Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251029-WA0020.jpg
Gedung Sate (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Intinya sih...

  • Pemprov Jabar menargetkan APBD 2026 sebesar Rp30,1 triliun untuk penguatan sektor kesehatan, infrastruktur publik, pendidikan, pangan, lingkungan, dan perumahan.

  • Kepala Bapenda Jawa Barat berkoordinasi dengan OPD lainnya untuk menyusun langkah strategis dalam menentukan prioritas penguatan pendapatan daerah.

  • Peningkatan pendapatan juga diupayakan dengan cara berkomunikasi kepada pemerintah pusat agar mendapat stimulus dan dana transfer yang proporsional.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Pemprov Jabar terus mengupayakan peningkatan pendapatan daerah dari berbagai sektor untuk memperkuat kapasitas fiskal. Apalagi, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi sudah, menyampaikan target Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2026 sebesar Rp30,1 triliun.

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jawa Barat, Asep Supriatna mengatakan, anggaran tersebut akan difokuskan untuk penguatan sektor kesehatan, infrastruktur publik, pendidikan, pangan, lingkungan, serta perumahan, sesuai dengan misi Pemprov Jabar di bawah kepemimpinan Dedi Mulyadi.

Asep mengaku terus berkoordinasi dengan perangkat organisasi daerah (OPD) lainnya untuk menyusun langkah strategis dalam menentukan prioritas penguatan pendapatan daerah.

1. Kolaborasi lintas OPD turut dilakukan

Pintu gerbang Candi Bentar, Gedung Sate (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Dia mencontohkan salah satu kolaborasi yang dibangun telah dilakukan bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar membahas mengenai aset strategis daerah, termasuk pembahasan ulang skema kerja sama pengelolaan aset dengan badan usaha terkait.

"Terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi pendapatan daerah, termasuk perlambatan ekonomi global. Kondisi ini mendorong pemerintah daerah untuk lebih adaptif dalam mencari jalan keluar agar pendapatan daerah tetap optimal di tahun depan," ujar Asep.

"Bersama OPD lain juga membahas berbagai hal, mulai investasi, serapan tenaga kerja dan lain-lain. Semua memiliki pemahaman bahwa kinerja yang dilakukan di OPD akan saling berkaitan, meskipun secara teknis pekerjaan punya jalur dan tanggung jawab sendiri-sendiri," dia melanjutkan.

2. Seluruh daerah turut mengalami kondisi ekonomi yang sama

Ilustrasi ekonomi terguncang (IDN Times/Arief Rahmat)

Peningkatan pendapatan juga diupayakan dengan cara berkomunikasi kepada pemerintah pusat agar mendapat stimulus dan dana transfer yang proporsional. Tak hanya terkait dana transfer, pembahasan turut mencakup dinamika dana bagi hasil dengan potensi penurunan sekitar Rp600 miliar per tahun.

"Tahun ini ada banyak tantangan yang terjadi tidak hanya di Jawa Barat, hampir semua daerah menghadapinya. Pemerintah daerah harus menyesuaikan kebijakan fiskal daerah dengan dinamika kebijakan nasional," ucap Asep.

3. Industri juga ikut terdampak

Ilustrasi Hukum ekonomi. (dok. pixabay.com/stevepb)

Disinggung mengenai realisasi pendapatan tahun ini, Asep menyebut data yang diterima masih terus berjalan hingga tahun 2025 berakhir. Semua akan disampaikan, termasuk evaluasi menyeluruh berkaitan dengan tantangan yang dihadapi selama tahun 2025.

"Belum lagi situasi industri otomotif skala nasional yang juga penuh tantangan. Tapi, apapun itu, fokus kami tentu bagaiman beradaptasi dan mencari cara agar pendapatan daerah bisa maksimal di tahun depan," kata dia.

Editorial Team