- Arjasari: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan
- Baleendah: Menengah-Tinggi
- Banjaran: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan
- Cangkuang: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan
- Cicalengka: Menengah-Tinggi
- Cikancung: Menengah-Tinggi
- Cilengkrang Menengah-Tinggi
- Cileunyi: Menengah-Tinggi
- Cimaung: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan
- Cimenyan: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan
- Ciparay: Menengah-Tinggi
- Ciwidey: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan
- Ibun: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan
- Kertasari: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan
- Kutawaringin: Menengah-Tinggi
- Majalaya: Menengah, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan
- Margaasih: Menengah-Tinggi
- Nagreg: Menengah-Tinggi
- Pace: Menengah-Tinggi
- Pameungpeuk: Menengah-Tinggi
- Pangalengan: Menengah-Tinggi
- Paseh: Menengah-Tinggi
- Pasirjambu: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan
- Rancabali: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan
- Soreang: Menengah-Tinggi, Berpotensi Banjir Bandang/Aliran Bahan Rombakan
Daftar Kecamatan di Kabupaten Bandung Rawan Longsor dan Banjir Bandang

- Badan Geologi membagi kecamatan di Kabupaten Bandung menjadi dua kategori potensi gerakan tanah, yaitu menengah dan tinggi.
- Faktor penyebab longsor antara lain kemiringan lereng curam, kondisi tanah gembur, sistem penataan air yang kurang baik, dan curah hujan tinggi.
- Warga di kawasan rawan bencana diimbau untuk mengungsi ke lokasi yang lebih aman dan mematuhi anjuran petugas yang berwenang.
Bandung, IDN Times - Longsor terjadi di Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Jumat (5/12/2025). Sedikitnya ada lima rumah yang tertimbun, ratusan orang mengungsi, dan tiga orang hingga saat ini masih belum diketemukan karena terkena longsoran tersebut.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Geologi Lana Saria mengatakan, bencana gerakan tanah/tanah longsor yang terjadi diperkirakan berupa longsoran tanah tipe rotasional yang disebabkan oleh kondisi geologi dan kemiringan lereng yang curam dan dipicu oleh curah hujan yang tinggi dengan durasi yang cukup lama.
Kejadian tersebut diakibatkan adanya gerakan tanah terjadi lereng Gunung Sinapeul tepatnya di Kampung Condong. Peta Geologi Lembar Garut dan Pamengpeuk, Jawa (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1992) batuan penyusun di di lokasi bencana termasuk ke dalam satuan Andesit Waringin-Bedil, Malabar Tua (Qwb) yang terdiri dari perselingan lava, breksi, tuf, bersusunan andesit dan hornblenda.
"Daerah bencana terletak di Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah Artinya pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan," ujar Lana dari siaran pers yang diterima IDN Times, Minggu (7/12/2025).
1. Terbagi dalam dua kategori

Dia menuturkan, Badan Geologi sudah melakukan pemetaan di kawasan Kabupaten Bandung mana saja kecamatan yang terdapat potensi gerakan tanah dalam kategori menengah dan tinggi. Adapun kategori menengah, di mana daerah yang mempunyai potensi menengah untuk terjadi gerakan tanah. pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
Sedangkan kategori tinggi, kawasan tersebut mempunyai potensi tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali. Berikut kondisi di wilayah Kabupaten Bandung yang rawan bencana:
2. Ini penyebab timbulnya bencana

Lana menyebut ada beberapa faktor penyebab longsor seperti kemiringan lereng yang curam, kondisi tanah pelapukan yang bersifat gembur, sarang dan mudah luruh terkena air, sistem penataan air permukaan (darinase) di sekitar lokasi bencana yang kurang baik dan terakumulasi di area lokasi gerakan tanah/tanah longsor, serta curah hujan yang tinggi dengan durasi yang cukup lama.
3. Warga di kawasan rawan bencana diimbau mengungsi dulu

Mengingat curah hujan yang masih tinggi dan untuk menghindari jatuhnya korban jiwa dan kerugian harta benda yang lebih besar, Badan Geologi merekomendasikan beberapa hal berikut ini:
• Masyarakat yang berada dekat dengan lokasi bencana agar segera mengungsi ke lokasi yang lebih aman dari bencana gerakan tanah, karena daerah tersebut masih berpotensi terjadi gerakan tanah/longsor susulan;
• Penanganan longsoran (evakuasi/pencarian korban tertimbun) agar memperhatikan cuaca dan lereng terjal, agar tidak dilakukan pada saat dan setelah hujan deras, karena daerah ini masih berpotensi terjadi gerakan tanah susulan yang bisa menimpa/menimbun petugas;
• Bangunan/rumah warga yang terdampak gerakan tanah atau rusak akibat material tanah longsor sebaiknya direlokasi ke daerah yang aman dari bencana gerakan tanah/tanah longsor;
• Pembuatan sempadan atau terasering dan menanam/memelihara vegetasi yang berakar kuat dan dalam untuk menjaga kestabilan lereng, terutama di bagian bawah hingga tengah lereng;
• Pemasangan rambu-rambu rawan gerakan tanah/tanah longsor serta jalur evakuasi di sekitar lokasi bencana dan daerah yang berpotensi terjadinya gerakan tanah/longsor susulan;
• Patuhi anjuran/intruksi petugas yang berwenang;
• Melakukan pemantauan secara rutin agar bisa mendeteksi lebih dini terkait potensi gerakan tanah/longsor susulan;
• Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana akibat gerakan tanah;
• Masyarakat setempat dihimbau untuk selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah / BPBD setempat.















