Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dikurung di Rumah, Pemuda Keterbelakangan Mental Tewas Dalam Kebakaran

Ilustrasi rumah terbakar (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi rumah terbakar (IDN Times/Arief Rahmat)

Purwakarta, IDN Times - Kebakaran rumah menewaskan seorang pemuda keterbelakangan mental di Kampung Pasirangin, Desa Sirnagalih, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta. Menurut hasil penyelidikan polisi, rumah tersebut dalam keadaan terkunci saat kebakaran terjadi.

Kepala Polisi Resor Purwakarta Ajun Komisaris Besar Edwar Zulkarnain mendapat laporan kejadian itu sekitar pukul 12.00. “Kebakaran hanya satu rumah tinggal dan menyebabkan seorang pemuda meninggal dunia,” ujarnya, Rabu (26/10/2022).

Melalui keterangan Kepala Polisi Sektor Maniis Inspektur Satu Asep Nugraha, korban diketahui bernama Luki Setiawan (24). Korban diketahui memiliki latar belakang kondisi keterbelakangan mental.

1. Korban sengaja dikunci di dalam rumah oleh orang tua

ilustrasi anak autisme (unsplash.com/@nathananderson)
ilustrasi anak autisme (unsplash.com/@nathananderson)

Kapolsek menduga korban meninggal dunia karena tidak dapat menyelamatkan diri akibat kondisi mentalnya yang tidak stabil. Karena kondisinya itu pula, orang tua korban diduga sengaja meninggalkan korban dengan keadaan pintu rumah yang terkunci.

"Sebelum kebakaran terjadi, korban sedang berada di dalam rumah dalam keadaan terkunci. Sementara itu, orang tuanya sedang berada di warung (air minum) galon isi ulang, tempat berjualannya," tutur Asep berdasarkan hasil pemeriksaan polisi terhadap orang tua korban.

2. Ibu korban teriak minta tolong saat api sudah berkobar

Pexels/Andrea Piacquadio
Pexels/Andrea Piacquadio

Sementara itu, tetangga korban mengaku baru mengetahui kejadian kebakaran itu sekitar pukul 12.00 WIB. Tetangga yang berada di samping rumah korban itu mengaku mendengar teriakan minta tolong dari ibu korban setelah melihat api yang sudah berkobar hebat di rumahnya.

"Ibu korban berteriak meminta tolong kepada warga sekitar. Dia mengatakan bahwa anaknya berada di dalam rumah,” kata Asep mengutip kesaksian tetangga korban. Namun, tidak ada seorangpun warga yang berani masuk ke dalam rumah karena korbaran api semakin besar.

3. Tidak ada yang mengetahui penyebab kebakaran itu

IDN Times/Abdul Halim
IDN Times/Abdul Halim

Karena itu, warga pun segera menghubungi petugas pemadam kebakaran untuk datang ke lokasi. Tak butuh waktu lama, petugas pemadam kebakaran yang datang pun mampu memadamkan kebakaran kurang dari 30 menit, tepatnya hingga pukul 12.30 WIB.

Setelah padam, warga pun menemukan jasad korban dengan kondisi sangat mengenaskan. Polisi belum bisa memastikan penyebab kebakaran tersebut karena jajarannya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Melihat kerusakan yang cukup parah, Asep memperkirakan kebakaran tersebut menyebabkan kerugian hingga Rp 250 juta. "Penyebab kebakaran belum diketahui, masih dalam penyelidikan. Yang pasti, kondisinya sudah padam,” ujarnya menegaskan.

4. Polisi hentikan penanganan karena keluarga tolak otopsi

Ilustrasi ruang otopsi, IDN Times/ istimewa
Ilustrasi ruang otopsi, IDN Times/ istimewa

Sementara itu, keluarga korban menolak permintaan polisi untuk mengotopsi korban guna penyelidikan lebih lanjut. Pihak keluarga beralasan, kejadian tersebut merupakan musibah yang termasuk dalam takdir tuhan.

"Jenazah langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan setelah mereka membuat surat pernyataan menolak dilakukan otopsi,” kata Asep menyimpulkan bahwa penanganan kasus tersebut tidak dilanjutkan oleh kepolisian.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Abdul Halim
EditorAbdul Halim
Follow Us