Bulog Jabar Pastikan Stok Beras untuk Warga Tercukupi, Tak Perlu Impor

- Bulog Jabar telah salurkan 126 ribu ton bantuan pangan, mencapai 37,80% konsumsi bulanan masyarakat Jawa Barat.
- Ketahanan pangan terjaga dengan stok beras Bulog Jabar mencapai 590 ribu ton, cukup aman hingga akhir Desember 2025 tanpa perlu impor.
- Bulog pastikan tidak ada lonjakan harga beras dengan program SPHP untuk menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen.
Bandung, IDN Times - Perum Bulog Kantor Wilayah Jawa Barat telah menyalurkan bantuan pangan tahap II yang telah digulirkan sejak 30 Oktober 2025 kepada 3,3 juta penduduk dengan setiap penerima memperoleh 20 kilogram beras dan 4 liter minyak goreng.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jawa Barat, Nurman Susilo mengungkapkan program bantuan ini merupakan instrumen pemerintah sehingga dapat menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen.
“Sehingga masyarakat Jawa Barat tidak perlu khawatir terhadap potensi kelangkaan beras karena sangat mencukupi kebutuhan masyarakat hingga memasuki masa panen raya di tahun depan,” kata Nurman melalui siaran pers diterima IDN Times, Minggu (7/12/2025).
1. Sudah salurkan 126 ribu ton

Nurman mengungkapkan hingga November 2025, Bulog telah menyalurkan beras untuk bantuan pangan sebesar 66.850 ton, ditambah penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 59.585 ton.
“Total beras yang digelontorkan mencapai 126.435 ton, atau setara 37,80 persen dari konsumsi beras rata-rata bulanan masyarakat Jawa Barat,” katanya.
Ia berharap dengan bantuan pangan ini dapat memberikan efek pengganda dalam menjaga stabilitas harga beras menjelang akhir tahun.
“Intervensi dari sisi permintaan melalui bantuan pangan dan intervensi dari sisi pasokan melalui SPHP diharapkan mampu membantu menjaga inflasi pangan pada tingkat yang diharapkan pemerintah,” kata Nurman.
2. Ketahanan pangan bisa terjaga

Selain itu, Nurman menyampaikan bahwa beras Bulog Jawa Barat dalam kondisi sangat aman untuk kebutuhan masyarakat hingga memasuki masa panen raya tahun depan. Per pekan ini stok beras yang dikuasai oleh Bulog Jabar mencapai 590 ribu ton dan cukup aman untuk kebutuhan hingga akhir Desember 2025.
Nurman memastikan Bulog Jabar tidak memerlukan impor beras saat ini karena kapasitas cadangan yang ada mampu mendukung berbagai program pemerintah, seperti bantuan pangan, penanganan bencana, dan intervensi pasar.
“Kami menjaga agar seluruh titik suplai prioritas tetap aman, sehingga ketahanan pangan daerah dan nasional terjaga,” ujarnya.
3. Pastikan tak ada lonjakan harga

Dalam beberapa bulan terakhir, Bulog menyalurkan bantuan pangan beras ke keluarga penerima manfaat. Program ini menjaga pergerakan stok tetap dinamis. Pemerintah pusat menambah pasokan untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan pada akhir tahun dan awal tahun.
Bulog memantau perkembangan harga di pasar secara rutin. Jika terjadi kenaikan harga, pihaknya menyiapkan operasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui gelar pangan murah.
Program ini efektif menahan lonjakan harga saat musim tanam atau distribusi terganggu. Intervensi pasar akan terus dilakukan karena stok yang cukup memberi ruang untuk menstabilkan harga di tingkat konsumen.


















