Viral Siswa SD di Sukabumi Meninggal Diduga Makan MBG, Ini Kata Dinkes

- Kematian Salsabila Bukan Akibat Keracunan Massal
- Salsabila sudah sakit sebelumnya dan hasil pemeriksaan medis menunjukkan gejala gangguan pernapasan berat sebelum dibawa ke rumah sakit.
- S datang ke IGD dengan keluhan sesak napas, batuk berdahak, dan demam selama dua hari terakhir. Pasien juga tersedak dan muntah setelah minum air.
- Dinkes Turunkan Tim Surveilans
- Penyebab kematian diduga karena gagal napas akibat asma berat yang diperparah oleh infeksi pneumonia aspirasi. Tim surveilans melakukan penelusuran lapangan di wilayah tempat tinggal
Kabupaten Sukabumi, IDN Times - Seorang anak perempuan berusia 10 tahun berinisial S asal Desa Sirnasari, Kecamatan Surade meninggal dunia usai menjalani perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) di sebuah fasilitas kesehatan di Kabupaten Sukabumi, Minggu (5/10/2025) malam. Kasus ini sempat menimbulkan dugaan di masyarakat bahwa korban meninggal akibat mengonsumsi makanan bergizi (MBG) dari sekolah.
Unggahan yang menduga bocah meninggal karena memakan makanan MBG viral di media sosial Facebook. Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi pun buka suara terkait kasus tersebut.
1. Respons Kadinkes Sukabumi

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Agus Sanusi menegaskan bahwa kematian Salsabila bukan disebabkan oleh kasus keracunan massal seperti yang sebelumnya terjadi di wilayah lain. Menurutnya, hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa pasien sudah mengalami gejala gangguan pernapasan berat sebelum dibawa ke rumah sakit.
"Informasi dari petugas kesehatan setempat, pasien sudah sakit sebelumnya. Kalau ini karena makanan bergizi, tidak mungkin hanya satu orang yang terdampak. Tim surveilans kami sudah turun untuk memastikan," ujar Agus saat dikonfirmasi IDN Times, Senin (6/10/2025).
2. Kronologi kondisi siswa
Berdasarkan laporan medis, S datang ke IGD pada pukul 16.30 WIB dengan kondisi penurunan kesadaran yang sudah terjadi sekitar lima jam sebelumnya. Dokter jaga, dr. Raisha Fasmilisa Nugraha mencatat bahwa pasien datang dengan keluhan sesak napas, batuk berdahak, dan demam selama dua hari terakhir.
Sebelumnya, keluarga sempat memberikan air minum kepada pasien saat kondisinya belum sadar penuh. Namun, air tersebut justru membuat pasien tersedak dan muntah. Pasien juga sempat dibawa ke mantri setempat sebelum akhirnya dirujuk ke IGD karena sesak napas makin berat.
Petugas medis langsung memberikan terapi oksigen, cairan infus, dan beberapa obat pernapasan. Namun kondisi pasien terus menurun. Setelah serangkaian tindakan medis dan konsultasi dengan dokter spesialis anak, pasien akhirnya dinyatakan meninggal dunia pukul 00.33 WIB, Senin (6/10/2025).
3. Dinkes turunkan tim surveilans

Dinas Kesehatan menyebut penyebab kematian Salsabila diduga karena gagal napas akibat asma berat yang diperparah oleh infeksi pneumonia aspirasi, atau masuknya cairan ke saluran napas saat tersedak.
"Kemungkinan penyebabnya adalah gagal napas karena asma eksaserbasi akut berat, diperparah pneumonia aspirasi," tutur Agus.
Untuk memastikan tidak ada keterkaitan dengan program MBG, tim surveilans dari Dinkes Kabupaten Sukabumi kini tengah melakukan penelusuran lapangan di wilayah tempat tinggal korban.
"Kami tetap melakukan investigasi epidemiologis agar masyarakat tidak salah paham. Sampai saat ini, belum ditemukan bukti adanya hubungan dengan makanan bergizi sekolah," katanya, menegaskan.