Wamen LH dan Walkot Bandung Makan Siang Bareng Menu MBG

- Kebersihan dapur MBG wajib diperhatikan, Kementerian LH siap memberikan pendampingan untuk pengelolaan limbah yang lebih baik
- Timbulan sampah dari dapur MBG bisa diolah dan dipilah untuk digunakan kembali, Kementerian LH memberikan komposter dan pendampingan
- Kementerian LH sedang membuat petunjuk teknis dalam pengelolaan sampah, limbah, dan air untuk diberikan kepada SPPG
Bandung, IDN Times - Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono mendatangi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berada di kawasan Lanud Husei Sastanegara, Kota Bandung. Dia mengecek secara langsung menu makan bergizi gratis (MBG) dan ke mana limbah hasil pengolahan makanan ini dibuang.
Dalam kegiatan ini, Diaz pun mencoba makan menu MBG bersama Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan. Mereka makan di area dekat dapur MBG bersama sejumlah pejabat lainnya.
Ada dua menu yan hari ini, Selasa (23/9/2025), disiapkan oleh SPPG tersebut. Menu pertama isinya adalah telur goreng, anggur lima buah, tomat dan timun, nasi goreng, serta susu. Untuk menu kedua adalah mie, bakso dua buah, sayur sawi, tahu dua buah, daging cincang, dan anggur lima buah.
1. Kebersihan dapur MBG wajib diperhatikan

Dia menuturkan, Kementerian LH punya peran dalam menjaga kebersihan dapur SPPG salah satunya dalam urusan sampah yang dihasilkan. Sebab, timbunan sampah yang kurang terurus bisa jadi penyebab banyaknya penyakit yang memengaruhi kondisi makanan yang bakal diberikan kepada siswa termasuk ibu hamil dan menyusui.
"Kami tentunya siap mendukung program ini dan memberikan pendampingan untuk pengelolaan limbah atau IPAL yang lebih baik dari KLH," kata Diaz.
2. Timbulan sampah bisa diolah

Menurutnya, timbulan sampah dari dapur MBG setiap hari bisa mencapai 10 kilogram tergantung menu yang disajikan. Maka harus ada pemilahan sampah atau pengolahan secara baik agar sampah tersebut tidak seluruhnya masuk ke tempat pembuangan sementara (TPS) atau tempat pembuangan akhir (TPA).
"Dengan memilah lebih dulu, itu sudah merupakan langkah yang sangat baik. Sampah bisa ditaruh di komposter, dibiarkan beberapa waktu, lalu air lindinya bisa digunakan untuk menyiram tanaman, sementara sisanya menjadi kompos," paparnya.
Pemberian komposter ke SPPG pun dlakukan Kementerian LH sehingga para pelaku program MBG ini bisa lebih mudah untuk mengolah sampah. Pendampingan pun bakal dilakukan agar SPPG bisa semakin mahir dalam pengelolaan limbahnya.
3. Siapkan petunjuk teknis

Di sisi lain, Diaz memastikan bahwa Kementerian LH sekarang sedang membuat petunjuk teknis dalam pengelolaan sampah, limbah, dan dair yang nantinya diberikan kepada BGN untuk memperkuat pengelolaan sampah di SPPG.
"Mudah-mudahan secepatnya juknis ini selesai, mungkin dalam sekitar sebulan ke depan," paparnya.