Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dikdik-Bagja Pede Rebut Suara Mayoritas Pemilih di Pilwalkot Cimahi

Calon Wali dan Wakil Wali Kota Cimahi Nomoe Urut 1, Dikdik S Nugrahawan-Bagja Setiawan. (Rizki/IDN Times)

Cimahi, IDN Times - Bakal calon Wali Kota Cimahi nomor urut satu Dikdik Suratno Nugrahawan percaya diri menang di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Dia menyebutkan untuk bisa menang minimal ia harus meraih 51 persen suara.

"Saya target sebanyak-banyaknya. Yang jelas untuk menang minimalnya 50 plus 1 (persen)," kata Dikdik ketika menyapa masyarakat Cibabat, Kota Cimahi, Rabu (2/10/2024).

1. Pengusung Dikdik-Bagja pemilik suara mayoritas DPRD Cimahi

Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cimahi, Dikdik S Nugrahawan - Bagja Setiawan. (Istimewa)

Dikdik kian percaya diri karena pengusungnya adalah partai penguasa berdasarkan hasil Pemilu 2024. Eks Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cimahi yang berpasangan dengan Bagja Setiawan di Pemilihan Wali dan Wakil Wali Kota Cimahi itu diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golkar, Partai Demokrat dan Partai NasDem.

Pada Pemilu 2024, PKS meraih suara 70.624 atau 20,75 persen dengan total sembilan kursi DPRD Cimahi. Kemudian Partai Golkar meraih 47.598 suara atau 13,98 persen dengan tujuh kursi DPRD Cimahi; Partai Demokrat meraih 26.749 suara atau 7,86 persen dengan enam kursi di DPRD Cimahi; dan Partai NasDem meraih 37.612 suara atau 11,05 persen dengan lima kursi DPRD Cimahi.

Dengan begitu jika diakumulasikan raihan suara keempat partai pengusung Dikdij-Bagja itu mencapai total 182.583 suara atau 53,64 persen.

"Ditambah dengan dukungan masyarakat yang luar biasa. Tentunya ini menjadi modal bagi saya dan Pak Bagja untuk Pilkada 2024," ucap Dikdik.

2. Siapkan solusi atasi zonasi PPDB

Ilustrasi Pilkada (IDN Times/Mhd Saifullah)

Dikdik mengatakan, ia sudah membagi tugas bersama pasangannya untuk terus menyapa masyarakat dengan menawarkan program-program. Di antaranya solusi mengenai sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang banyak dikeluhkan masyarakat.

"Saya sudah punya konsep tentang zonasi ini yang mana dari hasil pendalaman kepada masyarakat ada harapan-harapan yang insya Allah akan saya tindaklanjuti," kata Dikdik.

Soal penghapusan sistem zonasi dalam PPDB, Dikdik menyebutkan hal itu merupakan kebijakan dari pemerintah pusat. Namun yang pasti, kata dia, semua anak di Kota Cimahi harus mendapat akses pendidikan yang mudah dan tidak memberatkan.

"Saya dalam hal ini tidak berhak mengatakan setuju atau tidak setuju (PPDB dihapuskan) karena itu produk kebijakan dari pemerintah pusat. Tapi memang dalam sebuah kebijakan tidak dapat dilakukan sempurna, selalu ada yang kurang tapi jangan sampai tidak memberikan ketidakadilan," kata Dikdik.

3. Suara Pemilu jadi modal awal Dikdik-Bagja

ilustrasi pilkada (IDN Times/Esti Suryani)

Untuk bisa memenangkan Pilwalkot Cimahi, Dikdik-Bagja harus bersaing dengan dua pasangan lainnya yakni pasangan nomor urut dua Ngatiyana-Adhitia dan pasangan nomor urut tiga Bilal Insan Muhammad Priatna-A Mulyana.

Mereka akan memperebutkan 419.974 suara pemilih yang masuk daftar pemilih tetap (DPT) di Pilkada 2024.

Ketua DPD PKS Kota Cimahi Wahyu Widyatmoko mengatakan, raihan suara Pemilu 2024 dari partai politik ditambah para caleg tentunya menjadi modal untuk memenangkan Dikdik-Bagja di Pilkada 2024.

"Kalau kami optimistis karena memang Pemilu 2024 masih hangat. Sehingga suara Pemilu 2024 bisa diambil kembali dan ini menjadi modal yang cukup besar saya rasa dibandig yang lainnya," ujar dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us