Infrastruktur di Sumber Cirebon Rusak Diterjang Banjir

- Aktivitas warga lumpuh sesaat
- Banjir bandang terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi
- Aliran air cepat menggenangi jalan dan merusak infrastruktur
- Lumpur dan material kayu menutup akses permukiman
- Barang gudang swalayan hanyut terbawa
- Ketinggian air mencapai satu meter di Kecamatan Sumber
- Rumah, sekolah, dan pusat usaha terendam banjir
- Gudang swalayan tersapu banjir, menyebabkan barang dagangan hanyut
Cirebon, IDN Times - Sejumlah infrastruktur di wilayah Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengalami kerusakan akibat terjangan banjir yang terjadi pada Selasa (23/12/2025).
Derasnya aliran air yang datang secara tiba-tiba menggerus badan jalan dan menjebol tembok penahan tanah (TPT) di beberapa titik, sehingga mengganggu aktivitas warga.
Pantauan di lapangan menunjukkan kondisi jalan yang terkelupas dan dipenuhi lumpur, sementara material tanah dan batu terbawa arus hingga menutup sebagian akses permukiman. Hingga Rabu (24/12/2025), warga setempat masih melakukan pembersihan darurat untuk membuka jalur yang terdampak.
1. Aktivitas warga lumpuh sesaat

Banjir bandang terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kecamatan Sumber dan sekitarnya sejak siang hingga sore hari.
Debit air sungai dan saluran drainase meningkat tajam, sebelum akhirnya meluap dan mengalir deras ke kawasan permukiman serta ruas jalan.
Warga mengungkapkan, air datang secara cepat dari arah hulu dengan membawa lumpur dan material kayu. Dalam hitungan menit, aliran tersebut menggenangi jalan dan menghantam TPT yang berada di sisi jalan dan permukiman.
Meski tidak berlangsung lama, derasnya arus cukup untuk menyebabkan kerusakan fisik pada infrastruktur yang dilalui banjir bandang tersebut.
Berdasarkan pantauan di lapangan, kerusakan paling terlihat terjadi pada badan jalan yang aspalnya mengelupas dan tergerus air. Di beberapa titik, lapisan aspal terangkat dan meninggalkan lubang serta permukaan jalan yang licin akibat lumpur.
Selain itu, TPT di sisi saluran air dilaporkan jebol akibat tidak mampu menahan tekanan arus. Runtuhan TPT menyebabkan longsoran tanah kecil yang ikut menutup sebagian jalan dan mengancam bangunan di sekitarnya.
Material lumpur, pasir, dan ranting pohon juga menumpuk di badan jalan dan halaman rumah warga. Kondisi tersebut membuat arus lalu lintas sempat tersendat dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua di beberapa titik.
2. Barang gudang swalayan hanyut terbawa

Diketahui, dalam kejadian tersebut dua wilayah dilaporkan terendam, yakni Kecamatan Sumber dan Talun. Banjir terparah terjadi di Kecamatan Sumber dengan ketinggian air mencapai sekitar satu meter.
Saat kejadian, warga terlihat berupaya menyelamatkan barang-barang berharga dengan mengangkatnya ke tempat yang lebih tinggi. "Biasanya tidak banjir, sekarang banjir," kata Yuyun, warga Perum Purnama Indah, Kelurahan Kaliwadas, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Selasa (23/12/2025).
Di Kecamatan Sumber, banjir merendam kawasan permukiman padat penduduk dan area pertokoan. Beberapa rumah terendam hingga setinggi dada orang dewasa, sehingga aktivitas masyarakat lumpuh total.
Sekolah, perkantoran, dan pusat usaha terpaksa menghentikan kegiatan karena akses jalan tidak dapat dilalui kendaraan.
Salah satu dampak terparah terjadi pada gudang milik sebuah supermarket di wilayah tersebut. Gudang itu dilaporkan tersapu banjir hingga menyebabkan sejumlah barang dagangan hanyut terbawa arus. Kardus-kardus berisi kebutuhan pokok tampak berserakan di sekitar lokasi, sementara sebagian lainnya mengapung di genangan air.
Di Kecamatan Talun, genangan air berkisar antara 30 hingga 70 sentimeter. Meski tidak setinggi di Sumber, banjir tetap mengganggu mobilitas warga.
Sepeda motor terpaksa didorong karena mesin mati saat mencoba menerobos genangan. Beberapa kendaraan memilih berputar arah untuk menghindari jalur yang terendam.
3. Warga minta evaluasi drainase dan antisipasi banjir susulan

Sejumlah warga menilai banjir kali ini berbeda dari biasanya karena datang secara tiba-tiba dan membawa material dalam jumlah besar. Mereka menduga buruknya sistem drainase serta pendangkalan saluran air menjadi salah satu pemicu meluapnya arus ke permukiman.
Warga pun meminta pemerintah daerah segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap saluran air, sungai, dan kondisi TPT di kawasan rawan banjir, terutama menjelang puncak musim hujan.
“Kami khawatir kalau hujan besar turun lagi, banjir bisa terulang. Jangan sampai nunggu korban dulu baru ada tindakan,” kata Yuyun.


















