.
Menurutnya, saat ini dibutuhkan partisipasi aktif langsung dari masyarakat, mengingat perdagangan saat ini tidak hanya dilakukan secara konvensional, melainkan ada e-commerce kini memudahkan pelaku usaha menjangkau pasar luas.
"Upaya perlindungan konsumen tidak akan optimal tanpa partisipasi aktif masyarakat dan dukungan pemerintah daerah. Perlindungan konsumen adalah tanggung jawab kita semua," ungkapnya.
2. Konsumen cerdas bisa meningkatkan perekonomian daerah

Sebagai bagian dari kampanye nasional, Kementerian Perdagangan juga memperkenalkan Gerakan Kamis Lokal (Gaspol) atau Gerakan Kamis Pakai Produk Lokal yang mengajak masyarakat menggunakan produk lokal setiap hari Kamis.
"Kami berharap Jawa Barat juga bisa menjadi pelopor gerakan seperti ini. Dengan semangat cinta produk Indonesia yang tumbuh di semua lapisan masyarakat, produk lokal akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ujarnya.
Sementara, Kadisperindag Jabar, Nining Yulistiani mengatakan, konsumen cerdas itu penting untuk mengembangkan perekonomian Jawa Barat yang akhirnya nanti bisa berdampak kepada menstabilkan harga dan menjaga inflasi.
"Kemudian meningkatkan ekonomi Jawa Barat, maka kemudian kita menyadari perlu adanya sinergi yang menyeluruh antara pelaku usaha, konsumen dan juga pemerintah," katanya.
3. Tanamkan konsumen cerdas sejak dini

Dalam kegiatan ini, Disperindag Jabar mengajak ratusan anak SD, SMP, SMA di Kota Bandung untuk mengikuti Talkshow Jabar Kabisa yang menghadirkan sejumlah narasumber dari kalangan akademisi, lembaga pemerintah, pelaku usaha, dan komunitas bersama Dinas yang membidangi sektor perdagangan di 27 kab/kota se-Jabar.
Nining mengatakan, alasan menggandeng Gen Z mengingat kampanye konsumen cerdas harus diberikan sejak dini, ditambah konsumen di tingkatan pelajar juga terbilang banyak.
"Anak-anak kita yang kemudian sebenarnya mereka adalah merupakan konsumen yang relatif banyak. Gen Z sekarang kan banyak sekali jumlahnya dan mereka adalah konsumen yang prospektif," katanya.
Menurutnya di usia remaja, anak-anak tersebut rentan tidak mengetahui hak dan kewajiban mereka sebagai konsumen.
"Dalam kaitan tersebut, kita kemudian berusaha untuk mendekati diri ke apa anak-anak siswa sekolah ini. Enggak hanya SMA, SMK, SD dalam kaitan ini kita biar mereka tarik ikut di acara ini," katanya.


















