Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

PT INTI Garap Mega Proyek Kominfo Bangun Stasiun Radio Transportable

IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) melalui PT INTI Konten Indonesia (INTENS) tengah menggarap mega proyek Pembangunan Stasiun Monitoring Frekuensi Radio Transportable milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Targetnya, perangkat sistem pemantau penggunaan dan okupansi frekuensi radio bernama INTI MONFR400 ini akan diimplementasikan di 500 lokasi seluruh Indonesia pada 2029.

Direktur PT INTENS Rizqi Ayunda Pratama mengatakan, proyek ini sangat baik karena perusahaan dapat berkontribusi pada pengembangan infrastruktur telekomunikasi nasional. Dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang tinggi, produk ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global, tetapi juga mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi.

Pada tahap perdana proyek ini, Kemenkominfo telah melakukan pembelian delapan unit Sistem Monitoring Frekuensi Radio (SMFR) Portable dan tiga unit Argus Software untuk diimplementasikan pada proyek Pembangunan Stasiun Monitoring Frekuensi Radio Transportable di kawasan Denpasar, Aceh, dan Palu.

"Pilot project ini akan menjadi awal yang baik bagi INTI Group untuk terlibat secara langsung dalam national supply chain. Kami optimistis dapat mendukung target Kominfo untuk mengimplementasikan SMFR Transportable dengan potensi 500 area di Indonesia untuk dimonitor,” tutur Rizqi melalui siaran pers, Selasa (15/10/2024).

1. Gunakan produk INTI MONFR400

IDN Times/Istimewa

Rizqi menuturkan, INTI MONFR400 adalah sebuah perangkat sistem yang digunakan untuk memantau frekuensi radio, serta menentukan arah atau lokasi dari sinyal pemancar radio. Perangkat ini dirancang untuk memantau penggunaan dan okupansi spektrum frekuensi radio (RF). Sekaligus dapat digunakan untuk melacak dan menganalisis berbagai jenis transmisi radio serta membantu memastikan penggunaan gelombang radio yang efisien dan aman.

Perangkat ini dilengkapi dengan sejumlah fitur unggulan yang mampu memberikan data pemanfaatan spektrum frekuensi radio secara akurat. Produk ini memiliki sejumlah keunggulan di antaranya Dapat dipindahkan dan digunakan di berbagai lokasi, p emantauan dan streaming data I/Q dengan bandwidth waktu nyata 40 MHz, hingga pengukuran sesuai dengan rekomendasi The International Telecommunication Union.

INTI MONFR400 tengah menjalani proses sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) sebesar 41,21 persen.

2. Produk dalam negeri harus dapat ruang dalam berbagai proyek

IDN Times/Istimewa

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nezar Patria menilai bahwa Indonesia memiliki kemampuan dalam persoalan transmisi radio, di mana salah satunyanya pengembangan produk oleh PT INTI. Untuk itu penggunaan produk lokal sangat bagus karena industri dalam negeri akan kalah bersaing dengan industri asing apabila tidak dilindungi dengan sebuah kebijakan yang membuka kesempatan bagi pelaku industri domestik .

“Apabila produk domestik mendapatkan kesempatan untuk diuji di pasar nasional, Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik, dibarengi dengan peningkatan level maturity produk buatan dalam negeri tersebut,” paparnya.

3. Ribuan triliun anggaran pemerintah akan dibelikan produk dalam negeri

Rupiah

Rencananya, proyek yang merujuk pada Surat Perjanjian untuk melaksanakan Paket Pekerjaan Pengadaan Barang Pembangunan Sistem Monitoring Frekuensi Radio Transportable ‘INTI MONFR400’ Tahun Anggaran 2024 tertanggal 01 Oktober 2024 itu rampung pada Desember 2024. Targetnya, inisiasi dukungan terhadap penggunaan produk dalam negeri itu akan berlanjut secara berkesinambungan pada tahun anggaran 2025-2029.

“Jadi semua belanja pemerintah yang mencapai Rp3.600 triliun itu mau diarahkan lewat satu kebijakan supaya penggunaan produk lokal meningkatkan TKDN ini bisa dicapai dengan target. Kenapa harus demikian? Karena kalau kita enggak ada affirmative action itu, maka industri di dalam negeri itu akan kalah bersaing dengan luar,” tutur Nezar Patria.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Pengendalian Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kemenkominfo, Eko Riyanto Sutomo mengutarakan, kebutuhan infrastruktur yang selama ini menggunakan produk impor pada akhirnya kini telah dapat dipenuhi oleh perusahaan nasional yang dapat memproduksi perangkat dengan pemenuhan TKDN yang tinggi di fasilitas produksi PT INTI (Persero).

“Ini adalah sebuah terobosan yang bagus sekali bagi pelaksanaan tugas kami,” ujar Eko Riyanto Sutomo.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
Debbie sutrisno
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us