Harga Ayam dan Telur Tak Turun-turun, Diduga Akibat Program MBG

- Harga ayam dan telur terus naik dalam sebulan terakhir, mencapai Rp5.000 untuk ayam dan Rp32 ribu per kg untuk telur.
- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah diduga membuat permintaan ayam naik, sementara pembelian telur menurun.
- Pemerintah Kota Bandung memantau kenaikan harga ayam dan telur, sulit turun karena tingginya permintaan dari masyarakat.
Bandung, IDN Times - Harga daging ayam dan telur terus mengalami kenaikan dalam sebulan terakhir. Kondisi ini dikeluhkan bukan hanya pembeli tapi para pedagang seperti di Pasar Sederhana, Kota Bandung.
Salah satu pedagang ayam potong, Yudi (35), mengatakan bahwa harga ayam masih alami kenaikan mencapai Rp5.000 dalam beberapa minggu. Harga tertinggi adalah ajam pejantan di mana satu kilogram (kg) bisa mencapai Rp55 ribu.
"Kalau yang ayam paling murah ada Rp38 ribu sekilonya. Ayam kan beda-beda ada yang besar ada yang kecil, ada ayam TG (broiler muda) Rp52 ribu dan boiler untuk 7 ons Rp48 ribu, kata Yudi ditemui di tempat datang, Rabu (22/10/2025).
1. Cari ayam hingga ke Cirebon

Dia menuturkan, harga yang naik kemungkinan bukan karena pakan ayam naik. Justru lebih pada peningkatan permintaan. Adanya program makan bergizi gratis (MBG) yang digagas pemerintah jelas ikut membuat permintaan ayam ikut naik.
"Sekarang cari ayam bisa sampai ke Cirebon, itu juga kalau ada. Biasanya saya cari di sekitar Bandung atau Tasikmalaya, tapi udah susah barangnya," kata dia.
Karena permintaan yang banyak sedangkan jumlah peternak dan hasilnya masih sama, jadi ada perebutan ayam di tingkat peternak. Alhasil harga yang dipatok peternak makin tinggi dan semakin tidak menentu.
2. Pembelian telur menurun

Sementara itu, pedagang telur, Dewa Anta menyebut bahwa harganya sekarang mencapai 32 ribu per kg. Harga ini sangat tinggi karena biasanya berada di kisaran Rp26 ribu hingga Rp 30 ribu per kg.
"Telur itu biasanya naik turun setiap hari. Kalau ini udah seminggu ga turun," paparnya.
Bukan hanya harga naik, pedagang pun kesulitan untuk menjualnya sekarang. Banyak pembeli yang kemudian membeli tidak banyak ketika harganya melambung.
3. Permintaan dari masyarakat tinggi

Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengawasan, Kemeterologian, Disadagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa mengatakan bahwa pemerintah Kota Bandung pun sudah melakukan pemantauan dalam sebulan ke belakang. Harga ayam dan telur memang naik dan sulit turun.
Yang paling penting sekarang harus disiapkan adalah distributor memiliki produk yang akan dijual. Jangan sampai ayam dan telur yang dibutuhkan masyarakat tidak ada di pasaran.
"Karena sekarang yang penting itu di lapangannya barang ada, tidak kosong," papar Meiwan.
Untuk kemungkinan penurunan harga memang agak sulit karena permintaan dari masyarakat pun tinggi. Berbeda halnya ketika produksi tinggi dan permintaan rendah, maka bisa ada penurunan harga.