Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sulitnya Mencari Beras Premium di Toko Retail Bandung

IMG_20250826_094240.jpg
Beras premium yang murah sulit didapat masyarakat. IDN Times/Debbie Sutrisno
Intinya sih...
  • Stok beras premium sedikit di minimarket dan supermarket Bandung
  • Masyarakat kesulitan mendapatkan beras premium dengan harga terjangkau
  • Pemerintah klaim stok beras tersedia hingga akhir tahun, produksi beras diproyeksikan mencapai 31,37 juta ton
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Sejak kasus pengoplosan beras premium yang dijual di toko retail modern, masyarakat mulai kesulitan mendapatkan beras penggantinya. Tidak banyak toko yang menjualnya, bahkan ketika ada jumlahnya sedikit dan opsinya tidak banyak.

IDN Times coba mendatangi sejumlah minimarket dan supermarket yang ada di Kota Bandung. Hasilnya, beberapa minimarket sudah tidak menjual beras premium jenis apapun karena memang tak ada pengiriman.

"Sekarang tidak ada. Pernah masuk beras premium yang harga sekitar Rp75 ribu itu sudah dua bulan lebih," kata salah satu kasir Indomaret yang enggan disebut namanya, Selasa (26/8/2025).

Hal serupa juga ditemui di salah satu supermarket yang hanya menjual beras dengan lebih dari Rp75 ribu. Beras premium yang dijual harganya ada yang mencapai Rp100 ribu per lima kilogram (km).

"Belum ada lagi yang murahnya Pak, adanya yang agak mahal," kata seorang pekerja di supermarket Superindo.

1. Ada beras tapi stok sedikit

IMG_20250826_103217.jpg
Beras premium yang murah sulit didapat masyarakat. IDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, minimarket Indomaret yang ada di Jalan Jawa masih menjual beras dengan harga Rp73.500 per lima kg. Hanya saja yang terpampang di rak ada satu merek yaitu Larrist.

Salah satu pembeli, Sandi, mengatakan bahwa dia sekarang sudah kesulitan mendapatkan beras premium dengan harga terjangkau di minimarket maupun supermarket. Akhirnya dia memilih membeli beras di warung eceran atau pasar tradisional.

"Beli ke warung biasa aja sekarang karena memang sudah di minimarket. Kalau dulu kan ada melimpah," kata dia.

2. Pemerintah klaim stok beras tersedia

WhatsApp Image 2025-07-12 at 8.55.30 AM (1).jpeg
Penjualan beras SPHP yang disebarkan Bulog. Dokumentasi Istimewa

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan Indonesia tidak akan melakukan impor beras pada tahun ini. Hal itu karena produksi beras diperkirakan meningkat dan stok masih tersedia.

Eskalasi produksi beras nasional tahun ini diproyeksi meningkat hingga akhir tahun. Upaya peningkatan produktivitas digalang pemerintah pusat hingga pemerintah daerah. Adapun proyeksi Neraca Beras yang disusun Bapanas menunjukkan ketersediaan stok beras secara nasional aman dan cukup.

"Berdasarkan Proyeksi Neraca Pangan Nasional 2025, ketersediaan pangan pokok strategis secara umum diproyeksikan cukup dan aman sampai dengan akhir tahun," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (23/8/2025).

3. Produksi beras hingga akhir tahun capai 31,37 juta ton

WhatsApp Image 2025-07-12 at 8.55.30 AM (3).jpeg
Penjualan beras SPHP yang disebarkan Bulog. Dokumentasi Istimewa

Arief mengungkapkan, produksi beras diproyeksikan 31,37 juta ton, dengan angka konsumsi 30,97 juta ton, sehingga neraca beras akhir 2025 sebesar 9,33 juta ton.

Rinciannya, jika produksi beras selama setahun sebanyak 31,37 juta ton maka total ketersediaan bisa mencapai 40,31 juta ton. Total ketersediaan beras tersebut berasal dari produksi setahun sebanyak 31,37 juta ton ditambah jumlah stok awal 2025 sebanyak 8,4 juta ton dan impor beras khusus 532 ribu ton.

Dari jumlah itu, neraca beras akhir tahun ini diperoleh 9,33 juta ton setelah total ketersediaan 40,31 juta ton dikurangi total kebutuhan konsumsi setahun sebanyak 30,97 juta ton. Namun Arief mengungkapkan, kalkulasi ini sifatnya proyeksi karena masih bergantung pada capaian produksi hingga akhir 2025.

"Ini tergantung dari produksi sampai akhir tahun karena ini merupakan projection. Jadi seperti yang disampaikan Bapak Menteri Pertanian dalam beberapa kesempatan, apabila kita menanam 1 juta hektare setiap bulannya maka produksi beras bisa 2,5 sampai 2,6 juta ton per bulan, itu akan tercapai," tutur Arief.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us