Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Selain Antisosial, Psikolog Ungkap Beberapa Dampak Lain dari Judol

Ilustrasi judi online (IDN Times/Yosafat Diva Bayu)

Bandung, IDN Times - Kasus kecanduan judi online kini menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Selain pemerintah gencar melakukan pemblokiran situs banyak juga beberapa pelaku yang turut mempromosikan judol melalui akun media sosial, termasuk beberapa influencer di daerah.

Di sisi lain, masyarakat yang kecanduan terhadap judol juga tidak kalah banyak. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat, triwulan III di tahun 2024, jumlah perputaran uang judi online mencapai Rp283.356.024.964.663 atau Rp283 triliun lebih. Sementara jumlah transaksi mencapai 165.816.408 kali.

Lantas bagaimana dampak pada korban yang kecanduan judol?

1. Ada kecenderungan berperilaku impulsif

Ilustrasi judi online (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Dokter spesialis Kedokteran Jiwa atau Psikiatri dari Bandung, Teddy Hidayat mengatakan, Judol ini dilakukan secara daring dan mempermudah seseorang berjudi dan dapat dilakukan kapan saja tanpa memandang usia.

Dengan model tersebut, diungkapkannya, dampak judi online menjadi sangat luas dan melanda semua usia. Perilaku ini juga memanfaatkan kelemahan orang untuk mendapat keuntungan.

"Misal remaja rentan menjadi korban judi online, karena remaja adalah kelompok high risk behavior. High risk behavior pada remaja disebabkan otak remaja masih belum matang atau immature," ujar Teddy, Kamis (14/11/2024).

Bagian dari otak yaitu prefrotal cortex yang mempunyai fungsi perencanaan dan penalaran, dikatakannya, belum mampu mengendalikan pikiran dan perilaku, sedang amygdala belum mampu mengendalikan emosi sehingga cenderung untuk perilaku impulsif.

"Ketika terpapar judi online, remaja langsung tanpa pertimbangan akan melakukannya. Seperti biasanya, mula-mula diberi menang namun selanjutnya akan selalu berakhir dengan kekalahan," tuturnya.

2. Dapat mengakibatkan psikotik

Ilustrasi gim slot judi online. (Freepik/joe).

Selain itu, Teddy menyebutkan, adiksi judi prosesnya sama dengan adiksi narkoba, yang dicari oleh pelaku adalah peningkatan adrenalin yang menantang, dan selanjutnya berujung pada luapan dopamine yang menimbulkan rasa puas, gembira dan senang.

"Pengaruh judi online terhadap kesehatan mental beragam tergantung berbagai faktor seperti genetik, pola asuh dan fungsi sosial. Gangguan yang timbul dapat gangguan mental seperti kecemasan, depresi, paranoid bahkan sampai psikotik," katanya.

Mengenai kapan waktu berbahaya bagi pelaku judol, menurutnya, hal itu tergantung dari besar kecilnya drive dan control seseorang. Bila seseorang tersebut menggunakan seluruh waktunya untuk bermain judi online, maka akan berdampak panjang.

Apalagi, hingga mengganggu waktu belajar, kuliah atau bekerja, dan melupakan fungsi perawatan diri, tidak mau makan, mandi seminggu sekali, kurang tidur atau sakit-sakitan.

"Kondisi ini juga ditemukan pada seseorang dengan gangguan suasana hati (mood), seperti hipomanik atau maniakal yang ditandai gejala impulsif, bertindak baru berpikir, spontan dan rekatif," ucapnya.

3. Ada beberapa langkah untuk penyembuhan

Ilustrasi perjudian online. (IDN Times/Aditya Pratama)

Di fasilitas psikiatri, kata Teddy, kecanduan judi online banyak dijumpai pada pasien maniakal (hipoman) atau pasien dengan ciri kepribadian antisosial. Dengan begitu, langkah pertama membantu korban judi online adalah dengan mengakui adanya persoalan pada dirinya.

Hal itu dilakukan dengan merubah dari kondisi enjoy dengan judi menjadi ragu, lanjut Teddy, korban juga mengakui bahwa judi online merupakan masalah.

"Setelah itu cari dukungan orang terdekat seperti keluarga, teman atau profesional. Selain itu kenali apa yang menjadi pemicu (presipitasi),  kemudian berusaha menjauhi hal-hal yang berhubungan dengan judi online," katanya.

"Kemudian isi waktu dengan kegiatan positif untuk mengganti kegiatan judi, mulailah dengan olahraga atau kegiatan sosial dan kesehatan fisik," tuturnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us