Bappanas Pastikan Harga Cabai Masih 'Pedas' hingga Akhir Agustus

Bandung, IDN Times - Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Satgas Pangan Polri hari ini meninjau ketersediaan pangan dan kestabilan harga bahan pokok. Peninjauan dilaksanakan di pasar tradisional Kosambi, Kota Bandung pada Selasa (6/8/2024).
Direktur Ketersediaan Pangan Bapanas Indra Wijayanto mengatakan, dalam tinjauannya dia menilai harga sejumlah bahan pokok seperti beras dan telur masih stabil. Namun, kenaikan harga terjadi pada komoditas cabai.
Di pasar Kosambi harga cabai menyentuh Rp85 ribu per kilogram (kg) untuk jenis rawit, sementara cabai merah keriting di harga Rp75 ribu per kg.
“Hari ini kami cek di pasar ketersediaannya ada dan harganya cukup stabil. Ada beberapa yang naik dan turun. Yang naik pada hari ini cabai rawit merah, maupun cabai merah keriting. Cabai rawit biasanya sekitar Rp40-45 ribu, hari ini Rp85 ribu per kg,” kata Indra.
1. Panen cabai baru terjadi akhir bulan ini

Indra menjelaskan, penyebab harga cabai rawit naik dikarenakan musim panen yang baru terjadi di akhir Agustus nanti. Dia pun memastikan ada kestabilan bahan pokok lain di luar komoditi cabai.
“Informasinya ini memang akhir dari musim panen yang Januari. Nanti tanam April akan panen di bulan Agustus akhir, Insya Allah akan kembali normal,” ucap dia.
Beberapa harga bapok yang stabil di antaranya, bawang putih dan merah, telur ayam, daging sapi dan ayam, ikan, minyak goreng bersubsidi, dan beras SPHP.
“Kami pastikan dengan teman-teman Bulog untuk jangan sampai beras SPHP kosong. Artinya, setiap minggu perlu dicek peserdiaan kurang harus segera dirtambah pasokannya. Kenapa? Beras SPHP itu beras subsidi yang memang diperuntukkan untuk masyarakat menengah ke bawah, dan itu harus jaga ketersediaannya. Itu tanggung jawab teman teman di Bulog,” kata Indra.
2. Lakukan tinjauan agar tak ada oknum yang menimbun

Sementara itu, Satgas Pangan Polri Brigjen Pol Djoko Prihadi mengatakan, pemantauan ketersediaan pangan di pasar tradisional hingga ritel modern terus dilakukan. Hal ini untuk memastikan masyarakat tidak kesulitan mendapatkan bahan pokok. Menurutnya, apabila saluran pangan di pasar berjalan lancar maka dipastikan tidak ada penimbunan.
“Jangan sampai masyarakat itu kekurangan sesuatu bahan pokok penting hingga inflasi, dan harga tidak bisa terkendali. Kalau saluran pangannya lancar berarti nggak ada penimbunan, nggak ada inflasi, nggak ada barang-barang yang kekurangan dan susah dicari,” ucap Djoko.
3. Tak ada potensi pelanggaran pedagang di Bandung

Dalam tinjauannya bersama Bapanas ini, Djoko juga melihat tidak ada pelanggaran-pelanggaran yang berpotensi pada tindak pidana di sektor pangan.
“Jadi kami terus bersama-sama dengan Bapanas turun ke lapangan. Alhamdulillah sampai saat ini sudah terjaga dengan baik dan tidak ditemukan adanya pelanggaran-pelanggaran masalah pangan,” ungkap Djoko.