Mengapa Indonesia Lepaskan Empat Kapal Vietnam Pencuri Ikan?

IDN Times, Bandung - Pada Selasa (19/2), armada patroli Indonesia, Kapal Pengawas Hiu Macan 01, memeriksa empat kapal Vietnam yang diduga menangkap ikan di kawasan utara Natuna yang berbagatas dengan laut China Selatan. Peristiwa itu mencuri perhatian publik, karena aparat patroli Indonesia melepaskan keempat kapal pencuri Vietnam itu.
Apa alasan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikatan (KKP) melepas mereka? Bagaimana kejadian itu sesungguhnya berlangsung?
1. Potongan kisah lepasnya pencuri Vietnam

Setelah berhasil ditangkap, singkat cerita, empat kapal pencuri Vietnam itu kemudian digiring menuju wilayah Indonesia. Sementara semua Anak Buah Kapal (ABK) dari kapal pencuri diangkut menuju armada patrol Hiu Macan 01.
Kapal-kapal itu bernama KM. KG 92549 TS GT. 165; KM. KG 92596 TS GT. 111; KM. KG 93973 TS GT. 164; dan KM. KG 91689 TS GT. 110. Keempat kapal tersebut merupakan kapal penampung ikan dengan jumlah besar.
Namun, baru dua jam perjalanan menuju wilayah Indonesia, terjadi pengejaran oleh kapal pengawas milik Vietnam KN-241 Vietnam Fisheries Resources Surviailance (VFRS). VFRS tersebut sempat bermanuver dan memotong haluan Kapal Hiu Macan 01.
Walhasil setelah adu argumen, aparat Indonesia mengembalikan seluruh kapal sitaan beserta ABK Vietnam untuk menghindari konflik. Tangkapan pun kabur entah ke mana, padahal PSDKP punya bukti bahwa kapal-kapal itu telah memasuki wilayah Indonesia di utara Natuna.
2. Terpaksa merelakan kapal sitaan

Kapten Hiu Macan 01, Samson A.M.D, adalah salah satu petugas KKP yang berada di pusaran peristiwa tersebut. Menurut dia, pelepasan dilakukan dengan terpaksa karena berbagai pertimbangan.
“Tahun lalu, anggota kami yang membawa kapal tangkapan sempat ditangkap oleh Vietnam. Maka kami lepaskan (Kapal sitaanya) untuk menghindari insiden,” kata Samson, kepada awak media di Hotel Grand Preanger, Kota Bandung, Senin (25/2).
Artinya, ia tak mau keselamatan timnya terancam sehingga terpaksa melepaskan kapal-kapal pencuri itu kembali ke tangan Vietnam.
Waktu kejadian tersebut, sejumlah personel Hiu Macan 01 memang berada di atas empat kapal Vietnam yang berhasil disita. Tindakan tersebut memang menjadi salah satu prosedur penyitaan.
3. Ditangkap ketika terbukti masuk ZEEI

Samson tidak gegabah dalam menindak kapal yang masuk ke perairan Indonesia. Sebagai aparat di perbatasan, ia harus memastikan terlebih dulu sejauh mana Kapal Ikan Asing (KIA) memasuki wilayah Indonesia.
“Untuk empat kapal itu kita tangkap di bawah ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) Indonesia,” tuturnya.
Namun, ketika masuk sekitar 20 nautical miles (Mil laut) mendekati kepulauan Indonesia, tiba-tiba Samson meliaht kapal berwarna putih tengah mengikutinya. Semakin lama, ia makin sadar bahwa yang ia tengah dibuntuti oleh kapal pengawas perikanan Vietnam bernama Vietnam Fisheries Resources Survailance (VFRS).
4. Jarak dua mil, VFRS memotong haluan Hiu Macan 01

Datangnya kedua kapal tersebut hanya untuk satu misi: menghentikan kapal Indonesia dalam menggiring empat kapal pencuri Vietnam beserta ABK-nya ke wilayah nusantara.
“Pada jarak dua mil mereka bergerak, mereka memotong haluan, kita komunikasikan lewat radio, mereka gak peduli, mereka terus jalan di depan kapal yang kita kawal,” kata Samson.
Akhirnya, kedua kapal yang bersengketa itu berhenti. “Pada saat itu kami meminta supaya mengadakan semacam perundingan, dan kami akan menjelaskan bahwa itu daerah Indonesia. Ternyata mereka tak bisa diajak kompromi,” ujarnya.
5. Paling tidak Vietnam kini gentar

Meski demikian, selalu ada hikmah di balik sebuah kejadian. Menurut Samson, dengan gesitnya kapal Indonesia, Vietnam kini bisa was-was dalam memasuki wilayah Indonesia.
“Ke depannya mungkin kami akan mengadakan kerjasama antara Angkatan Laut, Bakamla, Polisi Air, dan KKP,” ujarnya. Kerjasama tesebut diharapkan agar berbagai instansi yang punya otoritas dalam menjaga kedaulatan laut Indonesia, saling melindungi kala mendapat intervensi asing.