Puluhan Ekor Ternak Warga Diserang Macan di Hutan Sanggabuana Karawang

Dedi Mulyadi salahkan cara warga menggembalakan ternak

Karawang, IDN Times - Kematian puluhan ekor hewan ternak menggemparkan warga Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang. Fenomena tersebut diduga akibat perbuatan hewan buas sejenis macan.

Kesimpulan warga diperkuat hasil tangkapan kamera video pengawas yang belakangan dipasang di lokasi, kawasan hutan Gunung Sanggabuana. Warga yang geram pun sempat berencana membunuh macan tersebut.

Namun, hal itu berhasil dicegah Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dedi Mulyadi. “Ini sih bukan salah macan, tapi warga. Kenapa pelihara domba di sini (hutan), bukan tempatnya," ujar Dedi dalam keterangan persnya, Senin (20/9/2021).

1. Kebiasaan warga menggembalakan ternak diduga telah memancing macan

Puluhan Ekor Ternak Warga Diserang Macan di Hutan Sanggabuana KarawangFacebook Dedi Mulyadi

Dedi mengaku, telah mendatangi lokasi setelah mendapatkan laporan kematian hewan ternak. Warga setempat ternyata sudah biasa menggembalakan hewan ternak mereka di kawasan hutan Gunung Sanggabuana.

Menurut Dedi, kawasan hutan bukan tempat untuk menggembalakan ternak. "(Kawasan hutan) ini bukan diperuntukkan manusia atau ternak. Ini sama saja memancing macan untuk turun gunung,” ujarnya.

Kemunculan macan ke wilayah perbatasan hutan dan pemukiman penduduk itu juga bisa disebabkan faktor kerusakan lingkungan. Hewan predator diduga terpaksa keluar karena kesulitan mendapatkan mangsa di dalam kawasan hutan.

2. Serangan macan terjadi sejak beberapa bulan lalu

Puluhan Ekor Ternak Warga Diserang Macan di Hutan Sanggabuana KarawangANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Pemilik hewan ternak itu melaporkan serangan macan terjadi selama beberapa bulan terakhir, tempat setelah lebaran 2021. Mereka menghitung sebanyak 30-40 ekor domba yang mati hingga saat ini.

Melihat kondisi hewan ternak yang mati, ditemukan sejumlah luka gigitan dan cakaran. "Lukanya identik dengan serangan macan tutul yang memang tinggal di sekitar Hutan dan Gunung Sanggabuana," kata Dedi meyakini.

Meskipun demikian, ia melarang warga memburu macan yang justru akan mengundang serangan balasan dari macan lainnya. “Urusan domba yang mati saya ganti dengan catatan bantu untuk jaga Sanggabuana," kata Dedi menjanjikan.

3. Kamera video merekam keberadaan hewan langka dan endemik lainnya

Puluhan Ekor Ternak Warga Diserang Macan di Hutan Sanggabuana KarawangFacebook Dedi Mulyadi

Sementara itu, Pimpinan Sanggabuana Wildlife Expedition Bernard T Wahyu Wiryanta menilai kemunculan macan tutul Jawa di sana sebagai kabar gembira. Berkat pemasangan kamera video pengawas, banyak satwa langka dan endemik berhasil terekam dalam populasi yang cukup banyak.

Rekaman video dan kejadian penyerangan hewan ternak dijadikan pelengkap kajian yang mereka lakukan. "Ini bisa menjadi dasar KLHK untuk segera menetapkan kawasan Hutan dan Gunung Sanggabuana ini menjadi kawasan konservasi," ujar Bernard.

4. Biodiversitas kawasan hutan Sanggabuana dinilai masih baik

Puluhan Ekor Ternak Warga Diserang Macan di Hutan Sanggabuana KarawangDok Dedi Mulyadi

Sebelumnya, Dedi Mulyadi mendorong kawasan Sanggabuana menjadi Taman Nasional. Menanggapi hal itu, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak Ahmad Munawir tengah melakukan pendataan satwa di Sanggabuana.

Berdasarkan rekaman video pemantau diketahui macan tutul tersebut berjenis kelamin betina dewasa. “Macan tutul betina dewasa ini terekam bergerak dari arah selatan ke utara dan kembali menggunakan jalur yang sama. Selain macan tutul, juga terekam babi hutan, musang dan tikus hutan yang merupakan pakan alaminya,” tutur Munawir.

Dari kamera tersebut juga teridentifikasi audio dan visual dari 40 jenis burung, tiga jenis primata dan tiga raptor. Data tersebut menunjukkan biodiversitas di kawasan Sanggabuana masih baik untuk hutan di luar kawasan konservasi.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Bongkar Modus Pertambangan Ilegal di Balik Perkebunan

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya