Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Di Kawasan Bandung Raya, Persentase Warga Miskin Tertinggi ada di KBB

Ilustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)
Intinya sih...
  • Angka kemiskinan di Jawa Barat menurun
  • Pengangguran naik meski angka kemiskinan turun
  • Aplikasi Nyari Gawe membantu pencarian kerja di Jawa Barat
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Kabupaten Bandung Barat menjadi daerah dengan presentase warga miskin per Maret 2025. Dibandingkan daerah lainnya, di daerah ini ada 9,87 persen warga miskin dengan jumlah mencapai 169,66 ribu jiwa. Meski demikian jika melihat jumlah orang, paling banyak masih berada di Kabupaten Bandung dengan 236 ribu jiwa atau 6,04 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan terendah di Bandung Raya adalah Kota Bandung (3,78%) diikuti oleh Kota Cimahi (4,20%) dan Kabupaten Bandung (6,04%).Sedangkan tingkat kemiskinan tertinggi di Bandung Raya adalah di Kabupaten Bandung Barat (9,87%) dan Kabupaten Sumedang (8,81%).

Kepala BPS Bandung Samiran menuturkan, Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat beserta Kabupaten/Kota di sekitarnyamerupakan salah satu dari rangkaian wilayah tingkat II dengan tingkat pembangunan ekonomi

yang relatif dinamis. Sejalan dengan perkembangan ekonominya, wilayah Bandung Raya (KotaBandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang) juga memiliki dinamika kemiskinan yang terbawa dalam setiap pertumbuhan suatu wilayah.

"Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan," kata Samiran dari publikasi BPS Bandung dikutip, Minggu (12/10/2025).

1. Angka kemiskinan Jawa Barat membaik

ilustrasi kemiskinan (Unsplash/Jonathan Kho)
ilustrasi kemiskinan (Unsplash/Jonathan Kho)

Sementara dalam skala provinsi, angka kemiskinan di Jawa Barat pun cenderung menurun di mana pada Maret 2024 presentasenya mencapai 3,85 juta atau 7,46 juta, sedangkan Maret 2025 sekarang di angka 3,65 juta atau 7,02 persen.

Adapun perubahan jumlah penduduk miskin pada September 2024 ke Maret 2025 di mana daerah perkotaan naik 66,02 ribu orang, sementara ada penurnan di daerah pedesaan sebesar 79,63 ribu orang.

Adapun Garis Kemiskinan (GK) Maret 2025 sebesar Rp547.752/kapita/bulan, naik sebesar 2,29 persen dibandingkan September 2024. Sumbangan komoditi makanan terhadap GK mencapai

74,88 persen.

Penduduk miskin Maret 2025 sebanyak 3,65 juta orang atau 7,02 persen, berkurang 13,61 ribu orang atau turun 0,06 persen poin dibandingkan September 2024. Dan untuk Indeks kedalaman kemiskinan Maret 2025 sebesar 1,17 dan Indeks Keparahan Kemiskinan sebesar 0,29. Keduanya mengalami kenaikan dibandingkan September 2024.

2. Percepat orang cari kerja

ilustrasi lowongan kerja (IDN Times/Nathan Manaloe)
ilustrasi lowongan kerja (IDN Times/Nathan Manaloe)

Pada dara terakhir, ada persoalan di mana angka kemkiskinan turun tapi angka pengangguran naik. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jabar pada Februari 2025 sebesar 6,74 persen, turun dibandingkan TPT Agustus 2024 sebesar 6,75 persen. Meski begitu, jumlah pengangguran justru naik. Untuk mengatasi hal ini, Pemprov Jabar meluncurkan aplikasi Nyari Gawe untuk memberikan kemudahan orang mencari kerja.

Aplikasi pencarian kerja milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Nyari Gawe, diserbu banyak warga. Berdasarkan data Kamis (9/10/2025), tercatat 9.726 orang telah melamar pekerjaan melalui platform digital tersebut.

Jumlah pelamar berasal dari wilayah Jawa Barat itu sendiri, karena pemerintah provinsi menginginkan agar warga di 27 kabupaten dan kota bisa bekerja daerah masing-masing dan bisa menekan angka pengangguran yang ada di Jabar.

3. Tetap ada seleksi pada calon pekerja

ilustrasi lowongan kerja (unsplash.com/Firza Pratama)
ilustrasi lowongan kerja (unsplash.com/Firza Pratama)

Peluncuran aplikasi Nyari Gawe dilakukan Dedi di PT Sun Bright Lestari, Kabupaten Indramayu, pada Selasa (7/10/2025). Aplikasi ini diharapkan menjadi terobosan dalam mempertemukan pelaku industri dengan calon tenaga kerja lokal secara cepat, efisien, dan transparan.

Mekanisme pendaftaran di aplikasi ini pun dibuat sederhana. Data pencari kerja yang terdaftar, seperti nama dan nomor telepon, akan diteruskan oleh Dinas Tenaga Kerja ke perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.

"Selanjutnya oleh HRD dipanggil untuk seleksi, jadi tidak perlu melamar secara manual. Tidak usah capek-capek," kata Dedi.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Pemkot Bandung Janji Siapkan 30 UMKM Center Dukung Perekonomian Warga

12 Okt 2025, 14:52 WIBNews