Dedi Mulyadi Siap Turun Tangan Sudahi Konflik Bandung Zoo Jika Diminta

- Dedi Mulyadi menyerahkan konflik Bandung Zoo kepada Pemerintah Kota Bandung, namun siap turun tangan jika diminta.
- Dedi fokus menyelesaikan permasalahan jalan dan jembatan di Jawa Barat, tidak akan campur dalam konflik Bandung Zoo tanpa permintaan.
- Konflik internal pengurus Bandung Zoo berlanjut, menyebabkan kebun binatang ditutup sementara dan opsi pencabutan izin lembaga konservasi Yayasan Margasatwa Tamansari dipertimbangkan.
Bandung, IDN Times - Konflik pengurusan yang ada di Bandung Zoo saat ini masih belum menemui titik terang. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyerahkan persoalan ini kepada Pemerintah Kota Bandung.
Hanya saja, Dedi mengaku siap apabila diminta untuk menyelesaikan konflik tersebut. Menurutnya, kewenangan dan aturan mengenai Bandong Zoo ada di Pemerintah Kota Bandung, sehingga dirinya memastikan tidak akan ikut campur terlebih dahulu.
"Kan kewenangannya ada di pemerintahan kota ya. Sampai hari ini kan kami tidak diminta untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut. Saya kan membatasi diri hari ini. Tidak masuk dulu ke wilayah yang menjadi kewenangan kota tanpa diminta," ucap Dedi dikutip Sabtu (9/8/2025).
1. Urusan kewenangan Pemprov Jabar lainnya masih banyak yang harus diselesaikan

Dedi menyampaikan, saat ini banyak permasalahan di jalanan Jawa Barat yang perlu diselesaikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Salah satunya mengenai jembatan yang terputus di Sukabumi, persoalan-persoalan yang menyita perhatian lainnya.
"Kecuali hal-hal yang mendasar yang itu menjadi keributan rakyat. Jalan misalnya kabupatennya rusak banget pasti saya intervensi. Jembatan, nih bayangin, Sukabumi itu ada lima jembatan yang terputus yang anaknya sekolah nyeberang sungai. Hari ini empat jembatan sudah dibangun," kata dia.
Dengan begitu, lanjut Dedi, untuk saat ini tidak ada intervensi terkait permasalahan Bandung Zoo karenan kewenangan ada di Pemerintah Kota Bandung. Namun, dia mengaku siap apabila diminta untuk menuntaskan permasalahan tersebut.
"Tapi kalau kebutuhan lain seperti pengelolaan kebun binatang, karena menyangkut kelembagaan, yayasan, kami menghormati siapa dan siapa yang memiliki otorisasi. Hari ini akan selesaikan kalau saya diminta," ucap Dedi.
2. Konflik Bandung Zoo masih berlanjut

Sebelumnya, konflik internal pengurus Bandung Zoo sampai saat ini masih berlanjut. Kondisi kebun binatang pun dipastikan masih ditutup sementara untuk masyarakat, dan dipastikan belum akan dibuka dalam waktu dekat.
Meski ada pengumuman bahwa operasional Bandung Zoo bisa dilakukan kembali akhir pekan ini, informasi itu masih disanggah oleh manajemen.
"Dari BKAD dan Polrestabes Bandung, kami tidak ada pemberitahuan sampai kapan penutupan akan berlangsung. Mestinya memang sampai ada keputusan lebih lanjut dari pemerintah," kata Yulita selaku Juru Bicara Yayasan Margasatwa Indonesia (YMT), Jumat (8/8/2025).
Menurutnya, dia sudah mendapat informasi bahwa ada narasi Bandung Zoo akan dibuka akhir pekan ini oleh manajemen lama melalui media sosial Bandung Zoo. Namun, Yuli heran dengan unggahan tersebut karena hingga saat ini tidak ada dasar untuk mereka menjalankan kembali Bandung Zoo.
"Sekali lagi, kami heran kenapa bisa se-confident itu, info dari mana atau atas dasar apa. Sementara kami tidak mendapat update (infor terbaru) apapun," kata dia.
3. Pemerintah Kota Bandung kini tengah berusaha menyelesaikan persoalan ini

Sementara itu Pemkot Bandung membuka opsi melibatkan Kemenhut untuk mencabut izin lembaga konservasi Yayasan Margasatwa Tamansari selaku pengelola.
Kepala Sub Bidang Pengamanan Barang Milik Daerah dan Pencatatan Barang Persediaan BKAD Kota Bandung, Herman Hari Rustaman mengatakan bahwa opsi itu diambil apabila konflik internal antara dua manajemen yang berselisih berlanjut dan tidak kunjung diselesaikan.
"Kalau dua kubu yayasan tidak bisa berdamai, Pemkot Bandung akan bersurat ke Kementerian Kehutanan untuk mengajukan pencabutan izin lembaga konservasi," ujar Herman.
Sementara itu, Yaya Suhaya selaku Ketua Serikat Pekerja Mandiri Derenten (SPMD) menjelaskan bahwa konflik beberapa hari kemarin diduga berasal dari Taman Safari Indonesia (TSI) menggandeng lembaga keamanan Red Guard guna menyerbu kebun binatang Bandung.
Gerbang utama didobrak, pintu manajemen dijebol, dan para pekerja yang menginap di dalam dipaksa keluar secara paksa. Tak hanya karyawan, belasan petugas keamanan internal Bandung Zoo pun ikut diusir.
"Kami sangat khawatir terhadap satwa, terutama bayi-bayi yang harus diberi pakan pagi hari. Kalau tidak segera ditangani, bisa mati satu per satu," ungkap Yaya.
Tak satu pun bisa masuk ke area kerja untuk memberi makan satwa, termasuk bayi-bayi hewan yang butuh susu dan perawatan intensif. Kendaraan pengangkut pakan pun tertahan.
"Ini bukan konflik biasa. Ini sudah masuk tahap pengambilalihan paksa, dan satwa jadi sandera," ujar Humas Bandung Zoo, Sulhan Syafei.