Lucky Hakim Beberkan Kronologi Liburan ke Jepang

Indramayu, IDN Times- Sempat menjadi sorotan lantaran berlibur ke Jepang setelah lebaran, Bupati Indramayu Lucky Hakim hadir pada hari pertama masuk kerja, Selasa (8/4/2035). Lucky juga sempat jadi pimpinan apel yang dilaksanakan di alun-alun Indramayu.
Kepada wartawan, Lucky menjelaskan, liburan ke Jepang itu sudah direncanakan jauh-jauh hari. Liburan itu sekaligus 'hadiah' untuk keluarga, setelah dirinya banyak kesibukan di luar rumah, lantaran kampanye Pilkada.
"Saat kampanye, saya hampir tidak pernah berada di rumah karena kesibukan. Saya berjanji kepada keluarga, terutama anak-anak, untuk berlibur ke luar negeri setelah terpilih," kata Lucky.
1. Tiket ke Jepang sudah dibeli pada akhir Desember

Tidak mau ingkar janji, Lucky pun langsung membeli tiket untuk berlibur ke Jepang. Dijelaskannya, tiket berlibur itu sudah dibeli pada Desember lalu.
Tiket tersebut, jelas dia, awalnya dijadwalkan untuk tanggal 2 hingga 11 April 2025. "Karena perkiraan saya, anak-anak masuk sekolah itu sekitar tanggal 14 April 2025," kata Lucky.
2. Lucky mengaku sudah minta staff untuk bikin surat izin

Sebelum berangkat berlibur, Lucky mengaku sempat minta dibuatkan surat izin ke luar negeri kepada staffnya. Permintaan itu mengingat kemungkinan hari kerja setelah lebaran jatuh pada tanggal 8,9, dan 10 April.
Namun, permintaan itu ditolak, lantaran durasi izin yang dilakukan kurang dari 14 hari kerja. "Saya sempat bingung karena menurut saya waktu pengajuan masih lama. Namun, staf menjelaskan bahwa yang menjadi masalah adalah jumlah hari kerjanya," kata Lucky.
Terkait hal itu, Lucky akhirnya mengubah jadwal kepulangannya menjadi tanggal 6 April 2025 malam. Dengan demikian, dia akan sampai di Indramayu pada tanggal 7 April 2025 dan bisa kerja pada tanggal 8 April 2025.
"Dalam pikiran saya, dengan memajukan kepulangan, saya tidak akan melanggar aturan terkait hari kerja," jelas dia.
3. Lucky mengaku tahu SE larangan bepergian pada libur lebaran saat di Jepang

Dikonfirmasi terkait Surat Edaran (SE) berisi larangan bepergian saat libur Lebaran, dia mengaku baru mengetahuinya saat berada di Jepang.
"Saya mungkin kurang aware (menyadari) atau tidak melihat adanya surat edaran tersebut karena banyaknya surat yang masuk setiap harinya," jelas Lucky.
Lebih jauh dijelaskannya, selama berada di Jepang, dirinya senantiasa berkomunikasi dengan Wakil Bupati (Wabup). Lucky mengaku, selama liburan, sudah mendelegasikan tugas kepada Wabup.
"Pak Wabup sangat teliti dan mengingatkan saya untuk tidak meninggalkan kekosongan kepemimpinan. Saya pun telah mendelegasikan seluruh tugas dan tanggung jawab kepada beliau selama saya di sana," jelas dia.
4. Ngaku salah, siap terima konsekuensi

Kepergian Lucky Hakim sempat menjadi sorotan dari banyak kalangan. Bahkan, Wakil Gubenur Wagub Jawa Barat Erwan Setiawan mengaku kecewa dengan keputusan Bupati yang berlibur.
Terkait sorotan yang diarahkan kepadanya, Lucky mengaku dirinya keliru. Kekeliruan itu di antaranya terkait pemahaman tentang 'hari' dalam aturan perizinan.
"Saya merasa bersalah, karena salah mengartikan definisi hari kerja dalam aturan tersebut. Sejujurnya, dalam pemahaman saya, hari yang saya ajukan izin itu adalah hari kerja," jelas dia.
"Definisi saya tentang hari adalah hari kerja, namun saya menyadari seharusnya saya lebih teliti," lanjut dia.
Lucky menegaskan, dirinya tidak ada maksud untuk melanggar aturan yang ada. Lucky juga menegaskan kesiapannya menerima konsekuensi yang akan diterimanya.
Selain itu, dia juga akan menghadap pemerintahan yang berada di atasnya. "Saya ingin menjelaskan bahwa niat saya tidak seperti yang dipersepsikan. Namun, saya menyadari bahwa setiap tindakan ada konsekuensinya," beber dia.