Mudik Lewat Cirebon? Siapkan Diri Hadapi Cuaca Ekstrem

Cirebon, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan masih melanda Kabupaten Cirebon dan wilayah sekitarnya dalam hingga arus balik Lebaran 2025 usai.
Intensitas hujan sedang hingga lebat yang disertai angin kencang dan sambaran petir diprediksi akan terjadi dan berpotensi mengganggu aktivitas masyarakat, termasuk para pemudik yang melintasi jalur strategis di kawasan tersebut.
Melalui keterangan resmi, BMKG menyebut bahwa peningkatan aktivitas atmosfer menyebabkan terbentuknya awan-awan konvektif yang membawa hujan lebat.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa kondisi ini harus menjadi perhatian serius, terutama mengingat adanya lonjakan mobilitas warga menjelang musim mudik dan libur panjang.
“Fenomena cuaca yang sedang berlangsung saat ini bukanlah kondisi biasa. Kami mendeteksi adanya pola angin dan tekanan udara yang mendukung pembentukan cuaca ekstrem di wilayah Cirebon dan kawasan lainnya. Pemudik harus benar-benar mempersiapkan diri dan memperhatikan aspek keselamatan,” kata Dwikorita beberapa waktu lalu.
1. Jalur strategis rawan terganggu

Wilayah Cirebon dikenal sebagai salah satu titik krusial dalam pergerakan arus kendaraan pemudik, baik yang melintasi jalur Pantura maupun melalui beberapa ruas tol utama seperti Tol Palimanan-Kanci (Palikanci), Tol Kanci-Pejagan, dan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali).
Dalam kondisi normal saja, jalur-jalur ini kerap mengalami kepadatan, apalagi jika dipengaruhi oleh faktor cuaca buruk.
BMKG mengimbau agar pengemudi yang hendak melintas di wilayah tersebut memantau informasi cuaca secara berkala dan menyiapkan kendaraan dalam kondisi terbaik.
“Langkah preventif sangat diperlukan. Jangan hanya bergantung pada cuaca saat ini, tetapi cek prakiraan harian BMKG. Jika hujan deras mulai turun, pertimbangkan untuk menunda perjalanan dan cari tempat aman untuk berhenti,” ujar Dwikorita.
2. Kombinasi fenomena atmosfer jadi faktor cuaca buruk

Sejumlah faktor meteorologi teridentifikasi sebagai penyebab utama dari intensitas hujan tinggi yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. BMKG menjelaskan fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) yang tengah aktif turut mendorong pertumbuhan awan hujan di kawasan tropis.
Selain itu, keberadaan sirkulasi siklonik di perairan sekitar Indonesia, ditambah gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuator dan Kelvin, memperparah kondisi. Kombinasi fenomena ini memperbesar peluang terbentuknya cuaca ekstrem di beberapa provinsi.
“Cirebon bukan satu-satunya yang terdampak. Kami juga mencatat adanya peningkatan potensi hujan di wilayah Sumatra Utara, Banten, seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, hingga kawasan Indonesia Timur seperti Sulawesi dan Papua Selatan.
Selain potensi hujan lebat dan angin kencang, masyarakat juga diminta waspada terhadap risiko lanjutan seperti genangan air, banjir lokal, serta tanah longsor di daerah-daerah dengan kontur rawan.
Jalur Pantura Cirebon yang kerap mengalami genangan saat hujan deras menjadi salah satu lokasi yang harus diantisipasi.
BMKG menyarankan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk siaga terhadap potensi gangguan lalu lintas dan distribusi logistik akibat dampak cuaca. Petugas di lapangan diminta aktif memberikan informasi serta bantuan bagi pengendara yang terdampak.
3. Tips perjalanan aman di tengah cuaca ekstrem

Untuk mendukung keselamatan pengguna jalan, BMKG merilis beberapa saran praktis yang bisa diterapkan selama perjalanan, terutama di musim penghujan.
Hal pertama yang ditekankan adalah pentingnya memastikan kesiapan kendaraan.
Di samping itu, perilaku berkendara juga harus disesuaikan dengan situasi di jalan. Kecepatan sebaiknya dikurangi saat hujan turun, karena permukaan jalan akan menjadi licin dan mengurangi daya cengkeram ban.
Menjaga jarak aman dari kendaraan lain menjadi penting agar pengemudi punya waktu bereaksi bila terjadi pengereman mendadak.
Salah satu hal yang sering dilupakan adalah penggunaan lampu kendaraan saat hujan. Lampu bukan hanya untuk penerangan, tetapi juga untuk membantu kendaraan lain melihat posisi kendaraan di jalan.