Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Petaka MBG di Bandung Barat, 842 Orang Keracunan Makanan Berbelatung

IMG-20250924-WA0045.jpg
(Istimewa)
Intinya sih...
  • Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bandung Barat menjadi malapetaka setelah 842 orang keracunan makanan di sekolah.
  • Keracunan massal terjadi dalam dua klaster, dengan total korban mencapai 842 orang, dan pemerintah masih menunggu hasil laboratorium untuk mengetahui penyebabnya.
  • Pada kasus klaster pertama ditemukan beberapa makanan yang mengandung belatung, namun siswa tidak memakannya. Beberapa korban sudah pulang ke rumah, sementara yang lain masih menjalani perawatan di RSUD Cililin dan fasilitas kesehatan lainnya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Program unggulan Presiden Prabowo Subianto Makan Bergizi Gratis (MBG) jadi malapetaka di Kabupaten Bandung Barat. Para pelajar dari jenjang PAUD sampai dengan SMA/SMK turut menjadi korban keracunan massal setelah menyantap MBG di sekolah.

Peristiwa keracunan MBG di Kabupaten Bandung Barat ini terbagi menjadi dua klaster, pertama terjadi dari 22 September 2025. Selanjutnya, klaster kedua terjadi pada 24 September 2025.

Untuk kejadian klaster pertama sumber makanan berasal dari dapur umum atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Rajib Putra Barokah dengan nama Dapur Makmur Jaya di Kampung Cipari, Desa Cijambu, Kecamatan Cipongkor.

Sementara klaster kedua berasal dari dapur SPPG di Kampung Pasirsaji, Desa Negalsari, Kecamatan Cipongkor, dan juga Yayasan Desa Wisata Quran Hamasah SPPG Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas.

Plt Kepala Dinkes Bandung Barat, Lia N. Sukandar mengatakan, berdasarkan data terkini total korban pada kasus awal mencapai 393 orang, sementara di klaster kedua angkanya mencapai 449 orang.

"Yang kemarin (kasus awal) mencapai 393 orang (korban keracunan). Ditambah hari ini totalnya 449 orang. Berarti jika ditambah total 842," kata Lia pada awak media di Posko Cipongkor, Rabu (24/9/2025) malam.

Meski begitu, Lian memastikan, pemerintah Kabupaten Bandung Barat dan Pemprov Jabar kini masih menunggu hasil laboratorium dari sampel muntahan para korban untuk mengetahui secara pasti penyebab keracunan ini.

"Sampel di tempat kejadian sudah diambil di Cihampelas di SMK 1 Cihampelas sudah diambil. Kemudian Cipongkor sudah diambil. Sampel muntahan. Tapi tadi masih ada makanan (MBG) sisa-sisa yang di Cihampelas. Tadi saya lihat lotek, telur," katanya.

Lia juga memastikan, dalam kasus klaster pertama memang ditemukan beberapa makanan yang mengandung belatung. Namun, siswa tidak memaknya dan langsung dibuang.

"Yang di hari pertama hari Senin itu ditemukan belatung pada tomat. Tapi tidak dimakan, cuman melihat gitu. Itu pada satu pasien yang kami datangi di RSUD Cililin," katanya.

Hingga pukul 21:00 WIB beberapa korban sudah ada yang pulang ke kediamannya dan diharuskan untuk rawat jalan. Sementara korban lainnya masih menjalani perawatan di RSUD Cililin serta fasilitas kesehatan lainnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Q Square XXI Hadir di Bogor, Pengalaman Menonton Keluarga Level Baru

08 Des 2025, 11:56 WIBNews