Veronica Tan Minta Pemerkosaan Dokter Priguna Ditindak Tegas

Bandung, IDN Times - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia, Veronica Tan, mendatangi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS Bandung), Senin (14/4/2025). Dia datang dengan rombongan dan pendamping dari perwakilan pemerintah provinsi.
Hal ini dilakukan Veronica setelah adanya kasus pemerkosaan dokter residen anastesi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) FK Unpad, Priguna Anugerah Pratama, terhadap tiga orang korban.
"Jadi, hari ini kami kunjungan ya. Secara prespektif tentu kami perempuan dan perlindungan anak ya. Jadi hari ini kami mencoba melihat permasalahan di mana, kami ingin ada efek jera dari hukuman maksimal," ujar Veronica, di lokasi selesai kunjungannya.
1. Priguna oknum berbaju dokter

Veronica mengungkapkan, peristiwa ini dilakukan oleh seorang oknum yang menyalah-gunakan seragam dokter. Sehingga, dirinya meminta agar hukum diberikan secara maksimal terhadap Priguna Anugerah Pratama.
"Jadi, ini adalah seorang oknum sebenarnya yang berbaju dokter ya, tidak menyeluruh, hanya karena seorang oknum yang memang bermasalah, tapi bagaimana hukum yang setimpal yang semaksimalnya untuk diberikan," ucapnya.
2. Korban kini mengalami trauma

Selain itu, Veronica juga menyoroti dampak dari perbuatan pelaku, di mana saat ini korban mengalami trauma dan masa depannya turut tercoreng. Dia mendorong agar hal ini harus menjadi perhatian serius.
"Karena korban itu kan ada trauma, jalan hidupnya masih panjang, bagaimana menolong korban itu sampai bebas dari trauma, belum lagi efek-efek yang terjadi akibat perlakuan kekerasan seksual ini ya," katanya.
3. Pemerintah pusat akan mengawal kasus ini

Veronica menegaskan, negara pasti hadir untuk melakukan pendampingan terhadap korban, dan memastikan pemberian hukuman setimpal kepada pelaku agar persoalan ini bisa tuntas.
"Jadi, dari kementerian PPPA tentu akan mendorong terus mengawal kasus ini, karena sebenarnya kita semua sadar bahwa banyak sekali kasus yang terjadi terhadap perempuan dan anak," ucapnya.
"Tapi pada akhirnya itu seperti gunung es dan kami mengatakan itu dari kasus yang Kupang, oknum polisi, dan juga kasus dari oknum di UGM. Juga sampai kepada institusi rumah sakit, tapi oknum juga sebenarnya, dan bagaimana hukuman jera itu untuk menyetop (peristiwa ini)," kata dia.