Ketua DPRD Jabar Tutup Mulut soal Polemik Monumen COVID-19

Monumen ini awalnya tidak bernama COVID-19

Bandung, IDN Times - Ketua Dewan Pewakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat Taufik Hidayat enggan berkomentar mengenai sengkarut Monumen COVID-19. Dia terkesan tutup mulut dan mengamini rencana peresmian monumen tersebut yang rencananya dilakukan Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, Sabtu(4/12/2021).

"Saya gak bisa berbicara ini. Jangan diaduin (dibenturkan)," ujar Taufik saat ditanya mengenai polemik monumen tersebut, Jumat (3/12/2021).

Ketika ditanya apakah penamaan monumen tersebut sudah pernah dibicarakan dengan DPRD Jabar, Taufik pun tak mau menjawabnya.

"Enggaklah (tak mau beri pernyataan)," kata dia.

1. Tidak pernah ada pembahasan penggantian nama

Ketua DPRD Jabar Tutup Mulut soal Polemik Monumen COVID-19IDN Times/Debbie Sutrisno

Pembangunan Monumen COVID-19 oleh Gubernur Ridwan Kamil mendapat tanggapan miring dari sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat (Jabar). Sebab, bangunan bernama Monumen COVID-19 tidak pernah dibahas di ruang legislatif.

Daddy Rohanady, Anggota Komisi IV DPRD Jabar mengatakan, Pemprov Jabar bersama Badan Anggaran (Banggar) DPRD Jabar, memang pernah membahas anggaran untuk revitalisasi Monumen Perjuangan (Monju) Rakyat Jawa Barat. Saat itu, tidak ada pembahasan ganti nama menjadi Monumen COVID-19.

"Tidak pernah ada pembicaraan tentang pembangunan Monumen COVID-19 di dewan (DPRD Jabar)," kata Daddy.

Kemudian, di tengah pembahasan, anggaran daripada rencana pembangunan Monumen COVID-19 yang berada di kawasan Monumen Perjuangan Rakyat itu juga tidak pernah dibicarakan.

"Kalau ada yang mengakui bahwa anggaran pembangunan monumen COVID-19 sudah disetujui dewan (DPRD Jabar), itu tidak mungkin karena 2019 belum ada COVID-19," ucapnya.

2. Aktivits di Jabar kritisi Monumen COVID-19

Ketua DPRD Jabar Tutup Mulut soal Polemik Monumen COVID-19instagram.com/indrasutantoo

Rencana ini mendapat penolakan oleh aktivis Jabar yang mengatasnamakan diri sebagai Aliansi Nano. Mereka juga menganggap bahwa pembangunan ini telah melanggar aturan.

Herry Mos selaku Ketua Presidium Aliansi Nano Jabar mengatakan, berdasarkan penelusuran Tim Aliansi Nano, proyek revitalisai di kawasan Lapangan Gasibu telah berlangsung sejak 2015 di masa pemerintahan Gubernur Ahmad Heryawan.

Kawasan Gasibu dalam hal ini meliputi Lapangan Gasibu dan Monumen Perjuangan (Monju) Rakyat Jawa Barat. Adapun tidak ada soal pembangunan Monumen Perjuangan COVID-19 Jabar.

"Revitalisasi Kawasan Gasibu terjadi duplikasi anggaran untuk satu kegiatan, yakni anggaran yang bersumber dari APBD Provinsi Jabar dan anggaran yang bersumber dari dan CSR (Corporate Social Responsibility) Bank BJB maupun CSR dari swasta lainnya," ujar Herry dalam keterangan resminya, Sabtu (23/10/2021).

3. Penamaan ini memang tidak sesuai rencana awal

Ketua DPRD Jabar Tutup Mulut soal Polemik Monumen COVID-19IDN Times/Debbie Sutrisno

Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Boy Iman Nugraha mengatakan, monumen tersebut berada salah satu are Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat Bandung atau (Monju), tepatnya di bagian pintu masuk atay Welcome Plaza.

Bangunan ini awalnya tidak akan dinamai monumen COVID-19. Namun karena seiring perjalanan pandemik virus corona menerjang Indonesia, untuk mengabadikan para pejuang selama COVID-19, bangunan tersebut kemudian dinamai Monumen COVID-19.

"Nah di tengah perjalanan sebagai penghargaan dedikasi kepada orang sudah berkorban untuk melayani masyarakat dalam penanggulangan COVID-19 yang terdiri nakes, relawan hingga ASN. Maka tercetuslah ide ini," kata dia.

Di monumen ini ada sekitar 281 nama yang tercatat di gerbang dinding pandang. Itu semuanya orang Jawa Barat. Mereka yang berjuang demi kepentingan masyarakat Jabar dan gugur karena melawan COVID-19.

Menurutnya, ada esensi dasar mengapa Pemprov Jawa Barat menyematkan nama-nama 281 orang warga Jawa Barat di Monumen Perjuangan Pahlawan COVID-19 tersebut. Tempat ini bakal menjadi ruang perenungan bagi masyarakat yang berkunjung tentang bagaimana pandemi COVID-19 telah menimbulkan banyak korban jiwa dan berdampak pada berbagai sektor kehidupan.

"Jadi ini merupakan pengingat untuk kita semua bahwa untuk menangani pandemi COVID-19 itu tidak mudah, tidak murah dan memerlukan kerja keras bersama," kata dia. 

Sehingga apa yang sudah di korban oleh 281 nama yang tercatat tersebut harus jadi perenungan bagi semua pihak saat ini untuk terus menjaga atau meminimalisir dampak pandemi COVID-19 di tanah air, khususnya di Jawa Barat.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Monumen Pahlawan COVID-19 Sebagai Bentuk Penghormatan

Baca Juga: Monumen COVID-19, Ide Ridwan Kamil yang Menimbulkan Polemik 

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya