Pemberian Racun ke Makanan Anggota KPPS Tidak Memungkinkan

Masih banyak petugas pemilu yang tengah sakit

Bandung, IDN Times - Pernyataan di berbagai media sosial yang menyebutkan terdapat racun dalam makanan yang membuat banyak anggota kelompok penyelenggaraan pemungutan suara (KPPS) dianggap menyakitkan pihak keluarga yang ditinggalkan. Sebab, anggapan itu seakan menyudutkan para Ketua KPPS yang berada di masing-masing tempat pemungutan suara (TPS).

Ayi Tohir, Ketua KPPS 40 RT 01/12, Kelurahan Pasanggrahan, Kelurahan Ujung Berung, Kota Bandung, menuturkan, dalam menjalankan tugasnya komisi pemilihan umum (KPU) di setiap daerah telah memberikan anggaran makan untuk semua anggota KPPS. Uang tersebut kemudian dibelikan berbagai makanan baik makanan berat maupun ringan selama pemilu berlangsung.

Bahkan, makanan maupun minuman yang diberikan kepada seluruh anggota KPPS disamakan. Misalnya, jika makanan ringan maka semua akan makan makanan yang sama. Begitu pula dengan makanan berat pasti semua dari satu rumah makan, atau justru dimasak di salah satu warga. Cara ini dipastikan minim celah bagi oknum tertentu untuk memberikan racun tertentu kepada seorang anggota KPPS.

"Kalau ada racun ya semuanya pasti kena. Tidak mungkin hanya satu yang keracunan," ujar Ayi ditemui di rumah duka salah satu anggota KPPS 40 yang meninggal dunia, Selasa (14/5).

1. Anggota KPPS yang meninggal sudah mendapatkan perawatan terlebih dahulu

Pemberian Racun ke Makanan Anggota KPPS Tidak MemungkinkanANTARA FOTO/Risky Andrianto

Di TPS 40, terdapat seorang anggota KPPS yang meninggal dunia pasca pemilihan umum (Pemilu). Cepul Supriatna, merupakan anggota yang bertugas menjaga tinta ungu yang digunakan pemilih selesai mencoblos.

Dugaan racun dalam tubuh anggota KPPS yang meninggal pun disanggah Ayi. Dia memastikan tidak akan memberikan racun kepada sesama pengurus pemilu. Terlebih seluruh panitia pemilu bukan orang baru, melainkan warga lama yang sudah sering berkecimpung dalam pemilihan umum baik presiden pada 2014, maupun pemilihan gubernur.

Sesaat setelah mengeluh sakit, Cepul pun dilarikan ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan. Sayangnya meski pihak medis sudah melakukan berbagai upaya, nyawa Cepul tidak tertolong. Dia didiagnosa memiliki penyakit liver atau hati yang sudah tidak bisa bekerja secara optimal.

2. Sempat mengeluh saat bertugas

Pemberian Racun ke Makanan Anggota KPPS Tidak MemungkinkanIDN Times/Toni Kamajaya

Ayi menuturkan, pada saat bertugas dalam pemilu serentak, Cepul sebenarnya sempat terlihat tidak enak badan karena yang bersangkutan beberapa kali tertidur di kursi. Namun, karena aturan tidak memperbolehkan panitia istirahat pada saat jam kerja, Ayi pun kemudian menegur Cepul.

"Saya bilang saja, hei panitia jangan tidur. Terus Cepul minta maaf dan kembali berjaga," paparnya.

Cepul, lanjut Ayi, juga sempat mengeluh perutnya kembung dan tidak enak badan. Melihat kondisi tersebut Cepul pun diperbolehkan pulang terlebih dahulu karena memang pada saat itu tinggal penghitungan suara oleh panitia administrasi.

"Kalau penghitungan suara itu selesai sampai jam 6 pagi, nah Cepul izin pulang kalau tidak salah setelah azan Subuh," paparnya.

Baca Juga: Lagi, Anggota KPPS di Bandung Meninggal Usai Dirawat di Rumah Sakit

Baca Juga: [UPDATE] Situng KPU: Prabowo-Sandiaga Tertinggal 15 Juta Suara

3. Masih banyak panitia pemilu yang sakit maupun dirawat

Pemberian Racun ke Makanan Anggota KPPS Tidak MemungkinkanFoto hanya ilustrasi gorden rumah sakit. (wallpapergordyn.com)

Sementara itu, Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Pesanggarahan, Sutisna, menuturkan, disamping mereka yang telah meninggal dunia, masih banyak petugas pemilu dari berbagai tingkatan yang sakit. Ada dari mereka yang dirawat di rumah dan ada yang sudah dirujuk ke rumah sakit.

"Di kelurahan saya saja ada tiga orang lagi yang masih sakit sampai sekarang. Ada yang sampai tidak bisa jalan," ujar Sutisna.

Sejauh ini, Sutisna telah melaporkan kejadian ini ke PPK untuk sesegera mungkin diinfokan ke KPU Kota Bandung. Khusus untuk anggota KPPS yang meninggal di Kelurahan Pasanggrahan, KPU telah mendapatkan informasi dan akan segera menindaklanjuti kejadian ini.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya