DBD di Jabar Tembus 23.804 Kasus, Total Kematian Capai 84 Jiwa

- Jumlah kasus DBD di Jabar mencapai 23.804 jiwa, dengan 84 kematian.
- Kasus tersebar di seluruh kabupaten dan kota di wilayah Jabar, dengan Kabupaten Karawang memiliki kasus dan kematian tertinggi.
- Rata-rata usia yang terkena DBD adalah 15-44 tahun, dengan Kota Bandung, Kota Depok, dan Kota Bekasi juga memiliki angka kematiannya tinggi.
Bandung, IDN Times - Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Jawa Barat periode Januari-Juni 2025 sudah menjangkit 23.804 jiwa. Ada sebanyak 84 jiwa di antaranya dinyatakan meninggal akibat gigitan nyamuk aedes aegypti itu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat, Vini Adiani Dewi mengatakan, kasus ini tersebar di seluruh kabupaten dan kota di wilayah Jabar, dengan Kabupaten Karawang sebagai daerah dengan pasien tertinggi.
"Total kasus selama enam bulan ini mencapai 23.804 kasus dengan 84 kematian, sementara kota dengan kasus tertinggi, Kabupaten Karawang 3.987 kasus, dan angka kematian tertinggi juga ada di Kabupaten Karawang 15 jiwa," ujar Vini saat dikonfirmasi, Selasa (5/8/2025).
1. Kasus DBD di Jabar tidak stagnan

Meski tergolong banyak, Vini mengklaim angka tersebut mengalami penurunan di setiap bulannya walau jumlahnya tidak signifikan. Seperti pada bulan April angka temuan kasus cukup menurun dibandingkan bulan Maret 2025. Begitu juga pada tahun sebelumnya di periode yang sama.
"Jadi maksudnya tidak tidak meningkat setajam yang kemarin. Yang terbanyak kasus itu ada di Kabupaten Karawang, Kota Bekasi, Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi. Nah, ini agak bergeser juga," ucapnya.
Tahun sebelumnya di Kabupaten Bandung Barat ditemukan banyak kasus, dan saat ini mengalami penurunan. Kondisi ini terjadi karena ada intervensi langsung dari pemerintah daerah masing-masing.
"Ternyata DBD ini sekali lagi tidak stagnan ya. Tetap ada usaha dari pemerintahnya untuk menekan kasus. Kami di Februari 501 kasus, Maret turun 342 kasus. April 307 kasus, Mei 340, Juni 179 kasus," tutur Vini.
2. Kota Bandung mengalami sedikit penurunan jumlah kasus

Rata-rata pasien yang terkena DBD di Jawa Barat berada di usia 15-44 tahun. Sementara soal kasus yang berujung kematian, daerah dengan catatan yang tinggi ialah Kota Bandung, Kota Depok, dan Kota Bekasi. Vini memastikan, untuk Kota Bandung sendiri ada sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, namun belum memastikan apakah hal ini apakah ada kaitannya dengan program nyamuk Wolbachia.
"Saya belum mendalami secara dalam, karena kan enggak bisa diperbandingkan. Tapi kalau lihat dari sini, dulu Bandung selalu ranking satu. Sekarang Bandung enggak ada disebut-sebut kan 15 besar tadi ya? Itu mungkin salah satu buktinya itu juga," kata dia.
3. Jumlah kasus DBD tahun sebelumnya mencapai 55 ribu kasus

Data Dinkes Jabar soal DBD sejak Januari hingga 2 Desember 2024, kasusnya menyentuh 55.251 dengan jumlah kematian sebanyak 313 orang. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 23 ribu kasus.
Faktor peningkatan dari kasus DBD disebabkan oleh berbagai macam, salah satunya ialah tidak meratanya intensitas hujan pada beberapa waktu kemarin, sehingga membuat populasi nyamuk penyebab DBD turut mengalami peningkatan. Saat itu, Pemprov Jabar juga sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Gerakan Jum'at Bersih.