Wapres Gibran Tinjau Lokasi Bencana Sukabumi, Lima Korban Masih Dicari

Kabupaten Sukabumi, IDN Times - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka bersama Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto meninjau langsung lokasi bencana banjir dan longsor di Kabupaten Sukabumi yang terjadi akibat hujan deras pada Kamis (6/3/2025) malam selama lima jam berturut-turut. Bencana ini mengakibatkan tujuh korban jiwa, di mana dua orang telah ditemukan, sementara lima lainnya masih dalam pencarian.
"Tadi ada kunjungan Pak Wapres terkait dengan terjadinya bencana banjir dan longsor dua hari yang lalu akibat hujan deras. Ada beberapa titik yang terkena banjir dan longsor mengakibatkan ada korban jiwa, tujuh yang meninggal, dua sudah ditemukan, lima belum ditemukan," kata Suharyanto kepada awak media, Sabtu (8/3/2025).
"Lima korban yang masih hilang tersebar di beberapa titik, di antaranya tiga korban di Kecamatan Lengkong dan dua di Kecamatan Simpenan. Saat ini, tim Basarnas bersama TNI, Polri, dan relawan terus melakukan pencarian," katanya.
1. Jembatan sementara akan segera dibangun

Selain korban jiwa, bencana ini juga menyebabkan kerusakan infrastruktur, salah satunya Jembatan Cidadap atau Jembatan Bojongkopo yang mengalami kerusakan parah. Suharyanto menyebut, Wamen PUPR telah meninjau lokasi dan menyatakan bahwa solusi sementara adalah pemasangan jembatan Bailey agar transportasi masyarakat tetap berjalan.
"Setelah jembatan Bailey terpasang, Kementerian PUPR akan membangun kembali jembatan permanen. Paling lambat setelah Hari Raya Idulfitri," katanya.
2. Ratusan rumah rusak, pemerintah siapkan bantuan

Banjir dan longsor juga merusak seratus hingga 200 rumah warga di beberapa titik, termasuk di kawasan Palabuhanratu. Rumah-rumah yang terdampak mengalami berbagai tingkat kerusakan, mulai dari ringan, sedang, hingga berat.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Bupati Sukabumi untuk pembersihan material yang dilakukan bersama BPBD, TNI, dan Polri. Selain itu, bantuan juga akan diberikan, di mana rumah rusak ringan mendapat Rp15 juta, sementara rusak sedang Rp30 juta," tuturnya.
Sebelumnya, Pemkab Sukabumi telah mengajukan perbaikan sekitar 2.000 rumah yang terdampak bencana sejak Desember 2024. Data tersebut akan terus diperbarui untuk memastikan semua warga yang terdampak mendapatkan bantuan.
3. Antisipasi hujan ekstrem dengan operasi modifikasi cuaca

Bencana banjir dan longsor ini menjadi perhatian nasional, mengingat curah hujan yang tinggi diprediksi masih akan berlangsung hingga 20 Maret 2024. Suharyanto mengatakan bahwa operasi modifikasi cuaca (OMC) akan dilakukan secara terpadu oleh pemerintah pusat dan daerah untuk mengurangi dampak hujan ekstrem.
"Mulai 10 hingga 20 Maret, prediksi BMKG menunjukkan curah hujan sangat tinggi. Kami akan melaksanakan operasi modifikasi cuaca yang melibatkan BMKG, Pemprov DKI, dan Pemprov Jabar agar dampaknya bisa dikurangi bahkan dihentikan," tuturnya.