Antara Kecepatan dan Keselamatan: Menjaga Cipali Tetap Aman

Cirebon, IDN Times - Matahari belum terbit sempurna di ufuk timur, tetapi Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) sudah dipenuhi deru kendaraan. Truk bermuatan penuh melaju dari barat ke timur, membawa hasil bumi, kebutuhan pokok, hingga barang lainnya.
Di sisi lain, mobil-mobil pribadi meluncur dengan kecepatan stabil, membawa pekerja, keluarga, dan harapan ke berbagai tujuan. Cipali adalah saksi tak bersuara dari perjalanan ribuan manusia yang terhubung oleh jalur distribusi strategis ini.
Namun, di balik kemegahan tol yang membentang sejauh 116,75 kilometer ini, ancaman selalu mengintai. Jalan panjang dan lurus tidak hanya menjadi keunggulan, tetapi juga jebakan bagi pengemudi yang lalai. Kelelahan, kelalaian, dan minimnya pengawasan menjadi potret kelam yang menyertai denyut kehidupan di jalur ini.
Cipali bukan sekadar jalan tol, ia adalah urat nadi yang mempercepat distribusi barang di sepanjang Pulau Jawa. Sejak diresmikan pada 2015, Cipali telah menjadi bagian penting dari jaringan Tol Trans-Jawa, menghubungkan kawasan barat dan timur pulau ini.
Dengan kehadirannya, waktu tempuh antara Jakarta dan Surabaya, yang sebelumnya bisa mencapai lebih dari 20 jam, kini bisa dipangkas menjadi sekitar 10-12 jam.
“Dulu, kami harus lewat jalur pantura yang macet dan penuh risiko. Sekarang, dengan Cipali, waktu perjalanan jauh lebih singkat,” kata Sutrisno, seorang pengemudi truk yang sudah 15 tahun berkecimpung di dunia logistik, Kamis (5/12/2024).
1. Cipali menyimpan tantangan besar

Namun, di balik perannya yang strategis, Cipali juga menyimpan tantangan besar terkait keselamatan berkendara. Sutrisno mengakui Cipali menyimpan tantangan tersendiri.
"Jalannya panjang dan lurus. Kalau tidak hati-hati, mudah sekali mengantuk. Belum lagi ada pengemudi lain yang suka kebut-kebutan,” katanya.
Panjang jalan yang mencapai lebih dari 100 kilometer menjadi keuntungan sekaligus tantangan bagi Cipali. Bagi pengemudi yang terbiasa menghadapi tikungan dan medan bergelombang, jalur lurus dan monoton seperti Cipali dapat menimbulkan fenomena highway hypnosis, kondisi di mana pengemudi kehilangan fokus tanpa disadari.
“Jalan ini terlalu lurus. Kadang, tanpa sadar, kita merasa seperti autopilot,” kata Sutrisno. Ia menceritakan pengalamannya hampir menabrak kendaraan di depannya karena mengantuk saat melintasi Cipali pada malam hari.
Selain kelelahan, kecepatan kendaraan juga menjadi faktor penyebab kecelakaan. “Di Cipali, banyak pengemudi yang memacu kendaraan di atas batas kecepatan. Mereka berpikir karena jalan lurus, mereka bisa ngebut. Padahal, itu justru berbahaya,” kata
Kanit Kamsel Satlantas Polres Subang, Ipda Herlina Swandy dalam Ngobrol Santai Bareng Astra Cipali (Ngaspal), Rabu (23/10/2024).
2. Penyelamat itu bernama 3E

Melalui program 3E atau engineering, enforcement, dan education, Astra Infra Tol Cipali berkomitmen untuk menjadikan jalan tol ini lebih aman dan nyaman bagi para pengguna.
Program ini mencakup pemasangan fasilitas penunjang keselamatan, penegakan peraturan lalu lintas, edukasi keselamatan kepada pengguna jalan, serta penyiagaan layanan rutin yang prima.
Dengan pendekatan menyeluruh ini, Astra Tol Cipali berusaha mengurangi risiko kecelakaan dan memastikan tol tetap menjadi jalur transportasi andalan.
