KNKT Segera Ungkap Penyebab Kecelakaan Kereta di Cicalengka

Bandung, IDN Times - Penyebab peristiwa kecelakaan maut Kereta Api Turangga dengan KA Lokal Bandung masih menjadi tanda tanya. PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyatakan, penyebab kecelakaan akan segera diungkap oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo mengatakan, penyebab kecelakaan ini merupakan ranah dari KNKT. Dia memastikan, lembaga pemerintahan nonstruktural itu akan mengungkapkan sumber terjadinya kecelakaan.
"Jadi hari ini sejak tadi malam kami didampingi Dirjen Kereta Api (Kemenhub) kemudian KNKT terus melakukan pendalaman atas kejadian kemarin. Dan ini tupoksi KNKT," ujar Didiek pada awak media di Kantor Pusat KAI Bandung, Sabtu (6/1/2024).
1. PT KAI serahkan semua data ke KNKT

Didiek mengungkapkan, semua data dari peristiwa kecelakaan maut yang mengakibatkan empat pegawai KAI meninggal dunia dan 30 lebih penumpang luka-luka sudah diserahkan ke KNKT. Menurutnya, data itu akan menjadi pegangan KNKT untuk mengungkap penyebab kecelakaan.
"Jadi kami berikan data sepenuhnya ke KNKT didampingi DJKA sehingga ambil waktu sebentar mungkin tiga sampai empat hari nanti KNKT akan sampaikan pernyataan (penyebab peristiwa ini)," katanya.
2. Rel Stasiun Cicalengka-Haurpugur sudah bisa dilalui

Didiek menambahkan, kondisi petak Stasiun Cicalengka-Haurpugur yang menjadi titik peristiwa kecelakaan kemarin, kini sudah bisa dilintasi oleh kereta lainnya. Adapun proses evakuasi telah selesai sejak kemarin malam.
"Jadi rekan semua, sejak tadi malam jam 01:00 WIB hingga 02:00 WIB itu, (rel) sudah bisa dilintasi setelah kami evakuasi seluruh gerbong kereta yang mengalami tabrakkan," ujarnya.
3. PT KAI sudah selesai lakukan evakuasi

PT KAI juga telah melakukan perbaikan semua infrastruktur dan beberapa hal lainnya setelah peristiwa kecelakaan maut ini. Didiek memastikan, kereta yang melaju di rel itu juga dengan kecepatan lima kilometer per jam.
"Kami sudah lakukan perbaikan atas prasarana ini, sudah selesai, dan sudah normal dengan kecepatan lima kilometer per jam. kami juga terus melakukan pengamatan sementara ini," kata dia.