Bangunan Bekas PAUD di Bandung Roboh Tergerus Aliran Sungai

- Bangunan bekas sekolah PAUD dan rumah warga rubuh tergerus air sungai Cipaganti saat hujan deras.
- Ketua RW 10 menyatakan bahwa ini adalah kali kedua bangunan tersebut rubuh, sementara siswa PAUD telah direlokasi ke Masjid Alhadi.
- Sekretaris Kecamatan Cidadap mengatakan ada dua titik longsor akibat terjangan air sungai Cipganti, evakuasi telah dilakukan untuk mencegah kerugian lebih lanjut.
Bandung, IDN Times - Sebuah bangunan bekas sekolah PAUD dan satu rumah pemukiman warga di RW 10, Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap rubuh usai tergerus air sungai Cipagani saat hujan deras. Sekolah bekas PAUD Alhadi ini dibagun di atas sungai Cipaganti, yang bersebelahan dengan Masjid Alhadi. Saat ini kondisi bangunan ambruk tak tersisa.
Sisa-sisa bangunannya bahkan limpas ke sungai Cipaganti. Video detik-detik runtuhnya bangunan ini pun sempat tersebar di media sosial.
Djalimin (62), seorang saksi yang juga pemilik video yang tersebar di medsos itu, mengatakan bahwa ketika kejadian tersebut hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayahnya. Saat merasakan ada getaran, ia lantas keluar dari masjid dan melihat ada pergerakan pada bangunan tersebut.
"Tanahnya itu sedikit demi sedikit turun sampai akhirnya rubuh. Sekitar pukul 14.30-an pas hujan besar," katanya, Jumat (23/5/2025).
1. Sudah ada sebagian bangunan juga runtuh

Sementara itu, Ketua RW 10, Teti Kurnaeti, menambahkan bahwa bangunan yang rubuh ini merupakan bekas sekolah PAUD Alhadi. Bangunan tersebut sempat dipakai untuk belajar anak PAUD sejak tahun 2011, tapi sejak enam bulan lalu bangunan tak digunakan kembali karena bagian belakang bangunan memang sudah sedikit roboh.
"Ini yang kedua kalinya (rubuh), sebelumnya terjadi 6 bulan lalu. Saat itu bagian belakang bangunannya yang rubuh, nah sekarang malah seluruh bangunannya," ucap Teti.
Sejak rubuhnya bangunan pertama, kegiatan belajar siswa pun akhirnya di relokasi ke Masjid Alhadi yang berada tepat disebelahnya. Saat ini ada sekitar 30 siswa PAUD Alhadi yang masih aktif belajar di masjid itu.
Ada keinginan warga untuk membangun kembali bangunan sekolah PAUD itu, namun apa daya terbentur dana yang tak mencukupi.
2. Berharap bantuan pemerintah

Ia berharap ada bantuan dari pihak pemerintah yang kembali membangun sekolah PAUD di wilayahnya agar siswa bisa kembali belajar seperti sediakala. "Sekolah ini sudah mengajar 13 angkatan, ya harapannya sekolah TK ini kembali dibangun untuk anak-anak sekitar," harapnya.
Sekretaris Kecamatan Cidadap, John Heri mengatakan bahwa ada dua titik longsor akibat terjangan air sungai Cipganti, yakni bangunan PAUD di RT 7 dan lantai rumah warga di Rt 6.
Pihak kecamatan telah melakukan evakuasi terhadap rumah warga yang lantainya amblas sebesar 4 meter tersebut. Seorang penghuni rumah di RT 6 diungsikan ke rumah saudaranya lantaran kondisi rumah yang masih rawan.
"Kita sudah lakukan evakuasi, pemilik rumah diungsikan, rumahnya juga sudah kita tutup police line. Yang disini kejadiannya sekitar pukul 16.00 Wib." ucapnya.
Koordinasi telah dilakukan dengan pihak Damkar untuk membantu mengevakuasi barang berharga, mengingat kondisi lantai rumah tersebut labil dan amblas usai digerus air sungai. Rencana kedepan perbantuan perbaikan akan dilakukan.
Sebagai antisipasi curah hujan tinggi, Ia mengimbau kepada warga dibantaran Sungai Cipaganti agar waspada terhadap banjir dan gerusan sungai Cipaganti.
3. Pemkot Bandung ingin bangunan di pinggir sungai ditiadakan

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya maksimal dalam menangani banjir yang kerap melanda wilayah kota, terutama saat cuaca ekstrem. Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menegaskan bahwa solusi jangka panjang untuk atasi banjir dan persoalan drainase ketika hujan adalah relokasi warga yang tinggal di bantaran sungai.
“Saya tidak mengancam, tapi banjir makin lama makin berbahaya. Ini tanda alam. Maka saya mengimbau warga di bantaran sungai untuk pindah secara sukarela demi keselamatan,” ujarnya.
Farhan menyadari, relokasi bukan hal mudah. Perlu pendekatan manusiawi.
“Secara aturan, bisa saja dibongkar. Tapi menggusur orang bukan seperti menggusur domba. Harus pakai perasaan. Saya akan terus imbau dan saya bela perasaan warga,” tuturnya.