Keselamatan berkendara dimulai dari infrastruktur yang memadai. Astra Tol Cipali terus meningkatkan fasilitas keselamatan, seperti pemasangan rambu peringatan, guardrail di sepanjang jalur dan speed reducer di titik-titik rawan kecelakaan.
Salah satu inovasi penting adalah pemasangan kamera pemanya di sejumlah titik, yang memungkinkan pengawasan lebih efektif terhadap pengemudi yang melanggar batas kecepatan.
“Jalur Cipali dikenal panjang dan lurus, sehingga pengemudi cenderung melaju dengan kecepatan tinggi. Untuk itu, kami fokus pada pemasangan fasilitas yang dapat mengingatkan mereka agar lebih berhati-hati,” kata Operations Management Department Astra Infra Tol Cipali, Prayogi Setyo Pratomo.
Selain itu, Astra Tol Cipali juga memperhatikan kelayakan jalan melalui pemeliharaan rutin. Lubang-lubang kecil yang muncul akibat perubahan cuaca segera diperbaiki untuk mencegah kerusakan yang lebih besar. Pengecekan rutin ini dilakukan oleh tim teknis yang bekerja 24 jam untuk memastikan kondisi jalan tetap prima.
Rest area atau tempat istirahat juga menjadi bagian dari rekayasa fasilitas yang penting. Dengan menyediakan area istirahat yang lengkap, mulai dari tempat makan hingga fasilitas kesehatan, Astra Tol Cipali mengurangi risiko kelelahan pengemudi yang menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan.
Komitmen terhadap keselamatan berkendara juga diterapkan melalui penegakan peraturan lalu lintas yang ketat. Astra Tol Cipali bekerja sama dengan kepolisian untuk melakukan patroli rutin dan menindak pengemudi yang melanggar aturan.
“Penegakan hukum ini bertujuan bukan hanya untuk memberikan sanksi, tetapi juga untuk memberikan edukasi kepada pengemudi agar lebih disiplin,” ujar Prayogi.
Salah satu tantangan utama di Cipali adalah perilaku pengemudi yang sering melampaui batas kecepatan. Padahal, di jalan tol, kecepatan maksimum yang diperbolehkan adalah 70 kilometer per jam.
"Kadang ada pengemudi yang merasa bahwa jalan lurus dan panjang adalah undangan untuk kebut-kebutan. Kami harus mengingatkan mereka bahwa keselamatan jauh lebih penting,” tambahnya.
Selain penegakan aturan kecepatan, pengawasan juga dilakukan terhadap kendaraan yang tidak laik jalan. Truk dengan muatan berlebih atau kendaraan dengan kondisi ban yang buruk dapat membahayakan pengguna jalan lainnya.
Program edukasi keselamatan menjadi bagian penting dari strategi Astra Tol Cipali. Edukasi tidak hanya dilakukan kepada para pengemudi, tetapi juga kepada masyarakat umum. Melalui kampanye safety driving dan pembagian materi edukasi di rest area, Astra Tol Cipali berupaya meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keselamatan berkendara.
“Keselamatan di jalan tol bukan hanya tanggung jawab operator atau pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita bersama. Oleh karena itu, kami terus mengedukasi pengguna jalan agar mereka lebih sadar akan risiko yang ada,” jelas Prayogi.
Salah satu fokus edukasi adalah bahaya kelelahan saat berkendara. Cipali memiliki karakteristik jalan yang panjang dan monoton, yang sering kali membuat pengemudi mengalami highway hypnosis. Untuk mengatasi ini, Astra Tol Cipali mengajak pengguna jalan untuk beristirahat setiap dua jam perjalanan di rest area yang telah disediakan.
3. Denyut perekonomian yang bergantung pada Cipali

Sebagai bagian dari Tol Transjawa, Cipali memegang peran penting dalam rantai pasok nasional. Barang-barang kebutuhan pokok dari Jawa Timur, seperti beras, gula, sampai sayuran, didistribusikan ke Jakarta dan sekitarnya melalui jalur ini.
