Mantan Anggota DPRD Indramayu Diduga jadi Korban TPPO di Myanmar

Indramayu, IDN Times - Nasib nahas dialami Robiin, mantan anggota DPRD Indramayu periode 2014-2019. Berniat mengadu nasib, mantan legislatif dari Nasdem itu justru diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Dugaan tersebut muncul setelah korban mengirim pesan singkat lewat aplikasi percakapan WhatsApp kepada sesama mantan anggota DPRD Indramayu Syaefudin. Robiin, diduga kuat menjadi korban TPPO di perbatasan Myanmar dan Thailand
"Beliau diduga menjadi korban human trafficking,” kata Ketua DPRD Indramayu periode 2014-2019 itu
1. Berharap respons pemerintah

Mengetahui kondisi yang dialami rekannya, Syaefudin berharap ada langkah konkret dari pemerintah. Pasalnya, dari informasi yang diterimanya, kondisi Robiin saat ini cukup mengkhawatirkan.
"Kami mendorong pemerintah daerah, pihak kepolisian, dan stakeholder terkait lainnya supaya ada tindakan untuk segera dilakukan upaya penyelamatan,” kata dia, penuh harap.
2. Ada 37 WNI yang menjadi korban TPPO

Dijelaskan Saefudin, berdasarkan keterangan dari Robiin, masih ada 36 Warga Negara Indonesia (WNI) lainnya yang mengalami nasib sama. Mereka, kata Saefudin, kerap mengalami penyiksaan.
Melihat nasib 37 WNI yang disekap, Saefudin kembali menegaskan perlu adanya tindakan dari pemerintah.
"Kami atas nama mantan pimpinan DPRD (Indramayu) prihatin, apalagi dari 37 WNI itu salah satunya Pak Robiin yang merupakan mantan anggota DPRD Indramayu,” ungkap dia.
3. Minta segera ditolong

Rekan korban lainnya Muhamad Sholihin menjelaskan, dalam pesan yang dikirimnya, Robiin meminta tolong secepatnya agar ia dan WNI lainnya dijemput. Robiin mengaku, kondisinya di sana senantiasa mengalami penyiksaan.
Dalam pesan itu, lanjut dia, Robiin mengaku sudah tidak kuat menghadapi siksaan
"Robiin mantan anggota DPRD Indramayu ini menjadi korban perdagangan orang di Myanmar, dugannya dia sudah satu tahun lebih disiksa. Katanya sudah tidak kuat lagi karena terus disiksa,” kata dia.
Dijelaskan dia, Robiin mengaku mengirim pesan itu secara sembunyi-sembunyi. Dalam pesan yang dikirim, Robiin juga mengaku keluarganya sudah mencoba menghubungi beberapa instansi.