Siswa SMK di KBB Di-bully Hingga Meninggal, Ini Kata Disdik Jabar

Disdik Jabar menunggu informasi pasti dari kepolisian

Bandung, IDN Times - Seorang siswa SMK Kesehatan Rajawali, Kabupaten Bandung Barat (KBB), NFN (18 tahun), meninggal dunia usai diduga mengalami gangguan psikis karena bullying yang dilakukan temannya sendiri selama tiga tahun.

Kisah siswa kelas XII asal Kampung Centeng, RT 05/07, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, KBB yang diduga menjadi korban perundungan temannya itu viral di media sosial usai ceritanya dibagikan akun @jissookkim.

Plh. Kepala Disdik Jawa Barat, Ade Afriandi mengatakan, kasus ini masih menunggu kabar pasti dari kepolisian. Mengingat saat ini kepolisian sudah mendatangi sekolah dan menggali informasi pasti mengenai kejadian ini.

"Kami sudah berkunjung ke sekolah tersebut untuk memintai keterangan dari sekolah dan kronologis. Terkait dengan kejadian itu sudah ada kunjungan dari Polres Cimahi. Kami berharap dari yang berwenang bisa mengetahui lebih jelas apa yang terjadi," ujar Ade, Selasa (11/6/2024).

1. Seluruh jajaran pendidikan diminta tingkatkan peran BK

Siswa SMK di KBB Di-bully Hingga Meninggal, Ini Kata Disdik JabarDetik.com

Sembari penanganan kasus berjalan, Ade memastikan, Disdik Jabar akan melakukan antisipasi untuk seluruh sekolah bisa lebih meningkatkan perak BK pada para siswa. Menurutnya, tim bimbingan konseling harus bisa menjadi ruang penguatan mental.

"Belajar dari kasus ini saya meminta seluruh kepala satuan pendidikan baik negeri maupun swasta untuk mengaktifkan peran guru BK dan menyediakan ruang konsultasi minimal curhat-curhatan lah siswa itu," katanya.

Selain itu, para orangtua harus turut memberikan waktu untuk saling curhat, tanpa harus meluapkan semuanya di sosial media. Orangtua dan anak sebaiknya mengambil waktu bersama untuk saling berbicara.

"Kemudian orangtua itu harus memberi ruang juga kepada anak berkeluh kesah dari pada ke medsos. Jadi orangtua harus memperhatikan lagi anaknya," kata Ade.

2. BK harus pro aktif memantau siswa

Siswa SMK di KBB Di-bully Hingga Meninggal, Ini Kata Disdik JabarFreepik

Satuan pendidikan di Jawa Barat juga sudah punya Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK). Ade mengatakan, unit itu harus menjalankan tugasnya dengan maksimal agar aksi perundungan bisa dicegah sedini mungkin.

"Saya minta kepala sekolah untuk menguatkan jangan memposisikan kalau dibutuhkan saja guru BK itu, jadi beri ruang untuk guru BK memperhatikan siswa," katanya.

Sebelumnya Kepala Sekolah SMK Kesehatan Rajawali, Rizki Zaskia Hilmi turut menyampaikan rasa duka yang mendalam atas terjadinya peristiwa ini.

"Kami mengucapkan turut berduka cita dan berbelasungkawa atas berpulangnya salah satu siswa kami. Tentunya untuk keluarga yang ditinggalkan, diberikan ketabahan," kata Rizki saat dikonfirmasi pada Selasa (11/6/2024).

Dia mengatakan selama sekitar tiga tahun ini sekolah mengklaim tidak menerima laporan adanya kejadian bullying atau perundungan yang dilakukan terduga pelaku kepada korban dan para orang tuanya baik secara fisik maupun verbal.

"Bahwa selama kurang dari tiga tahun masa belajar kami tidak menerima laporan baik dari siswa, kedua orangtua siswa terkait bullying. Pandangan wali kelas mereka terlihat baik-baik saja," ujar Rizki.

3. Sekolah belum mendapatkan bukti perundungan

Siswa SMK di KBB Di-bully Hingga Meninggal, Ini Kata Disdik Jabarilustrasi perundungan (IDN Times/Aditya Pratama)

Lanjut Rizki, sekolah baru menerima laporan dugaan bullying setelah korban mengalami sakit. Saat itu pada 8 Mei 2024 diadakan pagelaran seni dan korban izin pulang dikarenakan sakit. Kemudian pada 12 Mei 2024 barulah sekolah menerima laporan dari orangtua siswa.

Kemudian sekolah menggali informasi terkait kegiatan pagelaran seni kepada wali kelas, guru dan siswa lainnya. Hasilnya, ungkap Rizki, sekolah tidak mendapati adanya interaksi korban dan temannya yang disebut melakukan dugaan perundungan.

"Dalam seremonial kelas XII hadir kedua orangtua, siswa N (korban) dan A. Kami melakukan upaya mediasi dengan mempertemukan kedua orangtua, dan dalam kondisi emosi sehingga tidak dilanjutkan," tuturnya.

Sekolah terus mendalami informasi terkait dugaan aksi bullying itu dengan menggali keterangan dari siswa, guru, dan wali kelas. "Hasil wawancara disimpulkan tidak ada kekerasan fisik antara siswa A dan N (korban)," ucapnya.

Kemudian sekolah melakukan kunjungan ke rumah korban dan terduga pelakunya. Bahkan, Rizki mengatakan sekolah sudah membawa siswa yang disebut melakukan bullying dan kedua orangtuanya.

Dia mengklaim saat itu ada kesepakatan damai secara lisan dan korban tidak ingin memperperpanjang masalah tersebut.

"Siswa N menyatakan tidak ingin memperpanjang, kedua orangtua alhamdulillah hadir dan berdamai secara lisan, kedua orangtua saling berpelukan dan saling meminta maaf. Pada 30 Mei kami dapat kabar dari orangtua bahwa siswa N meninggal dunia, kami berkunjung ke rumah duka," kata Rizki.

Baca Juga: 3 Tipe Orang Tua yang Dibully Anaknya Sendiri, Banyak yang Gak Sadar!

Baca Juga: Realitas Perempuan Berjuang di Politik: Sendirian-Berpotensi Dibully

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya