Darurat Sampah, Pemkot Bandung Gali 6 Lubang Besar di Tegallega

Bandung, IDN Times - Peristiwa kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat (KBB) berdampak terhadap penumpukan sampah di wilayah Bandung Raya. Bahkan, Pemerintah Kota Bandung telah menyatakan kondisi ini sebagai darurat sampah.
Karena, hampir dua pekan sejak peristiwa kebakaran di TPA Sarimukti, ribuan ton sampah di Kota Bandung tidak bisa diangkut ke TPA. Penumpukan sampah sudah terjadi di sejumlah TPS dan mulai menimbulkan bau.
Sebagai langkah darurat, Pemkot Bandung menggali enam lubang berbagai ukuran untuk penanggulangan sampah sementara. Lokasi lubang sampah sementara ini berada di sekitar Taman Tegallega. Nantinya, lubang tersebut nantinya akan menampung sampah organik yang sekarang ikut menumpuk di tempat pembuangan semetara (TPS).
Pelaksana harian (Plh) Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, sampah sudah sangat menumpuk di seluruh TPS. Tidak ada ruang lagi untuk sampah dari masyarakat masuk ke TPS sehingga akan terjadi penumpukan karena sampah tidak diangkut.
"Kami akan mengambil langkah sedikit sporadis untuk yang sampah organik dengan gali lubang tutup lubang, salah satunya di Tegallega. Lokasi ini hanya digunakan untuk sampah daun dan sampah organik," kata Ema ditemui di Balaikota Bandung, Selasa (29/8/2023).
1. Bandung darurat sampah

Dengan kondisi sekarang Bandung sudah darurat sampah. Jumlah tonase sampah yang ada telah mencapai sekitar 8.000 sampai 9.000 ton dan tidak bisa bertambah lagi.
Saat ini saja sudah banyak warga yang membuang sampah ke pinggir jalan karena tidak ada petugas yang mengangkut sampah dari rumah mereka. Untuk itu penggalian lubang harus disegerakan agar sampah organik minimal bisa ditimbun karena lebih mudah terurai.
"Sudah turun tiga excavator nanti gali lubang tiga meter dengan ukuran enam kali tujuh meter," kata dia.
Di sisi lain, Pemkot pun akan bekerjasama dengan para pemulung agar mereka mau memilah sampah yang bisa didaur ulang sehingga sampah plastik tidak begitu bertumpuk.
2. Pengangkutan sampah bakal diatur ulang

Di sisi lain, Ema akan berkordinasi dengan jajaran kewilayahan untuk memberikan arahan untuk memilah sampah di wilayah kerja masing-masing kepada masyarakat.
"Kita arahkan mencoba untuk menahan sampah di lingkungan. Kalau edukasi itu proses lama tidak bisa menjadi bagian dari penyelesaian di masa seperti ini. Jadi warga jangan lagi menyatukan sampah organik dan anorganik," ungkapnya.
Rencananya, pengangkutan sampah juga akan dijadwalkan. Yaitu pada hari tertentu hanya akan mengangkut sampah organik.
"Jadi pengangkutan sampah organik itu ada jadwalnya. Misalnya hari Senin organik, lalu jika datang sampah anorganik kita tolak. Sehingga TPS- nya kita jaga. Makannya pilah sampah ini kita kordinasi dengan kewilayahan," bebernya.
3. Cari alternatif TPA di Citatah

Ema menyebut, untuk mengakselerasi penanganan sampah, Pemkot Bandung juga telah membentuk Satuan Tugas Kedaruratan Sampah. Melihat situasi terkini di TPA Sarimukti, Ema menyebut kini Pemkot menjajaki kerja sama dengan Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) TNI AD untuk memanfaatkan lahan di kawasan Pusat Pendidikan Kavaleri (Pusdikkav) di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
Kerja sama ini terkait pemanfaatan lahan Pussenkav untuk keperluan penanganan sampah di wilayah Kota Bandung. Lahan sekitar 3 hektare di Pussenkav diperkirakan mampu membantu penanganan sampah di Kota Bandung.
"Hari ini kami akan menghadap Komandan Pusenkav yang punya lahan di Cirata. Kalau dizinkan kita akan manfaatkan," katanya.
Ia menerangkan, dengan adanya status tersebut, Pemkot Bandung siap untuk memanfaatkan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) untuk mengatasi masalah sampah di Kota Bandungm
"Sehingga kalau perlu anggaran karena kita sudah berlakukan kedaruratan, tentu dana BTT bisa dimanfaatkan. Tapi tergantung izin pusenkav, kalau tidak diizinkan kita tetap mendorong TPA Sarimukti tapi di sana belum normal," ujarnya.