Jalan Raya Pangalengan Longsor, Akses Lalu Lintas Terputus

Bandung, IDN Times - Bencana longsor terjadi di alan Raya Pangalengan Kampung Babakan Sukasari Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Senin dini hari. Petugas gabungan saat ini tengah mengevakuasi tanah longsor yang menutup akses jalan penghubung antar-kecamatan tersebut.
“Peristiwa ini menyebabkan akses jalan yang menghubungkan Kecamatan Pangalengan dengan Kecamatan Cimaung lumpuh total,” kata Kapolsek Pangalengan AKP Edi Pramana di Kabupaten Bandung, Senin (14/4/2025).
1. Longsoran tanah capai 10 meter

Edi menjelaskan, kepolisian bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Bandung langsung bergerak cepat dengan mendatangi dan mengamankan lokasi kejadian.
"Kami segera berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum untuk penanganan pembersihan material longsoran yang membutuhkan alat berat," katanya.
Longsor di tebing tanah setinggi kurang lebih 10 meter ini menyebabkan badan jalan ditutupi tanah yang dipicu hujan deras yang turun sejak pagi hingga malam pada Minggu (13/4/2025). Kondisi tanah yang labil ketika itu mengakibatkan tidak mampu menahan air hujan.
“Longsor ini terjadi setelah wilayah tersebut diguyur hujan deras sepanjang hari sebelumnya,” kata dia.
2. Imbau warga cari jalan alternatif

Menurut dia, tidak ada korban maupun kerugian materi atas kejadian ini. Sementara situasi di lapangan telah dikendalikan dan penanganan lebih lanjut tengah dilakukan oleh pihak terkait.
"Alhamdulillah, saat ini sudah mulai dilakukan pembersihan material tanah longsor," katanya.
Edi mengimbau masyarakat yang melintasi jalur tersebut untuk sementara mencari jalur alternatif dan tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, mengingat curah hujan yang masih tinggi di wilayah Bandung Selatan.
3. BMKG imbau warga waspadai potensi perubahan cuaca

Sementara itu, Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan, saat ini sedang ada Bibit Siklon Tropis 96S di sejumlah daerah Indonesia yang bisa berdampak pada peningkatan curah hujan. Namun, kondisi ini
tidak berdampak signifikan terhadap wilayah Jawa Barat.
Sistem ini berada jauh di selatan-tenggara Indonesia dan dampak utama hanya dirasakan di wilayah NTT dan Maluku bagian selatan. Meski demikian, cuaca di Jawa Barat tetap perlu diwaspadai untuk potensi perubahan pola angin dan peningkatan awan karena pengaruh tidak langsung, terutama di wilayah pesisir selatan.