Majalah Mangle, Media Lokal yang Menjaga Eksistensi Bahasa Sunda

Bandung, IDN Times - Indonesia merupakan negara dengan sekian banyak bahasa daerah. Dari data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat, Indonesia memiliki 718 bahasa daerah yang tersebar di seluruh provinsi.
Namun, perlahan tapi pasti sejumlah bahasa daerah di Indonesia mulai punah. Berdasarkan data terakhir terdapat 11 bahasa daerah di Indonesia telah punah. Untuk menjaga agar bahasa daerah tetap hidup, sejumlah media massa di Indonesia melestarikannya lewat berbagai media.
Di Provinsi Jawa Barat, terdapat Majalah Mangle yang merupakan majalah berbahasa Sunda yang berdiri sejak 1957. Majalah ini tetap eksis di tengah masyarakat hingga 2023.
Wakil Pimpinan Umum Majalah Mangle, Unay Sunardi menuturkan, bahasa lokal seperti bahasa Sunda merupakan bahasa Ibu yang harus tetap eksis di tengah masyarakat, khususnya warga Jabar. Mengupayakan agar Bahasa Sunda tidak punah seperti bahasa lainnya, Majalah Mangle tetap menjaga keteguhan nilai-nilai kesundaan dalam setiap informasi yang disampaikan kepada masyarakat.
"Bahasa lokal atau bahasa ibu ini mempunyi adalah bahasa rasa yang dipakai masyarakat di daerahnya. Untuk itu menjadi kewajiban kita untuk tetap menjaga dan memilihara bahasa ibu ini. Salah satu sarananya adalah dengan sebuah majalah, Majalah Mangle," kata Unay kepada IDN Times, Minggu (27/8/2023).
1. Tetap teguh di tengah gegap gempita digitalisasi media massa
Berdiri sejak puluhan tahun silam dalam bentuk majalah, Mangle hingga saat ini tetap mempertahankan bentuknya. Perkembangan digitalisasi yang membuat media lebih banyak memanfaatkan platfom daring (online) dalam menyampaikan sebuah pemberitaan, Mangle tetap menjaga marwahnya dalam sebuah majalah.
Unay menuturkan, Majalah Mangle merasa tidak tertantang mengikuti arus jaman dalam pemberitaan media secara online. Menurutnya, saat ini Majalah Mangle sendiri sudah berada di jalur yang tepat dengan memberikan informasi yang tepat, mengedukasi, serta menghibur, dalam bentuk fisik majalah.
Dia menyebut, meski sekarang informasi yang didapat masyarakat sangat banyak dengan perkembangan digitalisasi media massa, tapi Mangle punya trik khusus agar majalah berbahasa Sunda ini ketika dibaca masyarakat tidak membosankan.
"Kami punya rubrik Beja Ti Nagara yang di dalamnya ada berita politik, ekonomi dan lainnya. Kemudian rubrik khusus buat remaja, hingga tulisan-tulisan carpon (carita pondok/cerita pendek," ungkap Unay.
Majalah Mangle pun memberikan edukasi dalam muatan lokal yang notabene menyajikan informasi untuk dipakai dalam pembelajaran di sekolah.