Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

BI Jabar Optimistis Inflasi Jabar pada 2024 Kisaran 2,5 persen

IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Pemerintah Jawa Barat tengah berusaha menekan kenaikan angka inflasi pada akhir tahun khususnya jelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Pada akhir tahun ini musim penghujan masih melanda dan ini harus diantisipasi karena kebutuhannya akan naik khususnya di daerah yang menjadi tujuan wisatawan.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Muslimin Anwar mengatakan, pola kenaikan angka inflasi setiap tahun hampir mirip. Kenaikan biasanya terjadi khususnya pada akhir tahun di mana banyak kebutuhan pangan.

"Kami masih optimsitis ini ada di kisaram 2,5 persen kurang lebih 1 persen. Dan ini berada di batas bawah hampir mendekati bawah ya," kata Muslimin, dalam diskusi TPID Jawa Barat, Rabu (11/12/2024).

Dalam persoalan inflasi, Muslimin menyebut bahwa kenaikan nilai tidak masalah asalkan tidak terlalu tinggi. Sebab, ketika angkanya naik tinggi bisa berdampak pada penurunan konsumsi. Sedangkan ketika angkanya rendah atau deflasi maka bisa jadi ada penurunan daya beli.

1. Pastikan harga kewajaran di pasar

Dok. Humas Pemkot Bandung

Muslimin pun meminta pemerintah daerah agar bisa melakukan pengecekan secara rutin ke pasar-pasar. Tempat ini menjadi titik utama dalam pendistribusian pangan kepada masyarakat, sehingga ketika ada kenaikan harga maka ada uang lebih yang harus dikeluarkan konsumen.

"Kami rekomendasikan misalnya dengan operasi pasar atau gerakangan pangan murah (GPM) di beberapa tempat yang tepat sasarn. Artinya tempat, komoditas, dan waktunya harus pas," kata dia.

Pemda pun bisa melakukan inpeksi mendadak (sidak) ke beberapa tempat agar tidak ada pedagang atau distributor nakal yang menaikkan harga seenaknya, termasuk menimbun," kata dia.

2. Waspada inflasi tinggi akibat bencana

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Lukmansyah, bersama Pj. Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Plt. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Barat Anne Hermadianne Adnan dan Kalaksa BPBD Kabupaten Sukabumi Deden Sumpena meninjau Jembatan Putus di Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (5/12).

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman mengingatkan seluruh pihak untuk waspada menghadapi potensi bencana dalam rangka menjaga kestabilan inflasi jelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025.

“Kita harus waspada sampai Januari. Apalagi, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur baru saja menghadapi bencana banjir dan longsor. Kabupaten dan kota lain juga memiliki potensi bencana yang harus di mitigasi dan diantisipasi agar transportasi dan suplai bahan pokok tetap terjaga,” ujar Herman.

Menurut Herman, penting untuk menjaga ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga. Dia meminta Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat untuk memastikan kondisi 12 komoditas pangan strategis, termasuk beras, minyak goreng, bawang merah, daging ayam, dan telur ayam, tetap aman.

3. Bahu-membahu tekan angka inflasi

Sejumlah komoditas di pasar tradisional mengalami inflasi (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Dia berharap, target inflasi tetap terkendali di angka 2,5 persen dengan toleransi plus minus 1 persen. “Inflasi maksimal 3,5 persen, minimal 1,5 persen. Ini harus dijaga, terutama saat Nataru,” tambahnya.

Selain melibatkan pemerintah kabupaten dan kota, rapat tersebut juga dihadiri perwakilan dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Pusat Statistik (BPS), DPRD, serta Forkopimda Jawa Barat.

Semua pihak berkomitmen untuk bahu-membahu mengantisipasi potensi kenaikan harga dan gangguan distribusi akibat cuaca ekstrem serta lonjakan kebutuhan selama libur panjang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
Debbie sutrisno
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us