Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Banyak Industri Baru di 2026, Dedi Mulyadi Jamin Serap SDM Lokal

IMG-20250805-WA0038.jpg
Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi (IDN Times/Azzis Zulkhairil)
Intinya sih...
  • 31 industri berbasis modal asing dan 21 industri dalam negeri akan mulai melakukan pembangunan pabrik dan kegiatan usaha baru pada 2026 di Jawa Barat.
  • Investasi dari perusahaan global seperti Unilever Indonesia, Shell Manufacturing Indonesia, Epic Medical Solutions, serta sejumlah produsen bahan baku farmasi dan alat kesehatan juga ada di wilayah tersebut.
  • Gubernur Dedi Mulyadi optimis dengan bertumbuhnya industri baru dan derasnya modal yang masuk pada industri akan membuat persoalan lapangan kerja di Jabar ter-recovery.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) 2025 mencatat 31 industri berbasis modal asing dan 21 industri dalam negeri akan mulai melakukan pembangunan pabrik dan kegiatan usaha baru pada 2026 mendatang di wilayah Jawa Barat.

Puluhan industri tersebut memiliki nilai investasi di atas Rp100 miliar. Beberapa investor asing dengan nilai investasi terbesar antara lain BYD Auto Indonesia, Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATL), serta VinFast Automobile Indonesia, yang bergerak di sektor kendaraan listrik dan industri pendukungnya.

Selain sektor otomotif, investasi juga ada di industri barang konsumsi dan farmasi, ditandai dengan ekspansi perusahaan global seperti Unilever Indonesia, Shell Manufacturing Indonesia, Epic Medical Solutions, serta sejumlah produsen bahan baku farmasi dan alat kesehatan.

1. Sektor tekstil dan alas kaki juga berdatangan ke Jabar

IMG-20250805-WA0036.jpg
Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Sektor tekstil dan alas kaki juga tetap menunjukkan daya tarik, dengan masuknya investasi dari perusahaan seperti Changshin Reksa Jaya, Victory Chingluh Indonesia, dan Sing Wealth Textiles.

Sementara, aktivitas investor dalam negeri di Jawa Barat terus menunjukkan penguatan signifikan. Tercatat 21 perusahaan PMDN akan mulai beroperasi pada tahun 2026 masing-masing dengan nilai investasi di atas Rp100 miliar.

Mulai dari industri makanan dan minuman, otomotif, bahan bangunan, kimia dan plastik, tekstil, hingga industri pendukung konstruksi dan manufaktur.

Beberapa perusahaan lokal dengan nilai investasi terbesar antara lain Indofood CBP Sukses Makmur di sektor industri makanan olahan, Handal Indonesia Motor dan National Assemblers di sektor kendaraan bermotor, serta Polytama Propindo yang bergerak di industri bahan baku plastik dan resin sintetis.

2. 15 ribu orang kena PHK akan ter-cover dengan lapangan kerja baru

IMG-20250805-WA0037.jpg
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Di sektor bahan bangunan dan konstruksi, investasi dilakukan oleh perusahaan seperti Wijaya Karya Industri & Konstruksi, Jaya Beton Indonesia, serta Pan Asia Jaya Abadi.

Sektor tekstil dan kertas juga tetap menjadi penopang investasi, ditandai dengan masuknya modal dari Kertas Padalarang, Tristar Makmur Kartonindo, serta Sentral Bra Makmur yang berpotensi besar dalam penyerapan tenaga kerja dan penguatan basis industri padat karya.

Menganggapi hal ini, Gubernur Dedi Mulyadi mengatakan, pihaknya optimis dengan bertumbuhnya industri baru dan derasnya modal yang masuk pada industri akan membuat persoalan lapangan kerja di Jabar ter-recovery.

Lewat upaya pihaknya melakukan pendampingan pada realisasi investasi di lapangan, Dedi meyakini angka 15.000 pekerja di Jabar yang kena PHK akan terus berkurang.   

"Bahwa 15.000 itu nanti ke depan itu akan ter-recovery dengan tumbuhnya lapangan kerja baru," katanya di Bandung, Selasa (23/12/2025).

3. Ada pekerja berhenti ada juga potensi untuk masuk

IMG-20250820-WA0013.jpg
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Menurutnya persoalan tenaga kerja belum optimal karena industri atau investor terbentur urusan perizinan. Jika pihaknya tidak proaktif, maka rencana penanaman modal dan pembukaan lapangan pekerjaan akan mengalami perlambatan.

"Kan kalau tidak rajin gubernurnya mengorkestrasi turun ke bawah, ngurusin pembebasan perizinan naik lagi ketemu menteri," tuturnya.

Dedi menilai dinamika ketenagakerjaan selalu menghadirkan tantangan sekaligus kesempatan."Jadi ya memang ada yang berhenti, tetapi juga ada ruang untuk masuk," kata dia.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Nining Yuliastiani menambahkan realisasi investasi ini akan memberikan multiplier effect signifikan, mulai dari penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya beli masyarakat, hingga penguatan struktur industri daerah.

"Dengan mayoritas proyek ditargetkan mulai beroperasi pada 2026, Jawa Barat diproyeksikan tetap menjadi kontributor utama investasi nasional dalam beberapa tahun ke depan," tutur Nining.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Banjir 1 Meter Rendam Sumber Cirebon, Aktivitas Warga Lumpuh Total

23 Des 2025, 18:57 WIBNews