Ma'ruf Amin Sebut Minim Regulasi Jadi Tantangan Ekonomi Syariah

Kabupaten Sukabumi, IDN Times - Wakil Presiden periode 2019-2024 Ma'ruf Amin menjadi pembicara dalam stadium general bertajuk bertajuk 'Ekonomi Syariah di Indonesia, Peluang dan Tantangan' yang diselenggarakan oleh STAI Al-Masthuriyah di Sukabumi. Mulanya, Ma'ruf mengatakan bahwa ekonomi syariah harus dilaksanakan oleh umat Islam.
"Saya memberikan stadium general karena ekonomi syariah itu bagi umat Islam sudah menjadi sesuatu yang harus dilaksanakan. Bagi negara itu sudah menjadi sistem nasional karena ekonomi kita sudah menganut dual economy system," kata Ma'ruf kepada awak media, Rabu (22/1/2025).
1. Misi membangun ekonomi syariah

Kehadiran Ma'ruf di Sukabumi membawa misi untuk membangun ekonomi syariah melalui pemuda-pemuda. Terlebih, kata dia, potensi ekonomi syariah di Indonesia sangat tinggi dengan mayoritas penduduk beragama Islam.
"Jadi konvensional oke, syariah oke. Sehingga kita sekarang membangun ekonomi syariah apalagi potensi ekonomi syariah itu besar. Kalaupun buat sekarang potensi itu belum tercapai tetapi kita akan (berusaha) terus sampai potensi itu terus tersampai," ujarnya.
2. Ingatkan larangan riba

Pada kesempatan tersebut, Ma'ruf juga mengingatkan larangan riba atau bunga bagi umat Islam. "Kalau riba sudah jelas kalau bunga itu riba, bagi umat islam riba itu dilarang. Karena itulah maka ada sistem ekonomi syariah, ada bank syariah yang non riba," katanya.
Pemerintah sendiri, kata dua, memberikan kepada masyarakat akan menggunakan sistem ekonomi konvensional atau syariah. Namun, Ma'ruf kembali mengingatkan bahwa ekonomi syariah wajib dilaksanakan muslim.
"Sehingga ada pilihan, memang tidak ada paksaan di sistemnya itu silahkan memilih. Negara menyiapkan dua model, cuman bagi umat islam tidak ada pilihan, itu harus, ada beda persepsi, negara memberi pilihan, bagi umat Islam menjadi sebuah keharusan karena ada perintah dari atas," ujarnya.
"Masyarakat harus diberi tahu, kyai-kyai kan tahu, ustad tahu, nah harus memberi tahu ini yang harus dilakukan. Kalau tidak ada konsekuensinya dapat murka dari Allah," sambungnya.
3. Minim literasi dan regulasi jadi tantangan

Dia menerangkan, tantangan pengembangan ekonomi syariah di Indonesia terletak pada minimnya literasi dan regulasi. Menurutnya, regulasi yang ada saat ini belum mendukung penuh pengembangan ekonomi syariah.
"Kemudian juga lembaga-lembaga, instrumen-instrumennya pun belum lengkap harus terus dilengkapi. Jadi dengan literasi, dengan regulasi, dan instrumen yang lengkap itu nanti perkembangannya akan lebih cepat," katanya.