Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kelola Kayu, UMKM Asal Indonesia Tembus ke Pasar Amerika dan Eropa

Ilustrasi ekspor
Ilustrasi ekspor
Intinya sih...
  • UMKM Indonesia, Famos Eco Wood, sukses merambah pasar premium Jepang, Australia, Italia, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, dan Singapura dengan pendekatan unik.
  • Famos menawarkan beragam produk kayu dengan standar teknis internasional dan proses produksi berprinsip Zero Waste serta menggunakan bahan kayu tropis legal dan tersertifikasi.
  • Famos mengembangkan lini biomassa dari serbuk kayu sebagai bagian dari strategi energi berkelanjutan dan tengah menyiapkan sistem modular wood construction bernama Smart Future System.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Perusahaan UMKM pengelola kayu asal Indonesia, Famos Eco Wood telah berhasil merambah pasar-pasar premium Jepang, Australia, Italia, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, dan Singapura. Keberhasilan merambah pasar ini diklaim karena pendekatannya yang tergolong unik.

Pendiri Famos Eco Wood, Marcell Tee mengungkapkan, pendekatan yang unik ini yaitu dengan menggabungkan ketepatan manufaktur modern melalui sentuhan tangan pengrajin lokal.

"Kami percaya bahwa "Made in Indonesia" harus punya makna baru: bukan hanya soal kuantitas, tapi kualitas, keberlanjutan, dan nilai estetika," ujar Marcell Tee, melalui keterangan resmi, Sabtu (14/6/2025).

1. Komitmen memajukan pengrajin lokal

ilustrasi kapal ekspor barang (pexels.com/Martin Damboldt)
ilustrasi kapal ekspor barang (pexels.com/Martin Damboldt)

Sebagai boutique wood manufacturer, Famos menawarkan beragam produk mulai dari flooring, decking, ceiling, decorative panels dan masih banyak produk lainnya yang dikembangkan dengan standar teknis internasional.

Proses produksinya dijalankan dengan prinsip Zero Waste, teknologi Precise Cut CNC, dan Acrylic Based UV Coating, serta menggunakan bahan kayu tropis legal dan tersertifikasi.

Namun lebih dari sekadar produk, Famos hadir dengan filosofi menyeluruh: membina pengrajin lokal, melestarikan keterampilan tradisional, serta membangun sistem produksi yang transparan dan bertanggung jawab.

2. Kayu bukan sekedar produk melainkan bioenergi

ilustrasi ekspor (pexels.com/Kai Pilger)
ilustrasi ekspor (pexels.com/Kai Pilger)

Setiap proyek dilengkapi dokumentasi menyeluruh, dari asal bahan baku hingga pelaporan teknis progres, yang menjadi jaminan kualitas dan kepercayaan bagi klien global.

Kemudian, yang membedakan Famos dari banyak pelaku industri lainnya adalah visinya terhadap masa depan kayu bukan hanya sebagai material bangunan, tapi juga sebagai sumber energi terbarukan.

"Kami melihat kayu bukan sekadar produk, tapi bioenergi masa depan, karena saat ini Famos juga tengah mengembangkan lini biomassa dari serbuk kayu, sebagai bagian dari strategi energi berkelanjutan," ungkap Marcell.

3. Industri masa depan tidak hanya mengandalkan keindahan desain

IMG-20250614-WA0047.jpg
(Istimewa)

Famos telah memulai transformasi internal di mana pabrik utama kini sudah sepenuhnya menggunakan bioenergi dari kayu sebagai pengganti bahan bakar konvensional. Bahkan, peralatan berat seperti forklift pun telah dialihkan ke sistem bertenaga baterai, menunjukkan komitmen nyata terhadap prinsip eco industry.

"Industri masa depan tidak bisa hanya mengandalkan efisiensi dan keindahan desain. Ia harus ramah lingkungan, terbarukan, dan bertanggung jawab," katanya.

Menatap ke depan, Famos tengah menyiapkan sistem baru bernama Smart Future System, modular wood construction yang mengedepankan fleksibilitas desain, efisiensi biaya, dan kecepatan instalasi. Sistem ini dirancang untuk proyek skala besar seperti resort tropikal, perkantoran, hingga hunian premium, terutama di pasar Asia Tenggara, Eropa dan Eropa.

"Inovasi kami bertumpu pada dua kata kunci: Innovation dan sustainability. Dan Indonesia punya semua elemen dasarnya, kayu terbaik, pengrajin terampil, dan kekayaan budaya yang tak ternilai," katanya.

Share
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us