Curhat Atlet Jalan Cepat Jabar di PON Papua, Sempat Gak Dapat Makan

Kualitas makanan dari PB PON di Papua belum memuaskan atlet

Bandung, IDN Times - Atlet jalan cepat 20 kilometer serta 50 kilometer asal Jawa Barat (Jabar), Hendro alias Koh Lung berhasil membawa pulang satu emas dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.

Selama bertanding di Bumi Cenderawasih, peraih emas SEA Games Malaysia 2017 ini banyak menghadapi rintangan. Ia sempat tidak mendapat asupan gizi yang baik karena keterlambatan pemberian makanan dari panitia.

1. Pemberian makanan oleh PB PON sempat terkendala

Curhat Atlet Jalan Cepat Jabar di PON Papua, Sempat Gak Dapat MakanAtlet jalan cepat 20 kilometer serta 50 kilometer asal Jawa Barat (Jabar), Hendro alias Koh Lung (IDN Times-Azzis Zulkhairil)

Koh Lung mengatakan, Pengurus Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) sering terlambat memberikan makanan padanya. Sehingga, ia dan atlet lain terpaksa harus memasak makanan sendiri.

"Makanan dari PB PON itu sering terlambat, akhirnya kami masak sendiri dan ini kan masih kurang," ujar Koh Lung saat ditemui di Hotel Horison, Bandung, Selasa (20/10/2021).

Selain itu, kualitas makanan yang diberikan oleh PB PON tidak maksimal. Karena, Koh Lung bilang, makanan banyak yang tidak segar dan terasa seperti basi.

"Konsumsi dari PB PON kualitas makanan banyak yang basi, karena kita harusnya datang jam 07:00 pagi malah datang pukul 09:30. Makan malam juga terlambat, bahkan kadang gak datang," ungkapnya.

2. Fasilitas kesehatan untuk atlet harus lebih dimaksimalkan PB PON

Curhat Atlet Jalan Cepat Jabar di PON Papua, Sempat Gak Dapat MakanAtlet jalan cepat 20 kilometer serta 50 kilometer asal Jawa Barat (Jabar), Hendro alias Koh Lung (IDN Times-Azzis Zulkhairil)

Kemudian, soal fasilitas kesehatan penanggulangan COVID-19 dan tempat pijat untuk atlet masih belum disediakan dengan maksimal oleh PB PON. Menurutnya, pada PON yang akan datang kondisi itu harus lebih baik.

"Kemarin alat PCR test juga kurang, mungkin dipakai masyarakat umum juga. Tapi setidaknya mereka juga sudah bisa mengantisipasi. Atletik kemarin di Mimika ada ada 12 cabang olahraga, dan ada atlet dari 34 provinsi bertanding di sana. Harusnya sudah bisa siapkan," katanya.

3. Setiap cabang olahraga harus memiliki manager

Curhat Atlet Jalan Cepat Jabar di PON Papua, Sempat Gak Dapat MakanAtlet jalan cepat 20 kilometer serta 50 kilometer asal Jawa Barat (Jabar), Hendro alias Koh Lung (IDN Times-Azzis Zulkhairil)

Untuk PON yang akan datang, Koh Lung menambahkan, cabang olahraga harus memiliki manager atau pendamping yang bisa menjaga kualitas dan memenuhi kebutuhan atlet. Sebab, peran manager penting ketika atlet mendapatkan kesulitan mendadak.

"Kemarin atletik itu 11 mendali emas, tidak lepas dari sumbangsih manager yang di mana cepat responz, kayak soal makan. Mereka (manager) dengan pelatih bisa langsung belanja dan mengganti asupan gizi," katanya.

4. Birokrasi untuk atlet harus dipermudah

Curhat Atlet Jalan Cepat Jabar di PON Papua, Sempat Gak Dapat MakanPelari Sumut Agustina Mardika Manik bersama sang suami Asmara Bara (Jawa Barat) usai memenangkan lari 1.500 meter putri PON XX Papua di Stadion Atletik, Mimika Sport Complex, Senin (11/10/2021). (Dok.PB PON XX Papua / Rommy Pujianto)

Soal perhatian pemerintah, Koh Lung bilang, saat ini masih banyak terbentur dengan aturan birokrasi. Ia meminta, persoalan ini dalam beberapa waktu ke depan harus dirubah agar mempermudah atlet.

"Birokrasi harus diubah, dan nanti harus kayak pemerintah pusat, jadi satu pintu. Seperti kemarin atletik butuh penginapan yang layak kita ngajuin ke KONI, jadi tunggu lama, baru cair ke atlet," katanya.

Baca Juga: Jabar Juara Umum PON XX Papua, Konsistensi Pembinaan Atlet Saat Pandemik

Baca Juga: PON XX Sukses Digelar, Mahfud MD: Tanda Warga Papua Dukung NKRI

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya