Tiga Alasan Kereta Api Jadi Favorit Pemudik di 2019

Kereta api Bandung alami peningkatan penumpang 23 persen

Bandung, IDN Times – Merujuk perhitungan penumpang sementara hingga sepekan sebelum lebaran, pemudik yang menggunakan kereta api di wilayah Daerah Operasional (Daop) 2 Bandung meningkat tajam. Jika sepekan sebelum lebaran 2018 terdapat 194.859 penumpang, maka sepekan sebelum lebaran 2019 pemudik kereta mencapai 240.510 penumpang.

“Artinya ada kenaikan 23 persen dibanding tahun lalu. Kenaikan sejauh ini masih sesuai dengan prediksi kami. Sejauh ini keadaan di wilayah kamimasih lancar, aman, terkendali,” kata Noxy Citrea, Manager Hubungan Masyarakat PT. KAI Daop 2, kepada IDN Times lewat sambungan telepon, Kamis (3/5).

Kenaikan jumlah penumpang tersebut didasari oleh beberapa alasan. Misalnya, adanya kereta tambahan yang dioperasikan oleh PT. KAI, dan banyaknya kereta yang sudah diperbarui. “Yang tadinya K2 (Format penomoran kereta bisnis), kini menjadi K3 Stainless Steel (Kelas ekonomi dengan eksterior berbahan stainless), membuat masyarakat semakin tertarik menggunakan kereta,” tuturnya.

Ada pula alasan lainnya, kata Noxy. Ialah kesadaran masyarakat Indonesia bahwa kereta api merupakan moda transportasi bebas hambatan, “Sehingga sangat nyaman digunakan,” ujar Noxy.

Menurut prediksi PT. KAI Daop 2, puncak arus mudik di wilayahnya akan terjadi mulai besok, Jumat (31/5) yang mana mereka akan dikunjungi oleh 1.156.000 penumpang. Dengan demikian, diprediksi ada kenaikan sebesar 6 persen karena pada puncak arus mudik 2018, PT. KAI Daop 2 Bandung didatangai 1.080.000 penumpang.

Di sisi lain, Noxy memastikan bahwa anjloknya kereta api di kawasan Nagreg, Garut, kemarin malam, tak menghambat aktivitas kereta api hari ini. Sejak pukul 01.45 dini hari tadi, PT. KAI telah menyatakan bahwa jalur dapat kembali dilalui dengan normal.

“Pagi tadi kereta relatif tepat waktu. Misalnya yang ke arah timur, seperti Argo Parahyangan dan Ciremai, tidak mengalami kendala. Meski yang ke arah barat ada kendala, karena di daerah Nagreg kecepatan kereta tak boleh lebih dari 10 km per jam,” katanya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya