Lika-liku Hidup Pengidap Thalasemia di Kota Bandung

Lingkungan yang mendukung membuat pengidap semakin beruntung

Bandung, IDN Times - Lahir dalam kondisi thalasemia membuat Bagas Respati merasa berbeda dengan teman-temannya. Perasaan beda itu ia rasakan sejak memasuki bangku sekolah dasar. Saat itu dia merasakan lebih banyak berobat ke dokter dibandingkan teman sebayanya.

Kondisi itu pun membuat pria kelahiran Semarang 1998 itu merasa berbeda dengan teman-teman sebayanya. Namun setelah besar, Bagas akhirnya memilih untuk berdamai dengan diri sendiri dan tidak terus meratapi penyakit yang di idapnya.

"SD kelas 2 itu mulai kayak sadar. Oh ternyata aku ini agak beda. Ke rumah sakit setiap tiga minggu sekali itu enggak semua anak bisa merasakan," ujar Bagas pada IDN Times, Kamis (9/11/2023).

1. Lingkungan yang sehat akan mendorong pengidap berdamai

Lika-liku Hidup Pengidap Thalasemia di Kota BandungDokumen pribadi Bagas Respati

Meski akhirnya mengetahui mengidap penyakit thalasemia, Bagas tergolong diuntungkan dengan kondisi lingkungan di sekolah higga tempat bermainnya bisa menerima dan tidak mengolok-olok terhadap penyakit yang tengah dideritanya itu.

Lingkungan keluarga besarnya juga tergolong baik, dan sangat memberikan dukungan penuh atas kondisinya saat itu. Menurutnya, dengan respons yang baik di lingkungan terdekat, pengidap thalasemia justru bisa lebih berdamai.

"Alhamdulillah-nya aku cukup memiliki privilege untuk ibaratnya bisa hidup di lingkungan yang orang-orangnya bisa dibilang teredukasi dengan baik. Educated lah gitu,"

"Mereka tidak menganggap aku orang yang aneh, atau kayak takut tertular dan lain sebagainya," katanya.

2. Pengobatan sudah semakin terjangkau

Lika-liku Hidup Pengidap Thalasemia di Kota BandungDokumen pribadi Bagas Respati

Selama di lingkungan SMP hingga SMA, Bagas sendiri juga tidak pernah mendapatkan sentimen yang buruk dari teman-temannya. Hal itu juga berlaku hingga akhirnya dia lulus dari salah satu universitas negeri popular di Jatinangor, Sumedang.

"Kalau hanya sekadar kejahilan-kejahilan anak-anak atau sebagainya itu sebenarnya wajar. Cuma kalau untuk kejahilan yang targetnya adalah karena aku thalasemia alhamdulillah sih jarang gitu," ujarnya.

Dalam hal pengobatan sendiri, Bagas berujar, pasien thalasemia saat ini tergolong mudah karena sudah ada asuransi yang kini bisa men-cover pengobatan di beberapa rumah sakit di Kota Bandung. Soal urusan stok darah juga kini sudah tergolong banyak disediakan.

"Untuk kantong darahnya sendiri walaupun emang gratis tapi kan kami bayar untuk si prosesnya itu. Agak kesulitan gak sih?" ucapnya.

3. Berharap penyakit ini tidak diturunkan ke anak cucunya

Lika-liku Hidup Pengidap Thalasemia di Kota BandungDokumen pribadi Bagas Respati

Bagas sendiri merupakan anak terakhir dari dua bersaudara. Kakaknya pun kini mengidap penyakit Thalasemia. Ibu dan bapaknya juga mengidap penyakit serupa. Penyakit ini sendiri merupakan bawan dari keturunan.

"Thalasemia merupakan penyakit bawaan. Bapak, ibu dan kaka juga berstatus sama (thalasemia)," katanya.

Meski terlahir beda dengan orang-orang normal pada umumnya, Bagas pun memiliki beberapa harapan yang terus dibacakannya setiap berdoa. Dia mengingkan agar penyakit ini tidak menurunkan lagi pada anak cucunya.

"Keinginan harapan, penyakit ini cukup berhenti di saya. Jadi semisal saya nikah punya anak, cukup penyakit ini berhenti di saya saja, jangan ke anak, dan keturunan seterusnya," kata dia.

Bagas juga berpesan, untuk pengidap thalasemia harus bisa lebih berdamai dan menerima keadaan. Harus tetap bisa move on dan berbaur dengan masyarakat umum lainnya. Jangan sampai minder dan harus menutupi kekurangan dengan cara berpakaian.

"Saya akhirnya bisa melewati masa minder dan insecure perihal fisik atau penampilan itu dengan mix and match pakaian saja, yang bikin aku bisa cukup pede sampai sekarang," kata dia.

Bagas sendiri selain bekerja di perusahaan swasta, dia juga aktif dalam kelompok pengidap thalasemia, yaitu Thalassemia Movement. Dia juga memiliki jabatan dalam kelompok tersebut.

Baca Juga: Cegah Thalasemia, Kota Bandung Uji Coba Deteksi Dini di Puskesmas

Baca Juga: Menderita Thalasemia, Fitri Asih Tetap Aktif Jadi Pejuang Pendidikan

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya