Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Kerusakan situs petilasan Sultan Matangaji imbas dari proyek pembangunan, mendapat respons dari Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan PRA Arief Natadiningrat. Dia mengaku kecewa sekaligus kesal salah satu situs jejak tokoh leluhur Cirebon itu rusak tertimbun tanah galian.

Atas kejadian itu, Sultan Arif akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti juru kunci dan pengageng situs purbakala Keraton Kasepuhan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kronologi kerusakan situs terjadi.

"Saya menyesal pembangunan itu tidak memperhatikan situs budaya, apalagi sampai merusaknya. Tentunya kami akan melaporkan kepada pihak terkait, apakah ada semacam perbaikan atau bagaimana kami coba upayakan," ujar Sultan Arief, Selasa (18/2).

1. Cirebon memiliki banyak situs, mestinya diperhatikan pengembang

Lokasi situs Matangaji sudah tertimbun material tanah urugan. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Arief menjelaskan, di Cirebon terdapat banyak situs budaya. Sehingga, dia berharap kepada pengembang dan semua pihak yang berkepentingan berhati-hati jika hendak menggarap proyek bangunan. Terutama memperhatikan kondisi lahan dan lingkungan sekitar apakah ada situs atau tidak.

Menurutnya, apa pun pembangunannya, sebaiknya menghindari perusakan situs yang merupakan bagian dari jejak sejarah Cirebon. Karena itu, dirinya berharap kepada pemerintah daerah dan pihak swasta memperhatikan tempat-tempat bersejarah warisan leluhur.

"Mestinya ini menjadi perhatian dari para pemangku kebijakan, agar situs tetap terpelihara dengan baik," katanya.

2. Berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk mencari solusi

Editorial Team

Tonton lebih seru di