Cawagub Gita KDI Janji Majukan Santri-Kiyai Lewat Perda Pesantren

Bandung, IDN Times - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 01, Gitalis Dwi Natarina alias Gita KDI berjanji akan mensejahterakan para kiyai, ajengan, hingga santri melalui Peraturan Daerah (Perda) Pesantren. Sejumlah hak untuk pesantren juga akan dimaksimalkan.
Hal ini disampaikannya saat merayakan Hari Santri Nasional di Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur Selatan, Rabu (23/10/2024). Menurutnya, semua hak untuk pesantren harus tersalurkan dengan baik.
"Kami akan memastikan segala hak pesantren, santri dan para kiai terakomodir dan dilaksanakan utuh sesuai UU dan perda pesantren," ujar Gita melalui keterangan resmi.
1. Peran santri dan kiyai jangan dikaburkan

Menurutnya, pesantren di Indonesia memiliki peran penting, sebab dalam proses kemerdekaan Indonesia juga ada andil dari kiyai, ajengan, dan para santri saat itu. Oleh karena itu, perannya saat ini harus diperhatikan jangan diabaikan.
"Kami tahu bahwa kemerdekaan bangsa ini salah satunya ada peran pesantren, kiayi, ajengan para santri. Terkait lulusan pesantren berdasarkan UU pesantren diakui sama dengan sekolah formal syahadah atau ijazah nya," ujarnya.
2. Santri punya hak yang sama dalam bekerja

Lahirnya Perda Pesantren di Jawa Barat, kata dia, tidak lepas juga dari dorongan partai PKB yang kini mengusungnya di Pilgub Jabar. Sebagai kader partai berlambang bintang sembilan dan bola dunia ini, ia memastikan akan turut memperhatikan pondok pesantren, terutama dalam hal lapangan kerja.
"Semua santri mempunyai kesempatan yang sama dalam mendapatkan kerja," kata dia.
3. Guru ngaji akan dapat dana insentif

Dalam momentum ini, Gita turut memohon agar masyarakat di Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur Selatan dapat memilihnya bersama Acep Adang Ruhiat di Pilgub Jabar 2024.
Gita memastikan, sudah memiliki program yaitu Kartu Insentif Guru Ngaji untuk mendukung para kiyai dan ustad/ustadzah dalam memberikan ilmu agama kepada muridnya.
Menurutnya, selama ini guru ngaji telah mengabdikan secara lahir dan batin untuk menanamkan nilai-nilai agama. Akan tetapi, perjuangan mereka hanya dinikmati manfaatnya tanpa diapresiasi prosesnya.