Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sukacita Siswa di Bandung Dapat Pemeriksaan dan Kacamata Gratis

IMG_20251017_112119.jpg
pemeriksaan mata dan pemberian kaca mata gratis dari BCA. IDN Times/Debbie Sutrisno
Intinya sih...
  • Anak dengan mata minus mengalami peningkatan
  • Orang tua harus rajin membawa anak periksa mata
  • Indra mata penting untuk prestasi belajar siswa
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Sebanyak 2.110 siswa di Bandung Raya mendapat kesempatan untuk pemeriksaan mata dan ada 300 lebih siswa mendapat kacamata gratis. Kegiatan ini hasil kerja sama antara Bank BCA bersama sejumlah sekolah, rumah sakit, dan pemerintah daerah Jawa Barat.

Salah satu siswa yang mendapat kacamata gratis adalah Fairuman dari SMAN 1 Ciparay. Dia menuturkan selama ini memang sudah merasa matanya sering buram ketika melihat sesuatu yang jaraknya agak jauh. Namun, tidak pernah memeriksakan diri dan terpaksa belajar dengan keadaan mata minus.

Setelah mengikuti pemeriksaan, barulah diketahui bahwa Fariuman matanya minus 2 1/4 di mata kanan dan kiri. "Sekarang udah dapat kacamata jadi enakan kalau lihat ga ada buram," kata Fariuman, Jumat (17/10/2025).

Hal senada disampaikan Mutiara, kelas 2 SMP Pasundan 1 Kota Bandung. Selama ini dia memang sudah alami minus dan silindris, tapi sudah setahun tidak melakukan pengecekan. Setelah ikut program ini dia akhirnya tahu ada penambahan dalam minus dan silindris matanya

"Setahun ga pernah cek mata lagi padahal kan emang harus yah. Nah pas di sini sekarang ikut jadi tahu (ada kenaikan). Sekarang sudah dapat kacamata baru yang sesuai," kata dia.

1. Ada kenaikan anak dengan mata minus

IMG_20251017_112044.jpg
pemeriksaan mata dan pemberian kaca mata gratis dari BCA. IDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, dokter spesialis mata dari Rumah Sakit Boromoeus, Ivone Caroline menyebut bahwa saat ini ada kenaikan angka anak dengan mata minus. Musababnya, penggunaan teknologi termasuk gadget yang berlebihan.

Tidak sedikit anak yang harus terus membawa ponsel baik ketika ada di rumah maupun bepergian. Pemakaian yang berlebihan tersebut membuat kemungkinan anak alami mata minus makin meningkat.

"Semua kita pakai handphone, dan anak-anak juga. Anak-anak dari sekolah sekarang udah mulai diajakan mengenai teknologi digital. Jadi belajar dari handphone, mengerjakan tugas dari handphone atau laptop, seperti itu," ujar Ivone.

Kondisi ini, kata dia, tidak hanya ada di Indonesia melainkan di seluruh dunia. Maka, harus ada cara agar anak bisa diminimalisir dalam pemakaian gadget sehingga tidak terlalu dini alami mata minus.

2. Harus rajin periksa mata

ilustrasi teknologi pada pemeriksaan mata (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi teknologi pada pemeriksaan mata (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Dengan persoalan tersebut, masih sedikit minat orang tua untuk membawa anaknya pergi memeriksakan mata. Padahal, anak atau siswa tidak akan paham betul apakah mereka alami mata minus walaupun penglihatannya buram.

"Karena itu memang untuk kegiatan screening dari kacamata atau refraksi ini sangat penting untuk mendeteksi gangguan refraksi atau mata minus pada anak-anak, terutama usia sekolah ya, kan butuh untuk belajar," paparnya.

Idealnya ketika anak yang tidak merasa ada masalah pada mata bisa melakukan pemeriksaan sekali sebelum lima tahun. Namun, ketika merasa ada masalah bisa langsung memeriksakannya.

Berbeda saat memang sudah ada masalah pada mata, maka setelah anak berumur lima tahun mereka bisa rutin memeriksa mata enam bulan sekali sampai setahun sekali.

3. Indra mata penting untuk masa depan seseorang

ilustrasi pemeriksaan mata (freepik.com/pikisuperstar)
ilustrasi pemeriksaan mata (freepik.com/pikisuperstar)

Sementara itu, Eksekutif Vice Presiden BCA Hera F Karin mengatakan, program pemeriksaan dan pemberian kacamata gratis dilakukan agar anak-anak bisa lebih cemerlang saat belajar. Harapannya dengan belajar makin mudah prestasi yang didapat pun kian gemilang.

Menurutnya, selama ini banyak siswa yang duduk di kursi bagian belakang kelas kemudian tidak fokus dalam belajar karena kondisi mata minus. Alhasil ilmu yang diberikan guru pun justru terlihat buram.

"Kalau ga maksimal belajarnya nanti prestasinya pun jadi tidak optimal. Maka kami merasa berbahagia bisa berkolaborasi dalam program ini," ujar Hera.

Dia menilai bahwa mata merupakan indra yang paling fundamental untuk kita semua khususnya para siswa calon penerus bangsa. Melalui pemeriksaan mata dia harap para siswa ini semakin nyaman dalam belajar dan mampu memanfaatkannya untuk hal-hal positif di kemudian hari.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Pengemudi Viral Pakai Strobo dan Kendaraan Pelat Polisi di Pasupati Ditangkap

19 Okt 2025, 22:29 WIBNews