Keluarga Korban Gunung Kuda Cirebon Bersyukur Jenazah Puji Ditemukan

- Keluarga Puji Siswanto merasa sedikit bahagia setelah jenazahnya ditemukan empat hari setelah longsor Gunung Kuda Cirebon.
- Puji meninggalkan seorang istri dan dua orang anak perempuan, serta tidak ada firasat aneh sebelum kejadian.
- Keluarga merasakan lega meskipun masih sedih, karena tim berhasil menemukan jasad korban dan mendapat komitmen bantuan dari Gubernur Jawa Barat.
Majalengka, IDN Times- Di tengah kesedihan kejadian longsor longsor Gunung Kuda Cirebon, keluarga korban mengaku masih merasakan sedikit bahagia, Salah satunya dirasakan keluarga Puji Siswanto. Kebahagiaan itu lantaran jenazah almarhum akhirnya berhasil ditemukan, setelah berlalu empat hari sejak kejadian pada Jumat (30/5/2025).
Puji adalah salah satu korban yang meninggal dunia, warga Desa Parungjaya, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, berhasil ditemukan pada Senin (2/6/2025) siang. Jenazahnya sempat dievakuasi ke RS Arjawinangun, selanjutnya dibawa ke rumah duka dan tiba sekitar pukul 19.00 WIB.
"Sudah ketemu, sudah alhamdulillah," Kata kerabat korban, Ema Setia Laksana di rumah duka, Senin malam.
1. Korban meninggalkan seorang istri dan dua anak

Di hari kejadian, tidak ada hal aneh pada diri korban. Puji, kata Ema, berangkat ke Gunung Kuda sekitar jam lima pagi, seperti biasanya.
"Pagi berangkat jam lima dari sini. Tiap hari, PP (pulang pergi). Pagi (di hari kejadian) tuh berangkat. Ya tidak ada ilafat (firasat). Berangkat seperti biasanya. Berangkat jam lima," kata dia.
Korban meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. "Istrinya satu. Anaknya dua, perempuan semua. Yang kecil SMP kelas satu. Yang pertamanya keluar SMA, kerja di perusahaan," jelas Ema.
Seingat Ema, korban yang merupakan keponakannya itu sudah bekerja di tambang Gunung Kuda sekitar tiga tahun. "Sudah lama, sudah tiga tahunan kerja di sana. Dan sebelumnya juga sama teman-teman nya ini (pindah) kemana, eh ketemu lagi di Dukupuntang," papar dia.
2. Jenazah Puji diketahui dari fotokopi KTP

Keluarga tidak menyangka keberangkatan Puji pada Jumat pagi itu sebagai perjumpaan terakhir kalinya. Beranjak siang, keluarga menerima kabar tambang di Gunung Kuda, yang menjadi tempat kerja Puji longsor.
"Ada temannya, temannya ngasih tahu. Jam sembilanan. Sebelum jumatan sudah dapat informasi. Saat berita terjadi longsor, keluarga cari informasi, datang ke sana," jelas Ema.
"Keluarga ke sana. Ya yang namanya suami kerja di sana, mendengar hal seperti ini pastilah kekhawatiran yang sangat dalam. Sehingga cari info ke sana," lanjut dia.
Duka keluarga semakin dalam, setelah korban tidak kunjung ditemukan. Setelah menunggu beberapa hari, tepatnya empat hari setelah kejadian, jenazah Puji akhirnya berhasil ditemukan.
"Sudah ditemukan beberapa jenazah (tapi Puji) gak ketemu lagi, gak ketemu lagi. Nah baru hari sekarang, alhamdulillah tadi siang ada berita," kata dia.
Jenazah Puji berhasil diketahui berkah kartu identitas yang ditemukan dari saku. Dari jasad, jenazah Puji sejatinya susah dikenali.
"Karena sudah tidak terdeteksi kan, cuma di saku nya ada foto kopi KTP. Jadi begitu dibawa ke RS Arjawinangun, sudah ada kepastian bahwa itu adalah Mas Puji," kata dia
3. Bersyukur bakal diberikan santunan dan jaminan sekolah

Kesedihan menyelimuti keluarga Puji sejak kabar duka itu tiba. Setiap hari, tangisan menjadi pemandangan lumrah keluarga korban.
"Ya otomatis setiap hari menangis. Begitu (jenazah) almarhum datang, sudah tidak bisa nangis lagi. Tadi kata Basarnas ga bisa liat, kita ga bisa maksa ya. Berita dari hari jumat baru ketemu hari ini kan," ungkap dia.
Meskipun masih dihinggapi kesedihan, tetapi keberhasilan tim menemukan jasad korban, sedikit membuat keluarga merasa lega. "Harapan nya (jasad korban) bisa ketemu dulu. Masalah harapan keluarga selanjutnya, anak-anaknya, itu belum terpikirkan," papar dia.
Ema pun mengaku merasa bersyukur dengan komitmen dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
"Tapi kan kita sudah mendengar langsung dari KDM sendiri ya bahwa nanti ada santunan, terus anak-anaknya dijamin sampai perguruan tinggi. Kami sebagai keluarga, alhamdulillah. Artinya ada jaminan buat anak-anak korban," kata dia.
"Saya sangat ucapkan terima kasih kepada Kang Dedi Mulyadi, semua OPD, baik dari Kapolres nya, Dandimnya, pemerintah nya, khususnya dari Majalengka. Hanya satu yang korban (meninggal) itu (dari Majalengka). Walaupun ada dari Kertajati, tapi selamat (korban luka)," papar dia