Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sukabumi Perketat Pengawasan Wisata Jelang Libur Nataru 2026

Situ Gunung Sukabumi (IDN Times/Fatimah)
Situ Gunung Sukabumi (IDN Times/Fatimah)
Intinya sih...
  • Pemkab Sukabumi tegaskan harga tak boleh seenaknya, termasuk tarif parkir dan pungli.
  • Pelayanan baik jadi kunci kesan wisatawan untuk meningkatkan kunjungan ke Sukabumi.
  • Mitigasi bencana wajib dipatuhi pengunjung, target zero accident selama liburan Nataru.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sukabumi, IDN Times - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026, destinasi wisata di Kabupaten Sukabumi diprediksi kembali dibanjiri pengunjung dari luar daerah. Letaknya yang dekat dari Jakarta membuat kawasan ini selalu jadi pilihan utama.

Namun, tingginya kunjungan sering membuka peluang praktik nakal, seperti pungutan liar (pungli) hingga getok harga yang meresahkan wisatawan. Pemerintah Kabupaten Sukabumi pun menerbitkan Surat Edaran Nomor 500.13/2025/Dispar/2025 untuk memastikan wisata tetap aman dan nyaman sepanjang liburan.

1. Pemkab tegaskan harga tak boleh seenaknya

Ilustrasi pungli. (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi pungli. (IDN Times/Arief Rahmat)

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Ali Iskandar menegaskan, bahwa pelaku usaha dilarang mematok harga barang dan jasa secara berlebihan.

"Masyarakat tidak boleh mengenakan tarif seenaknya. Kita mendorong agar pelaku usaha memajang harga dengan jelas," kata Ali di Pendopo Sukabumi, Minggu (7/12/2025).

Ia juga meminta masyarakat mencegah praktik pungli. Tarif parkir, kata Ali, wajib mengacu pada peraturan daerah dan tidak boleh dijadikan ladang pungutan liar.

2. Pelayanan baik jadi kunci kesan wisatawan

Camping ground di Pondok Halimun Sukabumi (IDN Times/Istimewa)
Camping ground di Pondok Halimun Sukabumi (IDN Times/Istimewa)

Ali menyebutkan, pelayanan berkualitas akan membuat wisatawan ingin kembali berkunjung ke Sukabumi. "Kita harus memberikan sapta pesona yaitu aman, tertib, bersih, ramah, indah, dan berkesan. Jika itu terwujud, perputaran uang terjadi di masyarakat dan ekonomi tumbuh berkelanjutan," jelasnya.

Masalah sampah juga menjadi perhatian Pemkab. Ali menyebut, masyarakat perlu dilibatkan langsung dalam pengelolaan sampah di sekitar destinasi wisata agar keindahan kawasan tetap terjaga.

"Kita perlu mengolah sampah supaya tidak jadi musibah. Kendala utamanya adalah angkutan, jadi kita dorong pengolahan sampah di sumbernya," paparnya.

3. Mitigasi bencana wajib dipatuhi pengunjung

Ilustrasi bencana pohon tumbang (Dok.IDNTimes/BPBD Tabanan)
Ilustrasi bencana pohon tumbang (Dok.IDNTimes/BPBD Tabanan)

Karena wisata Sukabumi didominasi alam, kewaspadaan seluruh pihak sangat penting. Apalagi kini telah memasuki musim hujan yang rentan bencana.

"Wisata alam harus disertai mitigasi. Patuhilah tanda bahaya, terutama saat berenang di laut," ujarnya.

Ia juga mengingatkan agar wisatawan selalu mengecek prakiraan cuaca dan menjaga keselamatan diri.

4. Target zero accident selama Nataru

Wisatawan pingsan saat trekking di Situ Gunung (IDN Times/Istimewa)
Wisatawan pingsan saat trekking di Situ Gunung (IDN Times/Istimewa)

Selain meningkatkan kunjungan wisata, Pemkab Sukabumi menargetkan zero accident selama liburan Nataru. Dalam beberapa tahun terakhir, Kabupaten Sukabumi khususnya di kawasan wisata pantai sering terjadi insiden wisatawan yang hanyut dan berujung pada kematian.

Pihaknya akan melakukan pengecekan langsung ke tiap kecamatan untuk memastikan aturan dipatuhi. "Kita akan cek spot dan sebarkan informasi agar dipatuhi selama libur Nataru," pungkas Ali.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Bantuan untuk Warga Sumatera Terus Mengalir dari Jawa Barat

07 Des 2025, 09:15 WIBNews