Sebaliknya, produk-produk manufaktur dari kawasan Jabodetabek juga dikirim ke berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur lewat Cipali.
Astra Tol Cipali juga membuktikan perannya sebagai salah satu tulang punggung pengembangan kawasan ekonomi di Jawa Barat.
Bukan hanya mempercepat rantai distribusi barang dari Jakarta ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, tetapi juga menciptakan dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan yang dilaluinya.
Direktur Operasional Astra Tol Cipali, Rinaldi, menjelaskan bagaimana jalan tol ini menjadi penghubung utama yang mempercepat distribusi barang dan memangkas biaya logistik.
“Kehadiran Tol Cipali juga mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah seperti Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon. Akses yang lebih mudah meningkatkan daya tarik kawasan ini sebagai lokasi pengembangan industri, kawasan komersial, dan perumahan,” ujar Rinaldi.
Wilayah-wilayah yang termasuk dalam Kawasan Metropolitan Rebana, seperti Cirebon, Majalengka, Kuningan, Subang, dan Sumedang, diuntungkan dengan kehadiran Tol Cipali.
Terlebih dengan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Patimban dan Subang yang terhubung langsung melalui ruas tol ini, menjadikan wilayah tersebut sebagai pusat distribusi barang dan perdagangan internasional.
Selain menjadi urat nadi distribusi, Tol Cipali juga menjadi jalur vital untuk pariwisata di wilayah sekitarnya. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat menunjukkan peningkatan jumlah wisatawan sebesar 20 persen pada 2023 dibandingkan 2022.
“Pada 2022 saja, kunjungan wisatawan sudah meningkat hingga 71 persen dibandingkan 2021. Hal ini menunjukkan bahwa Tol Cipali memberikan dampak signifikan,” ungkap Rinaldi. Peningkatan ini terjadi di lima wilayah utama, yakni Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon.
Namun, seiring dengan meningkatnya aktivitas dan mobilitas, Tol Cipali kerap menghadapi tantangan berupa antrean panjang di sejumlah titik. Untuk menjawab kebutuhan ini, Astra Tol Cipali tengah membangun jalur ketiga di ruas kilometer 87 hingga kilometer 130.
Proyek yang ditargetkan selesai pada Desember 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tol sekaligus mempercepat arus kendaraan, baik dari arah Jakarta ke Cirebon maupun sebaliknya. Hingga minggu ke-19 pengerjaan, progres pembangunan di kilometer 87-98 mencapai 52%, sementara kilometer 98-110 mencapai 46%.
“Progres pekerjaan telah melampaui target perencanaan. Kami berharap proyek ini selesai sesuai rencana sehingga dapat menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat,” jelas Rinaldi.
Selain menambah jalur, Astra Tol Cipali juga melakukan peremajaan jalur pertama dan kedua di kawasan tersebut. Proses peremajaan ini dilakukan dengan mematuhi panduan teknis keselamatan yang diatur Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan, serta memasang rambu peringatan di lokasi proyek.
Rinaldi menegaskan, proyek penambahan jalur ketiga ini merupakan wujud komitmen Astra Tol Cipali terhadap pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan.
Dengan perencanaan matang dan perhatian terhadap keselamatan pengguna jalan, proyek ini diharapkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif di Jawa Barat.
“Pembangunan ini tidak hanya untuk mengatasi permasalahan teknis, tetapi juga membuka peluang baru bagi pengembangan wilayah. Kami ingin memastikan Tol Cipali dapat terus melayani kebutuhan masyarakat sekaligus mendukung percepatan ekonomi kawasan Rebana,” tutupnya.
Tol Cipali telah melangkah lebih jauh dari sekadar infrastruktur transportasi. Ia menjadi bagian integral dari visi pembangunan Jawa Barat sebagai pusat ekonomi, pariwisata, dan industri baru di Indonesia.
Meski Cipali menghadirkan banyak tantangan, jalan ini tetap menjadi andalan bagi jutaan pengguna setiap tahunnya. Untuk memastikan Cipali tetap menjadi jalur yang aman dan efisien, diperlukan upaya bersama dari semua pihak.