PSBB Dievaluasi, Ridwan Kamil: 50 Persen Jabar Masih Masuk Zona Merah

Kang Emil sarankan wilayah zona merah tetap PSBB

Bandung, IDN Times - Jelang penutupan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jawa Barat pada Selasa (19/5), ada sekitar 50 persen daerah di Jawa Barat masih masuk kategori zona Merah. Sisanya, 30 persen menjadi zona Kuning, dan ada sekitar 20 persen (empat daerah) menjadi zona Biru.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau Kang Emil dalam keterangan resminya yang membahas mengenai persiapan evaluasi PSBB Jabar pada Minggu (17/5).

Zona merah diberikan pada daerah dengan kasus COVID-19 pada satu atau lebih kluster dengan peningkatan kasus yang signifikan dan bisa dilakukan PSBB penuh pada daerah tersebut. Zona kuning artinya ditemukan kasus COVID-19 pada kluster tunggal dan bisa dilakukan PSBB parsial.

Sementara zona biru berarti ditemukan kasus COVID-19 secara sporadis baik kasus impor (imported case) atau penularan lokal, di mana daerah dengan zona ini perlu dilakukan physical distancing.

1. Nantinya akan tetap koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota

PSBB Dievaluasi, Ridwan Kamil: 50 Persen Jabar Masih Masuk Zona MerahIDN Times/Debbie Sutrisno

Kang Emil mengatakan, selama 14 hari PSBB di seluruh wilayah Jabar, masih ada ditemukan sekitar 50 persen daerah yang berada di zona merah. Setelah ini, Pemprov Jabar akan segera membagi daerah mana saja yang masih harus dilakukan PSBB secara penuh dan parsial.

"Jadi (nanti) tidak semua 27 kabupaten/kota melaksanakan PSBB, Jabar akan melanjutkan PSBB skala parsial, proporsional sesuai dengan situasi di daerah masing-masing," ujarnya.

2. Di 63 persen wilaya Jabar tidak terlihat ada pergerakan penyebaran COVID-19

PSBB Dievaluasi, Ridwan Kamil: 50 Persen Jabar Masih Masuk Zona MerahDok.Humas Jabar

Selain itu, dalam rapat tersebut Kang Emil menjelaskan bahwa dari evaluasi PSBB Jabar hingga kini, tidak ditemukan adanya pergerakan atau penyebaran kasus COVID-19 di 63 persen wilayah Jabar.

"Lalu ada sekitar 20 persen wilayah yang tidak ada pemudik dan wilayah itu tidak ada pergerakan ODP, PDP, dan lain-lain. Sehingga 20 persen ini perlakuannya tidak bisa disamakan dengan mereka yang perlu diwaspadai," ungkapnya.

3. Jabar akan memiliki beberapa level pengawasan jelang Idul Fitri

PSBB Dievaluasi, Ridwan Kamil: 50 Persen Jabar Masih Masuk Zona Merahinstagram.com/anasn28

Kang Emil menjelaskan, meskipun PSBB disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar tidak akan menurunkan level pengawasan, termasuk jelang hari raya Idulfitri 1441 H atau Lebaran 2020 yang akan dilakukan sesuai dengan zona atau level kewaspadaan di daerah masing-masing.

Detailnya, Jabar akan memiliki lima level kewaspadaan, yaitu Level 5 atau zona hitam (Kritis), Level 4 atau zona merah (Berat) yakni kondisi PSBB saat ini, Level 3 atau zona kuning (Cukup Berat), Level 2 atau zona biru (Moderat) menunjukkan wilayah yang perlu melaksanakan physical distancing, dan Level 1 atau Zona Hijau (Rendah) yakni kondisi normal.

"Nah, kepada mereka yang termasuk ke dalam level biru, maka kebijakan bisa lebih longgar, dengan tetap menjauhi kerumunan dan ada protokol kesehatan, tapi kegiatan sudah bisa 100 persen. Kalau dia masih level merah seperti sekarang, itu kegiatan ekonomi atau apa pun (dibatasi) hanya 30 persen," tuturnya.

Ia merekomendasikan kepada kabupaten/kota yang masih ada di Level 4 atau zona merah untuk tetap melakukan PSBB secara penuh. Namun, kepada kabupaten/kota yang sudah termasuk zona kuning dan biru bisa melakukan PSBB parsial.

"Hampir semua yang namanya kota (di Jabar) itu masuk yang level merah, kecuali Kota Bandung, sudah masuk kategori level kuning atau level tiga dari lima level itu," katanya.

4. PSBB berhasil jika angka pasien positif COVID-19 menurun

PSBB Dievaluasi, Ridwan Kamil: 50 Persen Jabar Masih Masuk Zona MerahDok.Humas Jabar

Kang Emil menambahkan, ukuran keberhasilan PSBB juga bisa dilihat dari turunnya pasien terkonfirmasi positif sambil terus melakukan peningkatan jumlah tes masif.

"Kita sedang mengejar 300 ribu pengetesan dalam waktu secepatnya," ucapnya.

Kepada para bupati/wali kota, Kang Emil pun mengatakan, secara umum tren Jabar dalam menangani pandemi ini cukup positif, di antaranya merujuk jumlah pasien di rumah sakit yang menurun sejak akhir April 2020, menurunnya angka kematian, serta tingkat kesembuhan naik dua kali lipat.

"Saya ucapkan terima kasih kepada semua pemimpin daerah yang sudah sinkronisasi terkait apa yang kita kerjakan, sehingga kita di Jawa Barat bisa satu frekuensi," kata dia.

Baca Juga: Wabah COVID-19, Pemkot Bandung Perpanjangan Masa Pembayaran PBB 2020 

Baca Juga: Pemkot Bandung Janji Tunda Kenaikan Jabatan ASN yang Nekat Mudik

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya